Mohon tunggu...
Fais Yonas Boa
Fais Yonas Boa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Aksara, Kopi dan kepolosan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Masyarakat Mendukung Geotermal

16 Juli 2024   16:45 Diperbarui: 16 Juli 2024   16:56 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Panas bumi atau yang umumnya disebut geotermal (geothermal>Geo (bumi) termos (panas) ) kini diniscayakan menjadi sumber energi alternatif terbarukan yang akan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Namun demikian, meskipun terkategorisasi sebagai energi ramah lingkungan tetap saja kehadiran proyek geotermal kerap kali melahirkan gejolak di tengah masyarakat. Gejolak yang timbul, lazimnya menciptakan kelompok pendukung dan penolak.

Terkait kalangan yang menolak geotermal, dalam ulasan Mengapa Masyarakat Menolak Geotermal sudah secara jelas dan rinci saya uraikan narasi-narasi ketakutan dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Kali ini mari kita secara hati dan pikiran terbuka menguak alasan mengapa masyarakat mendukung geotermal. Akan tetapi, sebelum bicara mengenai alasan-alasan mengapa mendukung, sebaiknya terlebih dahulu dikemukakan narasi-narasi optimisme berikut ini.

Pertama, energi hijau (green energy). Narasi energi hijau atau ramah lingkungan menjadi salah satu yang paling getol disuarakan. Bahkan tidak jarang dijadikan sebagai semboyan geotermal. Pada dasarnya, menobatkan geotermal sebagai energi hijau tidaklah atas nama menarik simpati masyarakat melainkan karena hasil pengujian ilmiah yang dilakukan oleh para ahli dunia. Bahwasannya energi yang memanfaatkan panas bumi bersifat terbarukan dan tidak mencemari lingkungan sebagaimana energi yang memanfaatkan fosil.

Kedua, kesejahteraan rakyat. Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 menerangkan bahwa salah satu tujuan berdirinya negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Ini artinya negara melalui pemerintah (dari pusat sampai daerah) berkewajiban untuk mengupayakan kesejahteraan itu. Geotermal sebagai energi alternatif sudah tentu dapat menunjang kesejahteraan rakyat dalam sektor energi bersih. Pembangunan dan pengembangan geotermal akan berdampak positif pada masyarakat sekitar melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan (CSR). Selain itu, menambah pendapatan daerah.

Ketiga, lapangan kerja. Rasa-rasanya tidak perlu data untuk bicara soal tingkat penggangguran di Indonesia. Minimnya lapangan kerja membuat generasi produktif bangsa kita tidak mampu hidup mandiri. Bahkan terjatuh ke dalam garis kemiskinan ekstrem. Belum lagi menjadi pecandu judi online demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kehadiran geotermal bukan tidak mungkin akan menjadi lapangan kerja baru bagi generasi produktif di daerah. Terutama sekali anak-anak muda yang sudah menyelsaikan pendidikan tinggi tapi masih menyusahkan orang tua.

Keempat, proyek strategis nasional. Pada tahun 2016 Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016 Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Geotermal menjadi salah satu proyek strategis nasional guna mempercepat pengalihan energi fosil menuju energi terbarukan. Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), geotermal wajib dikebut oleh negara melalui perusahaan-perusahaan negara semisal PLN. Penetapan pembangunan dan pengembangan geotermal sebagai proyek strategis nasional tentu saja untuk mendukung pemakaian energi bersih, berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru.

Setelah mencermati narasi-narasi optimisme di atas, berikut mari kita bersama-sama membongkar alasan-alasan dibalik mengapa masyarakat mendukung pembangunana dan pengembangan geotermal.

Pertama, kesadaran

Kesadaran merupakan suatu reaksi terhadap keadaan sekitar. Begitu pula dalam kaitannya dengan kesadaran masyarakat bahwa itu merupakan reaksi masyarakat terhadap keadaan sekitar mereka. Dalam konteks masyarakat mendukung geotermal juga demikian bahwa itu merupakan reaksi mereka terhadap keberadaan geotermal di dekat mereka. Kesadaran masyarakat yang mendukung pemanfaatan energi panas bumi lazimnya berdasarkan pengalaman dampak-dampak positif kehadiran geotermal.

Selain itu, kesadaran juga akan muncul karena melihat peluang masa depan yang cerah untuk penyerapan tenaga kerja; terutama generasi-generasi produktif pada masyarakat setempat. Mendukung karena faktor kesadaran juga berkaitan erat dengan internalisasi pengetahuan dan informasi terkait geotermal. Masyarakat yang mendukung dengan penuh kesadaran sudah tentu sudah memiliki bekal pengetahuan dan informasi tentang dampak baik dan buruk geotermal.

Kedua, SDM

Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik sangatlah dibutuhkan dalam menghadapi pembangunan negara sebagaimana proyek geotermal. SDM masyarakat yang baik akan mampu menimbang segi baik buruk; guna nirguna dari kehadiran geotermal. Masyarakat dengan modal SDM yang baik akan mendukung pembangunan dan pengembangan geotermal tentu saja bukan karena prinsip "pokoknya dukung", melainkan dengan memberikan catatan-catatan pinggir.

Misalkan mendukung proyek geotermal dengan catatan memperhatikanlingkungan dan ekosistem sekitar contohnya pelestarian air baik sungai maupun air minum dan penghijauan hutan. Catatan-catatan seperti ini kemudian dijadikan Nota Kesepakatan- MOU (Memorandum of Understanding) antara masyarakat dengan perusahaan yang melaksanakan proyek. Dengan begitu, terjagalah kelestarian lingkungan dan ekosistem pada wilayah pengoprasian geotermal .

Ketiga, nasionalisme

Presiden ke-35 AS John F Kennedy pernah menggaungkan semangat nasionalisme warga AS dengan kata-kata bijak: "jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu". Semangat nasionalisme seperti ini sebenarnya sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung dan memuluskan pembangunan negara yang bertujuan pada kemaslahatan masyarakat luas.

Di dalam kaitannya dengan geotermal, semangat nasionalisme juga bisa menjadi pemicu masyarakat untuk mendukung pembangunan  negara. Rasa cinta tanah air dapat mendorong masyarakat supaya tergerak hati dan pikirannya untuk mendukung program-program pembangunan negara yang sudah pasti berorientasi pada kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya. Begitu juga dalam hubungannya dengan pembangunan dan pengembangan geotermal.

Keempat, realistis

Presiden Pertama Indonesia Bung Karno pernah menyerukan suatu sikap realistis dalam hidup bernegara. Ia mengatakan: "barang siapa melawan zaman, ia akan dilindas oleh zaman". Kata-kata bijak Soekarno ini hendak membuka pikiran bangsa Indonesia bahwa hidup bernegara haruslah mengikuti perkembangan masyarakat dan zaman. Ini artinya kita semua dituntut untuk lebih realistis dalam menyikapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan zaman.

Kita sadar atau tidak mau sadar, sektor energi  dunia kini dituntut untuk memanfaatkan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Hal demikian bertujuan untuk meminimalisir ketergantungan terhadap energi fosil yang dapat habis dan tidak ramah lingkungan. Pemanfaatan panas bumi menjadi energi listrik kini menjadi pilihan alternatif yang paling realistis. Maka dari itu, bangsa Indonesia juga tentunya harus realistis dengan perkembangan masyarakat dan zaman dalam sektor energi. Jangan sampai dilindas oleh zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun