Kedua, SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik sangatlah dibutuhkan dalam menghadapi pembangunan negara sebagaimana proyek geotermal. SDM masyarakat yang baik akan mampu menimbang segi baik buruk; guna nirguna dari kehadiran geotermal. Masyarakat dengan modal SDM yang baik akan mendukung pembangunan dan pengembangan geotermal tentu saja bukan karena prinsip "pokoknya dukung", melainkan dengan memberikan catatan-catatan pinggir.
Misalkan mendukung proyek geotermal dengan catatan memperhatikanlingkungan dan ekosistem sekitar contohnya pelestarian air baik sungai maupun air minum dan penghijauan hutan. Catatan-catatan seperti ini kemudian dijadikan Nota Kesepakatan- MOU (Memorandum of Understanding) antara masyarakat dengan perusahaan yang melaksanakan proyek. Dengan begitu, terjagalah kelestarian lingkungan dan ekosistem pada wilayah pengoprasian geotermal .
Ketiga, nasionalisme
Presiden ke-35 AS John F Kennedy pernah menggaungkan semangat nasionalisme warga AS dengan kata-kata bijak: "jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu". Semangat nasionalisme seperti ini sebenarnya sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung dan memuluskan pembangunan negara yang bertujuan pada kemaslahatan masyarakat luas.
Di dalam kaitannya dengan geotermal, semangat nasionalisme juga bisa menjadi pemicu masyarakat untuk mendukung pembangunan  negara. Rasa cinta tanah air dapat mendorong masyarakat supaya tergerak hati dan pikirannya untuk mendukung program-program pembangunan negara yang sudah pasti berorientasi pada kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya. Begitu juga dalam hubungannya dengan pembangunan dan pengembangan geotermal.
Keempat, realistis
Presiden Pertama Indonesia Bung Karno pernah menyerukan suatu sikap realistis dalam hidup bernegara. Ia mengatakan: "barang siapa melawan zaman, ia akan dilindas oleh zaman". Kata-kata bijak Soekarno ini hendak membuka pikiran bangsa Indonesia bahwa hidup bernegara haruslah mengikuti perkembangan masyarakat dan zaman. Ini artinya kita semua dituntut untuk lebih realistis dalam menyikapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan zaman.
Kita sadar atau tidak mau sadar, sektor energi  dunia kini dituntut untuk memanfaatkan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Hal demikian bertujuan untuk meminimalisir ketergantungan terhadap energi fosil yang dapat habis dan tidak ramah lingkungan. Pemanfaatan panas bumi menjadi energi listrik kini menjadi pilihan alternatif yang paling realistis. Maka dari itu, bangsa Indonesia juga tentunya harus realistis dengan perkembangan masyarakat dan zaman dalam sektor energi. Jangan sampai dilindas oleh zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H