Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengerek Turun Suku Bunga

1 Maret 2016   00:54 Diperbarui: 1 Maret 2016   04:36 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, pasokan kredit relatif besar, sehingga memunculkan persaingan yang lebih ketat. Kredit domestik ke sektor swasta di Indonesia amat rendah, hanya 38 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka untuk Thailand, Singapura, dan Malaysia di atas 100 persen sedangkan Vietnam nyaris 100 persen. Di ASEAN, Indonesia hanya sedikit lebih baik ketimbang Filipina.

Untuk kredit domestik yang disalurkan oleh lembaga keuangan, posisi Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan Kamboja. Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam mencapai di atas 100 persen. Filipina sekalipun lumayan jauh di atas Indonesia.

Penghambat lainnya yang membuat suku bunga sulit turun berasal dari pemerintah sendiri. Katakanlah suku bunga kredit ditekan ke aras 9 persen. Seandainya NIM turun dari 5,2 persen menjadi 4 persen, maka bunga deposit (katakanlah deposito berjangka) adalah 5 persen. Bagaimana mungkin perbankan bisa bersaing dengan pemerintah yang sedang menjajakan Sukuk Negara Ritel (Sukri) seri SR-003 dengan coupon rate 8,15 persen. Tentu saja jualan pemerintah laris manis, mengakibatkan pengalihan dana dari perbankan ke pemerintah.

Muncul pertanyaan: apakah tingkat suku bunga menjadi penghambat utama investasi dan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan daya saing? Singapura dan Malaysia dengan tingkat suku bunga jauh lebih rendah dari Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi jauh lebih rendah dari Indonesia. Suku bunga di Jepang dan Euro Zone mendekati nol tetapi pertumbuhan ekonominya juga mendekati nol.

Keberhasilan pemerintah menekan inflasi jauh lebih penting bagi penurunan suku bunga. Juga kebijakan yang membuat pasokan kredit naik tajam sehingga meningkatkan persaingan di pasar kredit sangat berarti untuk menurunkan suku bunga. Yang tak kalah penting adalah konsolidasi perbankan dimulai dari bank-bank milik negara atau bank BUMN.

Cara komando diyakini bakal menimbulkan komplikasi yang merusak dunia perbankan dalam negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun