Mohon tunggu...
Faisal Rahmadani
Faisal Rahmadani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa kerja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

5 Keberanian di Balik Rukun Islam, Bagian Puasa Makjleb buat Mental Tempe

26 Mei 2019   13:15 Diperbarui: 26 Mei 2019   13:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Keberanian merupakan sifat yang terpuji dari pandangan siapapun, entah itu dari sudut pandang agama, ataupun masyarakat, atau pula perseorangan. Keberanian ini sudah tentu konteksnya adalah keberanian dalam hal positif, bukan keberanian dalam hal negatif. Dari ruang lingkupnya sendiri bisa dipahami oleh semua orang, dari anak kecil hingga dewasa. Ada banyak contoh keberanian yang sangat dihargai dewasa ini, seperti berani bersikap jujur, berani tampil di depan umum, dan masih banyak lagi berbagai jenis keberanian yang lainnya.

Penulis sendiri pernah membaca buku yang membahas tentang 5 keberanian yang ada di balik rukun Islam. Jika diruntut lebih lanjut, mungkin beginilah maksud dari 5 keberanian di balik rukun Islam yang dipahami penulis.

Rukun Islam pertama: bersyahadat

Bersyahadat artinya mengakui, menyaksikan, menjadikan diri sebagai saksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Jika kita mengingat pada masa Rasulullah, hanya orang-orang yang memiliki nyali yang garang saja yang berani bersyahadat di depan umum, di depan orang-orang kafir. Hanya orang-orang yang memiliki nyali luar biasa saja yang berani bersyahadat di hadapan orang-orang yang mungkin akan mencelakainya atas sikap ini.

Penulis sendiri memahami jika dikontekskan ke zaman sekarang, bisa juga dikatakan sebagai keberanian menyatakan kepada dunia bahwa, inilah aku, it's me, seseorang yang mengakui bahwa Allah Tuhanku, dan Muhammad nabiku. Bersyahadat sendiri dapat diartikan sebagai kesaksian bahwa seseorang bercita-cita menjadi seorang hamba sejati, yang memberikan segalanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah cita-citaku, menjadi musmin sejati.

Rukun Islam kedua: sholat

Sholat sendiri merupakan ibadah yang sangat lekat dengan kehidupan seorang muslim. Hal ini dibuktikan dengan kewajibannya untuk melakukan sholat 5 waktu dalam sehari, dan ada banyak sekali sholat sunnah yang bisa dilaksanakan selain sholat fardhu yang 5 tadi. Sholat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan bagaimanapun keadaannya, bagaimanapun kondisinya, jika tak bisa berdiri, maka berduduk, jika tak bisa berduduk maka berbaring, jika tak bisa berbaring, maka sekurang-kurangnnya dengan isyarat. Singkatnya, sholat harus dikerjakan, bagaimanapun keadaannya.

Sholat ini merupakan langkah berikutnya setelah seseorang bersyahadat, artinya jika dia telah berani menyaksikan dirinya ingin menjadi seorang muslim sejati, maka dia harus membuktikannya. Tidak boleh ada NATO, not action tak only, sekecil apapun usaha yang bisa dilakukan, maka bertindak merupakan harga dari sebuah cita-cita. Berani bermimpi, berani bertindak.

Rukun Islam ketiga: puasa

Berpuasa bisa dikatakan merupakan ibadah Islam yang memiliki tempo jangka yang cukup panjang, rata-rata orang berpuasa atau menahan lapar yaitu di atas 13 jam, bahkan bisa sampai lebih dari sehari. Dan di akhir ibadah, seseorang akan menikmati nikmatnya berbuka, setelah menahan lapar seharian.

Dari ibadah tersebut, dapat digambarkan bahwa untuk mencapai suatu hasil yang membahagiakan, seseorang harus siap berproses sampai dia mendapatkan apa yang diinginkan. Jika seseorang telah memiliki apa yang diinginkannya, maka dia harus bertindak untuk mendapatkannya, tak cukup sampai disitu, dia harus terus bersabar sampai apa yang diinginkannya tercapai. Begitulah yang namanya berpuasa atau berproses, siap bertindak, siap berproses. Ulat sekalipun takkan pernah bisa jadi kupu-kupu yang indah jika tak mau berproses.

Rukun Islam keempat: zakat

Zakat merupakan ibadah mengeluarkan harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. Zakat sendiri bisa berupa harta atau makanan pokok. Singkatnya zakat merupakan harta yang dimiliki oleh seseorang. Di dalam al-Qur'an sendiri disebutkan bahwa manusia diserukan untuk memberikan hartanya terlebih dahulu sebelum memberikan jiwanya. Karena menurut kebanyakan manusia, lebih mudah memberikan jiwa dibandingkan harta yang dimiliki.

Zakat di sini bisa diartikan sebagai keberanian untuk mengorbankan apa yang dicintai. Maka dalam perjalanan hidup menuju cita-cita yang selama ini diimpikan, menggapai impian menjadi seorang muslim sejati, maka tak ayal seseorang harus siap untuk mengorbankan apa yang dicintainya jika itu sudah dihadapkan kepada pilihan dengan cita-cita luhurnya tersebut. Seorang yang telah bermimpi, bertindak, berproses, maka harus siap pula melepaskan hal-hal yang membelenggunya dari perjalanan menuju cita-citanya tersebut. Seseorang telah menerima sakitnya perjuangan menuju mimpinya, maka dia harus menerima hadiah dari rasa sakit tersebut, tak boleh berhenti di sana.

Rukun Isam kelima: haji

Haji sendiri merupakan ibadah yang tidak semua umat Islam merasa dapat melaksanakannya. Mengapa dikatakan "merasa" karena jika dikatakan mustahil, justru banyak kisah-kisah orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan telah merealisasikan ibadah ini. Dengan berbagai latar belakang kisah yang telah dilaluinya.

Berbicara tentang haji, ada ibadah yang sangat khas dalam ibadah ini. Yaitu berwukuf di arafah. Berwukuf di sini yaitu merenungi segala perbuatan yang telah dilakoni dalam menggapai mimpi yang luhur, menjadi muslim sejati. Sudah benarkan jalan yang diambil? Sudah ridha kah Allah dan Rasul-Nya atas hidupnya?

Maka ini disebut sebagai evaluasi diri, berani bercita-cita dan melalui berbagai hal di dalamnya, maka berevaluasi merupakan langkah terakhir untuk terus memperbaiki diri untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan tersebut. Dengan melakukan evaluasi diri, seseorang akan lahir kembali di dalam pikirannya menjadi seseorang yang lebih matang dalam persiapan untuk menghadapi hidup yang mungkin saja akan lebih keras lagi. Karena sebaik-baiknya manusia, akan bertemu dengan sekeras-kerasnya cobaan hidup. Maka berani berevaluasi untuk mempersiapkan diri, merupakan langkah pasti yang harus diambil.

Meski hanya dilihat dari keberanian saja, seseorang sudah bisa dikatakan lebih maju dari orang lain. Dalam kata-kata terkenalnya, seorang pembisnis sukses dari negeri china pernah berkata, "aku melakukannya, ketika orang-orang hanya melihat," jack Ma. Artinya dia berani dalam mengambil tindakan di saat orang lain hanya melihat saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun