13 Bom di Jakarta  merupakan film yang tayang di bioskop Indonesia pada 28 Desember 2023 lalu. Film produksi Visinema Pictures dan disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini menghabiskan dana produksi sebesar 75 milliar rupiah. Film 13 Bom di Jakarta ini dibintangi oleh Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Luthesa, dan masih banyak lagi lainnya. Film ini mengklaim sebagai film aksi terbesar di Indonesia.
Sinopsis film 13 Bom di Jakarta
Melansir dari Youtube Visinema, sekelompok teroris yang dipimpin oleh Arok (Rio Dewanto) membuat kacau kota Jakarta dengan menembakkan rudal ke mobil pertahanan pemerintah yang didalamnya berisi uang. Baku tembak terjadi antara para polisi dan teroris menambah kekacauan yang terjadi diwilayah tersebut, hingga akhirnya para polisi dikalahkan oleh para teroris dan membom mobil yang berisikan uang tersebut hingga akhirnya uang tersebut berhamburan di langit dan jalan-jalan.
Akibat dari aksi terorisme di wilayah Jakarta itu membuat para masyarakat sontak ketakutan dan memunculkan banyak berita-berita terorisme di televisi dikarenakan Arok memberikan ancaman bahwa akan mengebom wilayah Jakarta di 13 wilayah.Â
Untuk hal itu tidak terjadi, Arok meminta tebusan sebesar 100 Bitcoin atau setara miliyaran rupiah. Pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah menyerahkannya pada pasukan khusus yang terdiri dari Badan Intelijen Negara dan agen rahasia untuk mengusut teror tersebut.
Perusahaan Indodax yang merupakan start up  dengan bisnis Bitcoin dilacak oleh Badan Intelijen Negara dan menangkap dua founder perusahaan tersebut yaitu Oscar dan William karena masuk dalam daftar hitam Penelusuran Badan Kontra Terorisme Indonesia. Mereka berdua akhirnya digunakan oleh Badan Intelijen Negara untuk membayar tebusan 100 Bitcoin agar Arok tidak jadi melakukan serangan terornya dan agar Badan Intelijen Negara bisa melacak para teroris tersebut.
Namun, imbalan yang diberikan hanyakah rencana awal Arok dan dia tidak berniat untuk memberhentikan aksinya, tujuan Arok melakukan aksi terorisme dengan cara mengebom wilayah sentral Jakarta adalah untuk merusak ekonomi negara dan menghancurkan nilai mata uang rupiah agar semua masyarakat setara. Arok sudah muak melihat ketimpangan ekonomi di Indonesia, melihat para pejabat dan hanya segelintir orang yang kaya, mereka menindas kaum yang miskin, serta pemerintah yang dinilai Arok tidak mampu dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Bagaimanakah kelanjutan aksi para teroris yang di pimpin oleh Arok? Bagaimana nasib dari Oscar dan William yang ditangkap Badan Inteijen Negara? Apakah pemerintah berhasil menghentikan tindakan terorisme di Indonesia? Tonton lebih lanjut kisahnya di film 13 Bom di Jakarta!
Fakta menarik film 13 Bom di Jakarta
1. Senjata asli, bom asli, ledakan asli
Semua properti yang digunakan pada film ini asli mulai dari pistol yang dipegang para aktor, ledakan mobil, bom asli, dan pakaian-pakaian anggota intelijen.
2. Proses produksi yang menengangkan: hanya 40 hari
Sutradara dari film 13 bom di Jakarta, Angga Dwimas Sasongko, diberi waktu oleh produser untuk menyelesaikan  film tersebut dalam waktu 40 hari saja. Hal tersebut memberi ketegangan pada Angga karena pada masa produksi film tersebut yang cukup sulit ditambah lagi dengan waktu yang diberikan hanya 40 hari saja.
3. Makna angka 13
Filosofi angka 13 pada film digunakan sebagai simbol keberuntungan atau ketidakberuntungan, dalam konteks film ini, angka 13 juga menjadi simbol "Reborn" atau memulai kembali dari awal.
Terinspirasi dari Kisah Nyata
Pendiri sekaligus CEO platform Indodax, Oscar Darmawan, mengungkapkan bahwa film 13 Bom Di Jakarta yang sedang tayang di bioskop terinspirasi dari kisah nyata Indodax pada awal berdiri pada 2015. Oscar menggatakan bahwa Indodax pernah terseret kasus terorisme peledakan bom di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Alam Sutera, di mana pelakunya minta tebusan dalam bentuk 100 keping Bitcoin yang pada saat itu setara Rp320 juta.
"Kami sempat ngobrol dan Angga melihat kisah kami sebagai sesuatu yang menarik buat diceritakan ke publik, tentang bagaimana kami membantu negara dalam mengungkap salah satu kasus terorisme di masyarakat," ujarnya.
Berangkat dari perbincangan tersebut, keduanya pun sepakat untuk berkolaborasi membuat sebuah film dengan latar cerita seperti yang dialami Indodax, bahkan tokoh utama cerita tersebut nantinya adalah Oscar dan William dari Indodax.
Dalam kerja sama ini, Â Indodax berperan sebagai salah satu sponsor, termasuk memberikan izin kepada Visinema untuk menceritakan ulang kisah itu dalam versi yang lebih dramatis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H