Mohon tunggu...
Faisal Idrus
Faisal Idrus Mohon Tunggu... Editor - menyukai bakso

saya menyukai olah raga dan makan bakso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mistitisme Islam Prof Dr. H. Hamka (Tasawuf Modrn)

15 Januari 2022   11:19 Diperbarui: 15 Januari 2022   11:25 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Periode modern, dalam bidang agama ditandai dengan reformasi protestanisme dan calvinisme yang menentang hegemoni tirani Gereja Katolik di bawah imperium kepausan. Dalam bidang politik berkembang bentuk "Nation State" (Negara Bangsa) yang kedaulatannya bersumber dari manusia (demokrasi, kontrak sosial) dan bukan dari Tuhan (Theokrasi). Dalam bidang filsafat dimulai dari munculnya aliran Rasionalisme yang didirikan oleh Rene Descartes dengan semboyannya “cogito ergo sum" (saya berfikir maka saya ada).

Ketika bangsa-bangsa Eropa (Itali, Portugis, Prancis, Inggris, Jerman, Belanda), melaksanakan ekspansi ke negara-negara Afrika dan Asia, yang sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah Dunia Islam, ide kemodernan tersebut mereka bawa ke negara-negara jajahan. Kaum muslimin, melalui tokoh- tokoh mereka, menyikapi proses modernisasi dengan cara yang berbeda bahkan bertolak belakang satu sama lainnya.

Ada yang menerima secara antusias dan ada yang menolak secara radikal dengan asumsi modernisasi identik dengan sekularisasi dan westernisasi, tentunya ada juga yang melakukan adaptasi-adaptasi selektif. Karena itu sekitar abad XIX bermunculan aliran- aliran modern dalam Islam. Hamka sebagai seorang tokoh pembaharu Islam di Indonesia tentu mengikuti juga paradigma pemikiran.

modernis lainnya termasuk pemikiran dalam bidang tasawuf. Ia mempelajari secara mendalam Ilmu Tasawuf dan mengajarkan Ilmu Tasawuf di perguruan tinggi Islam dan meninggalkan karya-karya penting dalam bidang ilmu Tasawuf, yaitu Tasawuf Modern dan Tasawuf perkembangan dan pemurniannyamu.  Hamka di satu sisi dikenal sebagai ulama yang berhaluan reformis (pembaharu atau modernis) yang tipologi pemikiran keagamaannya bersifat rasional serta cenderung bersifat kritis terhadap tasawuf.

Hamka merupakan salah satu tokoh ulama Islam yang berhasil mempengaruh pemikiran keislaman Indonesia melalui konsep dan ide yang dihasilkannya. Ini terlihat dari tulisan-tulisan yang pernah dituangkannya di dalam salah satu rubrik pada majalah Pedoman Masyarakat dengan judul “Bahagia”, yang kemudian dibukukan dengan judul Tasawuf Modern, yang mendapat tempat di hati pembacanya. Tulisan-tulisan tersebut mulai disusun pada tahun 1937 dan berakhir pada nomor ke-43 tahun 1938, baru kemudian dibukukan atas permintaan sahabat Hamka yang bernama Oei Ceng Hein, salah seorang mubaligh yang terkenal di Bintuhan

Di dalam catatan pendahuluan buku ini disebutkan bahwa meletakkan rubrik “Tasawuf Modern” itu pun menjadi bukti bahwa ia juga mencintai hidup di dalam tasawuf, yaitu tasawuf yang diartikan dengan kehendak memperbaiki budi dan men-shifa’-kan (membersikan) batin. Hal yang menurutnya sebagai, keterangan yang modern‟ meskipun asalnya terdapat dari buku-buku tasawuf juga.

HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dilahirkan di Tanah Sirah, Sungai Batang di tepi danau Maninjau, Sumatera Barat tepatnya pada tanggal 13 Muharam 1362 H, bertepatan dengan 17 Februari 1908. Ayahnya adalah Abdul Karim Amrullah. Ayah Hamka termasuk keturunan Abdul Arief, gelar tuanku Pauh Pariaman atau Tuanku Nan Tuo, salah seorang pahlawan paderi dan salah satu Pembaharu di Minangkabau

Dalam Usia 6 tahun (1914) Hamka dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Usia 7 tahun pagi hari belajar di desanya dan malam harinya ia belajar mengaji Al-Quran dengan ayahnya sendiri hingga khatam. Hamka tidak sempat memperoleh pendidikan tinggi baik sekuler ataupun keagamaan. Ia hanya masuk sekolah desa selama 3 tahun tetapi Hamka berbakat dalam bidang bahasa arab. Pada tahun 1924 pada usia 16 tahun ia pergi ke Jawa untuk mempelajari tentang gerakan Islam modern. Pada Juli 1925 ia mendirikan tablig Muhamadiyah di rumah ayahnya di Gatangan, Padang Panjang. Dan sejak itulah ia berkiprah di Muhamadiyah. Tidak memiliki pendidikan formal membuat Hamka menjadi ilmuan dengan cara banyak membaca dan banyak belajar dengan tokoh-tokoh utama.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat ini ada indikasi bahwa  dalam struktur masyarakat tengah bersemayam “Darwinsme sosial”, yang 

berarti masyarakat harus serba unggul untuk bertarung memperjuangkan hidupnya. Orientasi keduniawian semakin kokoh menjadi tujuan hidup, yang semuanya cenderung mengangkat dunia fana ini sebagai tujuan utama, sementara nilai-nilai agama semakin terabaikan.

Untuk menjawab berbagai permasalahan ini dalam khasanah intelektual muslim salah satu alternatifnya adalah menggunakan metode tasawuf. Hal ini karena kekeringan jiwa dan kegersangan spiritualitas yang menjadi orientasi dan kajian utama tasawuf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun