Keberanian merupakan sifat yang terpuji dari pandangan siapapun, entah itu dari sudut pandang agama, ataupun masyarakat, atau pula perseorangan. Keberanian ini sudah tentu konteksnya adalah keberanian dalam hal positif, bukan keberanian dalam hal negatif. Dari ruang lingkupnya sendiri bisa dipahami oleh semua orang, dari anak kecil hingga dewasa. Ada banyak contoh keberanian yang sangat dihargai dewasa ini, seperti berani bersikap jujur, berani tampil di depan umum, dan masih banyak lagi berbagai jenis keberanian yang lainnya.
Penulis sendiri pernah membaca buku yang membahas tentang 5 keberanian yang ada di balik rukun Islam. Jika diruntut lebih lanjut, mungkin beginilah maksud dari 5 keberanian di balik rukun Islam yang dipahami penulis.
Rukun Islam pertama: bersyahadat
Bersyahadat artinya mengakui, menyaksikan, menjadikan diri sebagai saksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Jika kita mengingat pada masa Rasulullah, hanya orang-orang yang memiliki nyali yang garang saja yang berani bersyahadat di depan umum, di depan orang-orang kafir. Hanya orang-orang yang memiliki nyali luar biasa saja yang berani bersyahadat di hadapan orang-orang yang mungkin akan mencelakainya atas sikap ini.
Penulis sendiri memahami jika dikontekskan ke zaman sekarang, bisa juga dikatakan sebagai keberanian menyatakan kepada dunia bahwa, inilah aku, it's me, seseorang yang mengakui bahwa Allah Tuhanku, dan Muhammad nabiku. Bersyahadat sendiri dapat diartikan sebagai kesaksian bahwa seseorang bercita-cita menjadi seorang hamba sejati, yang memberikan segalanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah cita-citaku, menjadi musmin sejati.
Rukun Islam kedua: sholat
Sholat sendiri merupakan ibadah yang sangat lekat dengan kehidupan seorang muslim. Hal ini dibuktikan dengan kewajibannya untuk melakukan sholat 5 waktu dalam sehari, dan ada banyak sekali sholat sunnah yang bisa dilaksanakan selain sholat fardhu yang 5 tadi. Sholat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan bagaimanapun keadaannya, bagaimanapun kondisinya, jika tak bisa berdiri, maka berduduk, jika tak bisa berduduk maka berbaring, jika tak bisa berbaring, maka sekurang-kurangnnya dengan isyarat. Singkatnya, sholat harus dikerjakan, bagaimanapun keadaannya.
Sholat ini merupakan langkah berikutnya setelah seseorang bersyahadat, artinya jika dia telah berani menyaksikan dirinya ingin menjadi seorang muslim sejati, maka dia harus membuktikannya. Tidak boleh ada NATO, not action tak only, sekecil apapun usaha yang bisa dilakukan, maka bertindak merupakan harga dari sebuah cita-cita. Berani bermimpi, berani bertindak.
Rukun Islam ketiga: puasa
Berpuasa bisa dikatakan merupakan ibadah Islam yang memiliki tempo jangka yang cukup panjang, rata-rata orang berpuasa atau menahan lapar yaitu di atas 13 jam, bahkan bisa sampai lebih dari sehari. Dan di akhir ibadah, seseorang akan menikmati nikmatnya berbuka, setelah menahan lapar seharian.
Dari ibadah tersebut, dapat digambarkan bahwa untuk mencapai suatu hasil yang membahagiakan, seseorang harus siap berproses sampai dia mendapatkan apa yang diinginkan. Jika seseorang telah memiliki apa yang diinginkannya, maka dia harus bertindak untuk mendapatkannya, tak cukup sampai disitu, dia harus terus bersabar sampai apa yang diinginkannya tercapai. Begitulah yang namanya berpuasa atau berproses, siap bertindak, siap berproses. Ulat sekalipun takkan pernah bisa jadi kupu-kupu yang indah jika tak mau berproses.