Pada awalnya, penggunaan kata ateis di Yunani bermakna sempit yakni seseorang disebut ateis kalau seseorang itu tidak menganut kepercayaan yang sama dengan kepercayaan yang dianut oleh orang banyak dalam suatu wilayah/masyarakat. Misalkan masyarakat A percaya pada Dewa A, lalu ada seorang yang hidup di wilayah masyarakat A tetapi ia tidak percaya pada Dewa A. Orang inilah yang kemudian disebut ateis.
Di lain sisi, ateisme harus dipahami sebagai aliran atau paham yang menolak untuk percaya kepada Tuhan/Dewa ataupun agama.
Menurut KBBI, ateisme adalah paham yang tidak mengakui adanya Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H