Dibuat pada 22 Februari 2022, Yusup mengakui bahwa perlu adanya inisiator untuk memulai gerakan ini. Setidaknya, Ia dan teman-teman Virtous Generation ingin membuat platform yang mengingatkan banyak pesan-pesan islami kepada khalayak yang lebih luas.
"Pembuatan grafis dakwah ini bertujuan untuk menyampaikan pengingat, melakukan kebaikan dan membagikan hal-hal yang sudah kita pelajari seperti Hadist, Mahfudzat, Tafsir dan pelajaran lainnya. Karena banyak dari kita di luar sana masih melakukan perbuatan yang sudah diketahui bahwa itu tidak boleh (larangan agama) dilakukan tapi masih dilakukan. Selain itu, pembuatan grafis dakwah ini untuk meningkatkan kemampuan dari teman-teman kita dalam mendesain dengan saling belajar dan mengajari satu sama lain."
Ya, Marhalah tak sekadar menjadi penyambung silaturahmi. Dampak yang diharapkan dengan adanya marhalah adalah bisa berkembangnya para alumni melalui jejaring yang ada. Besarnya peran marhalah ini bahkan telah muncul pada lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor lewat berbagai tulisan di buku Relevansi Nilai Gontor Bagi Pengembangan Karir Profesional: Pemikiran Para Doktor & Guru Besar Alumni.
Sudah lama sekali para alumni marhalah 2017 sampai 2021, khususnya 2021, memiliki inisiasi untuk membuat grup ini. Cara mengajak teman-teman lainnya untuk menyebarkan grafis dakwahnya dengan mengingatkan orang-orang yang masuk dalam grup komunitas tersebut. Selanjutnya orang-orang yang ada di dalam grup itu menyebarkannya ke grup lainnya, seperti grup angkatan antara pondok sebelumnya, konsulat atau daerahnya masing-masing serta bisa juga menjadi status (story) di WhatsApp dan Instagram.
Mengapa demikian, efek dalam pembuatan grafis dakwah ini sangat memiliki pengaruh penting bagi para alumni Gontor yang sudah berkiprah di masyarakat, baik menjadi guru pengabdian di Pondok alumni, Mahasiswa yang ada di Universitas Darussalam Gontor, atau bahkan yang telah melakukan pengabdian di tengah masyarakat.
Gerakan berdakwah bersama ini seakan sederhana: belajar membuat konten grafis bernilai dakwah, menambahkan pesan-pesan mengingatkan kebaikan sesuai dengan format sosial media, dan mempublikasikannya. Namun, dampaknya cukup luas. Dalam satu unggahan, ratusan alumni dalam satu marhalah bisa menyebarkan grafis dakwah ini. Reproduksi penyebaran konten pun tak hanya berhenti di situ. Banyak unggahan yang turut memberikan motivasi kepada orang lain yang melihat status (story) tersebut untuk turut menyebarkan, bahkan turut belajar mengenai pembuatan karya dan penyebarkan grafis di media sosial.
Reproduksi konten melalui status (story) seakan menjadi efek domino. Grafis tersebut tak lagi milik marhalah namun milik umat, khususnya alumni Pondok Modern Darussalam Gontor. Mereka terpanggil untuk melakukan dakwah, yaitu mengajak atau menyeru untuk melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, mengubah umat dari satu situasi kepada situasi yang lain yang lebih baik dalam segala bidang, merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari bagi pribadi, keluarga, kelompok atau massa serta bagi kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia.
      Secara teologis, Islam tidak menjadi hambatan untuk menjadikan umatnya maju dan berkembang. Bahkan Islam sangat mendorong umatnya untuk menjadi umat yang terbaik di muka bumi, sebagaimana firman Allah di Surat Ali Imran ayat 110.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Sebagai sebuah pendekatan, dakwah digital memberikan kekuatan secara struktur maupun kultur. Penguatan secara struktur dimaksudkan kepada dakwah digital yang melembaga. Lembaga tersebut bisa bersifat formal ataupun non-formal, baik itu yang diinisiasi oleh alumni dan teman-teman angkatannya. Sehingga, semangat Islam bisa dinikmati secara kolektif sebagai sebuah upaya dakwah struktural. Sedangkan, penguatan secara kultural dimaksudkan untuk membekali seluruh sumber daya yang ada di Pondok Pesantren, guna memiliki kemampuan praksis untuk menunjang performa dakwah serta meningkatkan mutu alumni. Pondok Pesantren harus membuka ruang seluas-luasnya terhadap dinamika kebudayaan dan peradaban guna menggali seluruh potensi santri agar berani bersaing di era global.
      Spirit para alumni Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai bagian dari masyarakat digital harus lebih ditingkatkan lagi, karena sejatinya mereka sudah diajarkan bahwasanya Ilmu tanpa adanya pengamalan seperti pohon yang tidak ada buahnya. Secara otomatis itu adalah perumpamaan yang sesuai bahwanya kita harus bisa bermanfaat bagi orang lain yang ada di sekitar kita dan juga di media sosial. Kemajuan umat Islam khususnya alumni Gontor tergantung atas seberapa jauh mereka mampu membuka peluang relasi kebudayaan dengan teknologi. Dengan demikian, secara internasional, umat Islam dan alumni Pondok Modern Gontor memiiki identitas dan karya yang kaya akan inovasi dan inspirasi.