Mohon tunggu...
Faisa Amanta Binar Mumtaz
Faisa Amanta Binar Mumtaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembawa Cahaya

24 Juni 2024   10:52 Diperbarui: 24 Juni 2024   11:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bukankah ada bom yang memiliki suara cukup kecil untuk ukuran bom?" pertanyaan Arche sukses membuat Luca dan William berlari menuju jendela,mereka berdua dapat melihat puluhan bom berjatuhan "Luca dan Arche segera evakuasi warga." ucap William sambil mengambil walkie talkie miliknya, "Pemberitahuan kepada seluruh tim tentara bahwa negara kita diserang sehingga kita harus melakukan misi evakuasi.

Tolong minimalisir korban jiwa sebaik mungkin dan tetap berhati hati di setiap langkah kalian." Perintah William lewat walkie talkie yang terhubung pada komandan tiap tim.Setelah William memberi perintah kepada komandan tim,ia segera berlari keluar.Empat jam sudah berlalu dan proses evakuasi sudah selesai.William sedikit lega karena tidak terlalu banyak korban jiwa. 

"Kepada seluruh tim tentara harap segera berkumpul!" teriak William yang membuat seluruh tim tentara berkumpul "William! Kita harus segera menyerang mereka!" teriak Luca "Iya Luca,tunggu sebentar." Balas William tenang "Aku melihat tentara Chaville membangun markas di perbatasan,apalagi yang kita tunggu?" tanya Luca frustasi "Luca,tenangkan dirimu." Ucap Arche menenangkan "Luca aku sangat paham,tapi kita hanya bisa menyerang besok." 

Ucap William "Kamu tidak lihat banyak bom berjatuhan?" tanya Luca kesal "Menyerang tanpa strategi adalah hal bodoh,aku sudah memikirkan beberapa strategi." Jelas William "William! Negara kita hancur!" teriak Luca kembali "Luca,kamu tidak tahu apa yang kapten selalu pikirkan dan kamu tidak tahu seberapa takut aku kehilangan tim tentara karena sikapmu ini." Balas William sambil menatap Luca yang sedang ditenangkan oleh Arche "Keputusanku bulat,besok kita baru akan menyerang." Tegas William yang disetujui semua tim tentara.

Malam tiba,Luca berjalan pulang setelah rapat strategi yang tim tentara lakukan.Luca duduk di salah satu ayunan taman sambil menikmati indahnya malam."Maafkan aku." Luca mendongak dan ia bisa melihat wajah Lelah William "Aku tahu kamu sangat ingin melindungi negara ini tapi aku juga ingin semuanya baik baik saja." Lanjut William "Maafkan aku juga,aku terlalu terburu buru mengambil keputusan tanpa mempertimbangkannya." 

Ucap Luca dan dibalas anggukan oleh William.William segera duduk di ayunan sebelah Luca "Jika perang usai,apa yang mau kamu lakukan?" tanya William "Membangun negeri ini,kamu tahu kan disini masih memakai sistem kasta? Tidak semua orang bisa mendapat Pendidikan dan pekerjaan." Balas Luca "Itu pasti indah." cap William "Dan itu pasti akan terjadi,aku janji." Ucap William sambil tersenyum kepada Luca."Luca,jangan sampai mati." Ucap William sendu membayangkan jika ia kehilangan Luca atau Arche "Baik,aku janji." Balas Luca. 

Hari yang ditunggu tiba,hari dimana mereka harus berjuang mati matian untuk mengusir Chaville."Baik kalian sudah dibagi menjadi tiga tim bukan? Timku,tim Luca,dan tim Arche.Kemarin aku sudah jelaskan strategi kita kepada kalian,tolong kalian lakukan dengan baik dan jangan lupa laporkan perkembangan tim setiap satu jam sekali."

Ucap William "Mari kita lakukan!" teriak William.Tim William,Luca,dan Arche segera berpisah sesuai strategi yang digunakan.Tim William akan menyerang markas lawan dari depan,tim Luca akan menyerang dari belakang,dan tim Arche akan menyerang dari samping.Strategi yang mereka lakukan adalah menyerang satu persatu tantara dalam diam sehingga tentara tingkat atas milik Chaville bisa dikepung dengan mudah. 

Satu jam telah berlalu,tim William sudah menyelesaikan tugas mereka.Selang beberapa menit William melihat Luca datang dengan senyum senang sementara Arche dengan raut sedih "Ada apa Arche?" tanya William heran "Semua tentara timku tewas" balas Arche sedih "Apa mak-" ucapan William terputus begitu melihat bom yang akan mengenai dirinya,Luca yang sigap segera menarik William "Semua berlindung!" teriak Luca kepada tentara lain.

Setelah asap bom hilang Luca dan William dapat melihat beberapa tentara Chaville berdiri dibelakang Arche dan terlihat akrab dengan Arche "Arche,apa ini?" tanya Luca kepada Arche "Maaf,aku membocorkan seluruh rencana kita kepada tentara Chaville karena mereka menawarkan harta mereka." 

Balas Arche dengan tatapan dinginnya yang membuat Luca dan William terdiam "Tunggu! Luca segera kembali ke tim mu! Mereka akan diserang!" ucap William begitu menyadari ucapan Arche.Luca yang mendengar William segera berlari walau ia hampir gagal karena salah satu tentara Chaville menembaknya "William,bangsawan sepertimu tidak akan pernah mengerti aku." Itu adalah kalimat terakhir Arche sebelum pergi bersama tentara Chaville. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun