Sejak saya mengenal kpk
Hampir tidak terbayangkan kelahirannya
Entah membawa suka cita
Entah membawa duka
Entah membawa sengsaraÂ
Entah membawa nama lainnya
Entah entah siapa saja ikut bermain didalamnya.
Siapapun kitaÂ
Dimanapun kita
Jika baju tahanan kpk sudah diterima
Pastilah alangkah malunya
Tapi mengapa hampir setiap hari selalu ada?
mungkin ini sudah menjadi hobi
Mungkin ini sudah langganan berita tv
Mungkin ini sudah jadi sarapan pagi
Korupsi  oooohhhhh korupsiiii
Kapan aku bisa berhenti mendengar korupsi?
Kapan aku sejenak hela nafas dari berita ini?
Kapan pejabat mengakhiri hobi ini?
Kapan istana kpk sepi?
Ya ya ya ya ya
Selalu saja ramaiÂ
Pintu masuknya saja disambut permadani
Pantas saja koruptor pada berani
Coba kalao istana kpk langsung jeruji besi
Atau , gantungan tali
Aku kira yang korupsi pasti sepi
Pejabat mahhh ogah, pada lari.
Pak presideeen
Pliiiiisssssss ini hanya puisi.
Alur dan baitnya hanya guratan ekspresi
Tak bermaksud itu ini sana sini
Hanya untuk intropeksi
Kita semuaaaaa.
Ya kitaaaa...
Bukan aku, kamu, mereka.
Kita semua yang harus pasang mata
Tiada kasus yang terlupa di mata KPK.
Faisal fahmi m
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H