Mohon tunggu...
Faisal Rahmadani
Faisal Rahmadani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa kerja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

5 Keberanian di Balik Rukun Islam, Bagian Puasa Makjleb buat Mental Tempe

26 Mei 2019   13:15 Diperbarui: 26 Mei 2019   13:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Rukun Islam keempat: zakat

Zakat merupakan ibadah mengeluarkan harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. Zakat sendiri bisa berupa harta atau makanan pokok. Singkatnya zakat merupakan harta yang dimiliki oleh seseorang. Di dalam al-Qur'an sendiri disebutkan bahwa manusia diserukan untuk memberikan hartanya terlebih dahulu sebelum memberikan jiwanya. Karena menurut kebanyakan manusia, lebih mudah memberikan jiwa dibandingkan harta yang dimiliki.

Zakat di sini bisa diartikan sebagai keberanian untuk mengorbankan apa yang dicintai. Maka dalam perjalanan hidup menuju cita-cita yang selama ini diimpikan, menggapai impian menjadi seorang muslim sejati, maka tak ayal seseorang harus siap untuk mengorbankan apa yang dicintainya jika itu sudah dihadapkan kepada pilihan dengan cita-cita luhurnya tersebut. Seorang yang telah bermimpi, bertindak, berproses, maka harus siap pula melepaskan hal-hal yang membelenggunya dari perjalanan menuju cita-citanya tersebut. Seseorang telah menerima sakitnya perjuangan menuju mimpinya, maka dia harus menerima hadiah dari rasa sakit tersebut, tak boleh berhenti di sana.

Rukun Isam kelima: haji

Haji sendiri merupakan ibadah yang tidak semua umat Islam merasa dapat melaksanakannya. Mengapa dikatakan "merasa" karena jika dikatakan mustahil, justru banyak kisah-kisah orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan telah merealisasikan ibadah ini. Dengan berbagai latar belakang kisah yang telah dilaluinya.

Berbicara tentang haji, ada ibadah yang sangat khas dalam ibadah ini. Yaitu berwukuf di arafah. Berwukuf di sini yaitu merenungi segala perbuatan yang telah dilakoni dalam menggapai mimpi yang luhur, menjadi muslim sejati. Sudah benarkan jalan yang diambil? Sudah ridha kah Allah dan Rasul-Nya atas hidupnya?

Maka ini disebut sebagai evaluasi diri, berani bercita-cita dan melalui berbagai hal di dalamnya, maka berevaluasi merupakan langkah terakhir untuk terus memperbaiki diri untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan tersebut. Dengan melakukan evaluasi diri, seseorang akan lahir kembali di dalam pikirannya menjadi seseorang yang lebih matang dalam persiapan untuk menghadapi hidup yang mungkin saja akan lebih keras lagi. Karena sebaik-baiknya manusia, akan bertemu dengan sekeras-kerasnya cobaan hidup. Maka berani berevaluasi untuk mempersiapkan diri, merupakan langkah pasti yang harus diambil.

Meski hanya dilihat dari keberanian saja, seseorang sudah bisa dikatakan lebih maju dari orang lain. Dalam kata-kata terkenalnya, seorang pembisnis sukses dari negeri china pernah berkata, "aku melakukannya, ketika orang-orang hanya melihat," jack Ma. Artinya dia berani dalam mengambil tindakan di saat orang lain hanya melihat saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun