Anak-anakku,
Kami cuma bisa memerdekakan negeri ini dari penjajah, tetapi belum sempat menaman bibit dan memupuknya. Kami tak punya waktu lagi menyirami tanaman setiap hari kala musim kemarau. Jangan salahkan kami jika dedaunan kerontang dan hasil panen tak menggembirakan.
Anak-anakku,
Kami telah mengusir penjajah, tapi kami tak lagi kuasa menjinakkan hama dan parasit yang membuat dirimu gersang. Kami wariskan seisi darat dan lautan untuk mencukupi hidup kalian. Olahlah dengan kemerdekaan yang kalian miliki untuk memakmurkan anak bangsa. Jangan ada yang sampai tidak kebagian.
Anak-anakku,
Kami wariskan negeri merdeka ini untuk kalian sempurnakan. Dunia kalian berbeda dengan dunia kami. Yang baik menurut kami dulu, belum tentu baik bagi masa depan kalian. Kami tak mewariskan negeri ini langsung jadi. Sempurnakanlah, bangunlah negeri ini sehingga menjadi Indonesia. Ibarat mobil, kami baru membuat kerangkanya. Kalian tak bisa langsung menikmatinya dan mengggunakannya untuk capai tujuan. Lengkapilah kerangka itu dengan body, mesin, rem, gas, kursi, bagasi, dan lainnya, agar nyaman dikendarai mencapai cita-cita.
Anak-anakku,
Janganlah di antara kalian bersilang sengketa semata untuk kepentingan diri sendiri. Jangan biarkan segelintir dari kalian menghisap sesamanya, merampas hak warga kebanyakan. Bumi Indonesia cukup untuk memakmurkan seluruh warganya. Namun, bagi si tamak, seisi dunia sekalipun tak bakal memuaskannya.
Anak-anakku,
Berdayakanlah yang lemah, bawa ke tengah orang-orang yang terpinggirkan. Kalian tak bakal kekurangan kalau selalu berbagi. Bangunlah modal sosial, jangan semata modal finansial untuk pribadi. Kalian akan memetik hasil dari kebajikan yang kalian taburkan. Buat senang orang lain. Sesungguhnya puncak kebahagiaan akan kalian gapai jikalau menyenangkan banyak orang, makin banyak dan makin banyak.
Anak-anakku,
Kami tak mewariskan modal, tidak pula teknologi. Jangan elu-elukan kami. Setiap eluan membuat pedih hati kami, karena itu pertanda kalian tak mampu berkarya yang lebih besar dari kami. Kami bangga seandainya kalian menghasilkan karya-karya gemilang dan fondasi untuk menghasilkan kegemilangan yang lebih hebat oleh generasi setelah kalian.
Anak-anakku,
Rawatlah negeri ini. Tumbuh kembangkan. Pagari agar pencoleng tak kuasa merampas harta-harta kalian. Kata teman kalian nun jauh di sana, kuncinya adalah membangun institusi. Transformasikanlah extractive economic institutions menjadi inclusive economic institutions serta extractive political institutions menjadi inclusive political institutions. Dengan begitu, negara kita tak bakal menjadi negara gagal. Tak terjerumus ke dalam middle-income trap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H