Mohon tunggu...
Javierra
Javierra Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Hobi mengeksplorasi tempat-tempat baru dan memotretnya sehingga dapat dikenang dan menjadikan inspirasi dikemudian hari Contact person: 0882-6824-8115

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Generasi Muda Berkontribusi: Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Mengajar Trigonometri di Yayasan Nurul Iman Palembang

12 Desember 2024   23:35 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:35 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang mengajar materi dasar trigonometri kepada siswa Yayasan Nurul Iman

Palembang,Kompasiana, -- Tiga mahasiswi semester 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, yakni Miki Rosa, Ratna Juwita, dan Fadiyah Syafigah, memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan dengan terjun langsung mengajar materi dasar trigonometri kepada siswa kelas 10 di Yayasan Nurul Iman, Palembang. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda tidak hanya fokus pada pendidikan formal di kampus, tetapi juga peduli terhadap pengabdian masyarakat.

Program Pengabdian: Sinergi Akademik dan Masyarakat

Kegiatan mengajar ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh fakultas mereka. Program ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa kesempatan merasakan pengalaman mengajar langsung di lapangan. Selain itu, program ini juga dirancang untuk membantu siswa di tingkat sekolah menengah memahami pelajaran matematika, khususnya trigonometri, yang sering dianggap sulit dan membingungkan oleh banyak siswa.

Menurut pihak fakultas, program pengabdian ini bukan hanya untuk memperkuat hubungan antara universitas dan masyarakat, tetapi juga untuk mengasah keterampilan sosial dan komunikasi para mahasiswa. Dengan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, mahasiswa dapat memahami tantangan nyata yang dihadapi oleh para guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Tantangan dan Solusi dalam Mengajar Trigonometri

Menurut Miki Rosa, salah satu mahasiswi pengajar, tantangan utama dalam mengajar materi trigonometri adalah membuat konsep yang abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami. "Kami menyadari bahwa siswa sering merasa kesulitan mengingat rumus-rumus trigonometri. Oleh karena itu, kami menggunakan pendekatan kreatif seperti singkatan atau kalimat unik agar konsep dasar lebih mudah diingat," jelasnya.

Miki mencontohkan metode singkatan seperti "SOH-CAH-TOA" yang mereka kembangkan menjadi kalimat menyenangkan, sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Selain itu, mereka juga menggunakan alat bantu visual seperti diagram dan simulasi sederhana untuk memperjelas hubungan antara sudut, sisi, dan fungsi trigonometri.

Pengalaman Berharga dalam Proses Mengajar

Ratna Juwita menambahkan bahwa pengalaman mengajar ini memberikan pelajaran berharga bagi mereka sebagai calon pendidik. "Kami belajar bagaimana cara menyampaikan pelajaran dengan efektif, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan membangun hubungan positif dengan siswa," ujarnya.

Selama proses belajar mengajar, Ratna juga mencatat bahwa kesabaran dan kemampuan beradaptasi adalah kunci utama. Dengan latar belakang siswa yang berbeda-beda, mereka harus mencari cara untuk menjelaskan materi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang mengajar materi dasar trigonometri kepada siswa Yayasan Nurul Iman
Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang mengajar materi dasar trigonometri kepada siswa Yayasan Nurul Iman

Peran Interaksi dan Diskusi Kelompok dalam Proses Belajar

Sementara itu, Fadiyah Syafigah, yang memimpin sesi diskusi kelompok, merasa bahwa interaksi langsung dengan siswa menjadi kunci keberhasilan pembelajaran. "Siswa di Yayasan Nurul Iman sangat antusias. Mereka banyak bertanya dan aktif selama proses belajar, sehingga suasana kelas menjadi hidup," katanya.

Diskusi kelompok ini memberikan ruang bagi siswa untuk lebih memahami materi secara mendalam. Dalam kelompok kecil, siswa merasa lebih nyaman untuk bertanya dan berbagi pendapat, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif. Fadiyah juga mencatat bahwa siswa yang aktif bertanya cenderung lebih mudah memahami materi karena mereka terlibat langsung dalam proses belajar.

Harapan dan Langkah Ke Depan

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus mengabdi kepada masyarakat sekaligus mengasah kemampuan akademik dan sosial mereka. Menurut Miki, kegiatan ini adalah langkah awal untuk menciptakan generasi pendidik yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga peduli terhadap pendidikan di masyarakat. "Kami berharap program seperti ini terus dilanjutkan dan dikembangkan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak siswa dan masyarakat," tutupnya.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dapat terus terjalin. Tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa, tetapi juga membentuk mahasiswa yang berjiwa sosial dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan. Hal ini sejalan dengan visi UIN Raden Fatah Palembang untuk mencetak lulusan yang unggul dalam ilmu pengetahuan sekaligus memiliki kepedulian terhadap masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun