Mohon tunggu...
Fairuz Irbah
Fairuz Irbah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meaningless Regret

16 Desember 2022   20:20 Diperbarui: 16 Desember 2022   20:38 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"But, where did you get the warehouse key?"

"I borrowed it from the school guard," Alin replied.

Alin entered the warehouse followed by Senja. The condition of the school warehouse is very dusty and dirty. Senja was still confused and thinking about what they came here for.

"Senja, you wait here, yes."

"Eh? Where are you going, Lin?"

"Just wait."

Not long after, Alin came with a rope. Senja asked why Alin brought the rope. But, again Aline did not answer. With fast movements, Alin tied Senja's body. Senja was shocked and struggled to be released.

"ALIN! What the hell is this?!"

"SHUT UP!"

"Alin, please let me go."

As if deaf, Alin did not hear Senja's screams.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun