Juliari Batubara, mantan menteri sosial yang tak memiliki moral. Moralitas beliau digadaikan dengan sejumlah uang yang diperoleh dari hasil korupsi paket bantuan sosial untuk masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19. Seperti yang kita tau bahwa Pandemi Covid-19 adalah mimpi buruk bagi masyarakat khususnya mereka yang tingkat perekonomiannya menengah ke bawah, kebijakan pembatasan aktivitas sosial merenggut sebagian besar pendapatan mereka yang hanya bergantung pada hasil berjualan harian.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), angka kemiskinan di Indonesia meningkat sebanyak hamper 28 juta jiwa saat Pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu, kondisi ini diakibatkan kebijakan pemerintah baik pusat dan daerah yang tidak efektif dalam menangani Pandemi.Â
Massif nya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat perusahaan yang ingin menyelamatkan pagu anggaran dan bantuan sosial yang tak merata membuat rakyat kecil dilema, mati kelaparan atau mati terinfeksi Covid-19? Pilihan yang tentu sangat mengerikan namun nyata dirasakan.
Kondisi tersebut diperparah dengan kasus korupsi Juliari Batubara, memanfaatkan jabatan yang sedang diemban sebagai menteri sosial namun sayang ketika kondisi sosial sedang dalam permasalahan beliau malah menghilangkan jiwa sosialnya dan meraup uang dari suap hasil para tender yang mememangkas uang rakyat sebesar Rp. 32,4 Milyar.Â
Dilain waktu memang banyak kasus korupsi yang angka nya lebih besar, namun korupsi tetaplah korupsi yaitu perbuatan hina yang merugikan banyak jiwa apalagi dilakukan saat Pandemi yang membuat kerugian begitu dirasa berkali-kali lipatnya.
11 Tahun Ancaman Hukuman JPU, apakah cukup?
JPU (Jaksa Penuntut Umum) mendakwa Juliari Batubara dengan Pasal 12 huruf b Jo. Pasal 18 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tipikor sebagaimana diubah dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU RI UU RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tipikor Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP dengan ancaman hukuman 11 tahun penjara dan denda 500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Korupsi diluar masa Pandemi saja adalah perbuatan yang hina dan merugikan rakyat secara luas, dan harus dihukum seberat-beratnya.Â
Korupsi di masa Pandemi dan yang di korupsi adalah bantuan sosial untuk masyarakat tentu lebih menyakitkan dan hukuman nya tentu tak boleh remeh temeh.Â
Walaupun banyak desakan agar diberikan hukuman mati pada Juliari namun sayang JPU tak terlalu mendengarkan aspirasi publik dan malah hanya mendakwa 11 tahun penjara yang dianggap terlalu rendah dari apa yang diharapkan.
Bisakah Juliari dituntut lebih dari 11 tahun?