Mohon tunggu...
Fairuz Hidayat
Fairuz Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Belajar dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Pemikiran Muhammad Arkoun dalam Memahami Wahyu dan Al Quran

14 Desember 2023   13:51 Diperbarui: 14 Desember 2023   14:04 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Abstrak

Muhammad Arkoun, seorang pemikir Islam kontroversial asal Aljazair, mengenai pemahaman wahyu dan Alquran dalam konteks Islam kontemporer. Dengan pendekatan hermeneutik dan kritik sastra, Arkoun menantang paradigma tradisional dalam menafsirkan Alquran, mengakibatkan dampak dan kontroversi signifikan dalam pemahaman Alquran. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pandangan Arkoun terhadap konsep wahyu, analisisnya terhadap Alquran sebagai teks dan makna, serta mengidentifikasi implikasi dan kontroversi yang muncul dari pemikirannya. Dengan fokus pada sejarah hidup Arkoun, konsep wahyu, kajian Alquran, serta dampak dan kontroversi yang ditimbulkannya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang peran Arkoun dalam membentuk pemahaman Islam kontemporer dan mengatasi tantangan kontemporer dengan pendekatan yang inovatif.

Pendahuluan 

Studi tentang pemahaman wahyu dan Alquran selalu menjadi inti dari kajian Islam. Wahyu adalah pusat keyakinan dalam agama Islam, dan Alquran dianggap sebagai wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam dan kritis tentang konsep wahyu dan interpretasi Alquran memiliki implikasi yang besar dalam kehidupan umat Islam dan dunia akademik.

Muhammad Arkoun, seorang pemikir Islam kelahiran Aljazair, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang pemahaman wahyu dan Alquran. Pemikirannya, yang seringkali bersifat kontroversial, mempertanyakan paradigma tradisional dalam kajian Islam. Arkoun menggunakan pendekatan hermeneutik dan kritik sastra dalam menafsirkan Alquran, yang berbeda dari metode tafsir konvensional. Dalam konteks perkembangan pemikiran Islam modern, pemikiran Arkoun menghadirkan tantangan dan peluang yang menarik dalam memahami wahyu dan Alquran.

Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pemikiran Muhammad Arkoun dalam memahami wahyu dan Alquran, serta dampaknya terhadap pemahaman Islam kontemporer. Melalui kajian ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang konsep wahyu dan Alquran dalam perspektif Arkoun, serta bagaimana pemikiran ini dapat memberikan kontribusi dan menimbulkan kontroversi dalam pemahaman Alquran dalam konteks dunia Islam modern.

Pentingnya penulisan ini terletak pada relevansinya dalam upaya memahami dinamika perkembangan pemikiran Islam, menghadapi tantangan kontemporer, dan menjembatani kesenjangan antara tradisi dan konteks masa kini. Oleh karena itu, penulis ini akan membantu memperkaya kajian Islam dan kontribusi pemikiran Arkoun dalam memahami wahyu dan Alquran dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa, penulis, dan pemikir Islam lainnya.

Pembahasan

Sejarah Hidup dan Pemikiran Muhammad Arkoun

Riwayat Hidup

Muhammad Arkoun lahir pada tanggal 1 Februari 1928 di Taourirt-Mimoun, sebuah desa di Aljazair. Dia tumbuh dalam lingkungan berbahasa Arab dan Berber di Aljazair. Arkoun adalah seorang pemikir dan intelektual Muslim yang sangat dihormati dalam dunia akademik. Berikut jenjang pendidikan Arkoun: 

  • Pendidikan Awal: Muhammad Arkoun memulai pendidikan dasarnya di Aljazair, di mana dia memperoleh dasar-dasar pendidikan dalam bahasa Arab dan Islam. 
  • Pendidikan Menengah: Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, dia melanjutkan pendidikan menengahnya, yang mencakup studi lebih mendalam tentang bahasa Arab, sastra, dan agama Islam. 
  • Pendidikan Tinggi di Prancis: Pada tahun 1948, Muhammad Arkoun pergi ke Prancis untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Dia belajar di Universitas Sorbonne (Universitas Paris), di mana dia memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Filsafat. 
  • Gelar Doktor: Arkoun meraih gelar Doktor dalam bidang Filsafat dari Universitas Sorbonne. Tesis doktornya berfokus pada pemikiran dan warisan intelektual Ibn Khaldun, seorang cendekiawan Muslim terkemuka dari abad pertengahan.

Pengabdian Akademik dan Karier

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Prancis, Muhammad Arkoun menjadi seorang profesor dan intelektual yang produktif. Dia mengajar di berbagai universitas dan lembaga akademik di seluruh dunia, termasuk Prancis, Aljazair, dan Amerika Serikat.

Pemikiran Arkoun sangat berfokus pada kajian sastra, pemikiran Islam, hermeneutik, dan cara-cara interpretasi Alquran. Dia mendukung pendekatan hermeneutik dalam memahami Alquran, yang berbeda dari pendekatan tafsir tradisional.

Arkoun juga sangat aktif dalam dialog antaragama dan perdebatan intelektual tentang agama. Dia berusaha mempromosikan gagasan bahwa Islam harus terbuka terhadap pembaruan pemikiran dan interpretasi yang lebih kontekstual.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah buku berjudul "Rethinking Islam: Common Questions, Uncommon Answers," di mana dia mengembangkan pemikiran-pemikirannya tentang bagaimana Islam bisa relevan dalam dunia modern.

Muhammad Arkoun adalah seorang intelektual yang berani dan kontroversial dalam pemikirannya. Dia wafat pada tahun 2010, meninggalkan warisan pemikiran yang berharga dalam studi Islam dan pemahaman wahyu dalam konteks modern.

Peran Muhammad Arkoun dalam Studi Islam

Muhammad Arkoun memiliki peran yang sangat penting dalam studi Islam, khususnya dalam mengembangkan pemahaman yang lebih kritis dan kontekstual tentang agama ini. Berikut adalah beberapa peran kunci yang dimainkannya dalam studi Islam:

  • Revolusioner Pemikiran Islam: Muhammad Arkoun adalah seorang revolusioner dalam pemikiran Islam. Dia mencoba untuk mengubah paradigma pemahaman Islam tradisional yang seringkali kaku dan literal. Arkoun mempromosikan pendekatan hermeneutik dalam membaca teks agama, yang menekankan interpretasi kontekstual dan pemahaman yang lebih mendalam. Dalam hal ini, dia berperan sebagai katalisator dalam membuka pintu untuk perdebatan dan pemikiran yang lebih kritis tentang Islam.
  • Pengembangan Konsep Pembaruan Pemikiran Islam: Arkoun berusaha untuk mengembangkan gagasan-gagasan pembaruan dalam pemikiran Islam. Dia memandang bahwa Islam harus mampu beradaptasi dengan dunia modern, dan pembaruan dalam pemikiran dan pemahaman agama ini adalah suatu keharusan. Kontribusinya dalam mengusulkan cara-cara baru untuk memahami Alquran dan sunnah Nabi menjadi landasan bagi pembaruan pemikiran Islam.
  • Dialog Antarkultur dan Antaragama: Arkoun adalah pendukung kuat dialog antarkultur dan antaragama. Dia berperan dalam mempromosikan dialog yang positif antara Islam dan budaya-budaya lain, serta antara agama-agama. Dia percaya bahwa dialog ini penting untuk memahami persamaan dan perbedaan, serta untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan harmonis di antara berbagai kelompok masyarakat.
  • Pendidikan dan Pengajaran: Sebagai seorang profesor, Arkoun memberikan kontribusi besar dalam pendidikan dan pengajaran. Dia mengajar di berbagai universitas dan lembaga akademik, mempengaruhi banyak generasi mahasiswa dengan pemikirannya yang inovatif. Dengan demikian, perannya dalam membentuk pola pikir generasi muda yang lebih terbuka terhadap perdebatan dan pembaruan pemikiran Islam sangat besar.
  • Penulis dan Pengarang Buku: Arkoun adalah penulis produktif, dengan banyak buku dan makalah yang membahas pemikirannya tentang Islam dan hermeneutik. Buku-bukunya telah menjadi sumber referensi penting dalam studi Islam modern.

Meskipun pemikiran Muhammad Arkoun telah memicu banyak perdebatan dan kontroversi di dunia Muslim, tidak dapat disangkal bahwa perannya dalam merangsang pemikiran kritis dan pembaruan pemikiran Islam sangat signifikan. Ia membuka jalan bagi para sarjana dan intelektual lainnya untuk mendalami kajian Islam dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan terbuka terhadap perkembangan zaman.

 

Pengaruh-pengaruh dalam Pemikirannya

Pemikiran Muhammad Arkoun dalam memahami Islam, terutama dalam kaitannya dengan wahyu dan Alquran, dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan tokoh-tokoh pemikiran yang berperan dalam membentuk perspektifnya. Berikut adalah beberapa pengaruh utama dalam pemikiran Muhammad Arkoun:

  • Hermeneutik: Salah satu pengaruh paling signifikan dalam pemikiran Arkoun adalah hermeneutik, terutama yang berasal dari tradisi filosofis Eropa. Pendekatan hermeneutik dalam pemahaman teks dan konteks memainkan peran kunci dalam konsep pemikiran Arkoun. Dia terinspirasi oleh pemikiran filosof seperti Hans-Georg Gadamer dan Paul Ricoeur yang mengembangkan metode hermeneutik untuk memahami teks dan budaya. Dengan mengaplikasikan hermeneutik dalam konteks Islam, Arkoun mencoba untuk mendalami makna Alquran dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan kontemplatif.
  • Pemikiran Poskolonial: Muhammad Arkoun juga dipengaruhi oleh pemikiran poskolonial. Pengalamannya sebagai seorang intelektual Aljazair yang hidup dalam konteks pasca-kolonial menginspirasi pandangannya tentang isu-isu kekuasaan, identitas, dan pemahaman agama. Dia melihat pentingnya memahami bagaimana pemahaman Islam dan Alquran telah dipengaruhi oleh proses kolonialisasi dan bagaimana memahaminya dalam konteks pasca-kolonial.
  • Pemikiran Ibn Khaldun: Dalam tesis doktoralnya, Arkoun memfokuskan studinya pada pemikiran Ibn Khaldun, seorang cendekiawan terkenal dalam sejarah Islam. Pengaruh pemikiran Ibn Khaldun terlihat dalam pendekatan Arkoun terhadap sejarah dan kritik sosial dalam pemahaman Islam. Pemikiran Ibn Khaldun tentang siklus sejarah dan pembentukan masyarakat juga memengaruhi cara Arkoun memahami perkembangan pemikiran Islam.
  • Tradisi Filsafat Eropa: Arkoun memiliki pendidikan dalam filsafat Prancis di Universitas Sorbonne, dan ini juga mempengaruhi pemikirannya. Penggunaan konsep-konsep filsafat Eropa, seperti fenomenologi dan eksistensialisme, dalam membaca dan memahami teks agama adalah ciri khas pendekatan Arkoun. Dia mencoba untuk membuka jendela dialog antara pemikiran Islam dan pemikiran Barat.
  • Pengalaman Pribadi dan Sosial: Pengalaman hidupnya sebagai seorang Muslim Aljazair dalam berbagai konteks sosial dan budaya juga memberikan pengaruh besar dalam pemikirannya. Dia menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya, termasuk pengalaman hidup di bawah kolonialisme Prancis dan perubahan sosial pasca-kolonial, yang membentuk perspektifnya tentang Islam dan agama.

Pengaruh-pengaruh ini bersama-sama membentuk pemikiran kritis dan kontekstual Muhammad Arkoun tentang wahyu, Alquran, dan pemahaman Islam. Pendekatan hermeneutik dan kritik terhadap tradisi tradisional dalam pemahaman Islam adalah ciri khas pemikirannya yang telah memberikan kontribusi dalam studi Islam modern.

Konsep Wahyu dalam Perspektif Muhammad Arkoun

Definisi Wahyu dalam Pemikiran Arkoun

Pendekatan hermeneutik dalam memahami wahyu, sebagaimana diperkenalkan oleh Muhammad Arkoun, menekankan pada interpretasi dinamis dan kontekstual teks suci. Hermeneutik adalah suatu metode interpretasi yang digunakan untuk mengungkapkan makna teks dengan mempertimbangkan konteks historis, budaya, dan bahasa. Dalam konteks pemikiran Arkoun, pendekatan hermeneutik terhadap wahyu melibatkan beberapa elemen utama:

  • Konteks Sejarah dan Budaya: Pendekatan hermeneutik menekankan pentingnya memahami konteks sejarah dan budaya di mana wahyu diungkapkan. Arkoun memandang bahwa untuk memahami wahyu dengan benar, kita perlu memasukkan aspek-aspek kontekstual yang memengaruhi pemahaman awalnya.
  • Bahasa sebagai Medium Terbatas: Hermeneutik dalam konteks wahyu mengakui bahwa bahasa manusia memiliki keterbatasan dalam menyampaikan wahyu ilahi yang kompleks. Oleh karena itu, pendekatan hermeneutik mencari cara untuk melampaui batasan bahasa dan menerjemahkan makna yang lebih dalam dari wahyu.
  • Interpretasi Dinamis: Hermeneutik menekankan pada interpretasi yang dinamis dan terus berkembang. Artinya, pemahaman wahyu tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang tetap dan tidak berubah sepanjang waktu. Interpretasi harus dapat beradaptasi dengan perubahan sosial, budaya, dan pemahaman manusia.
  • Partisipasi Pembaca dalam Pembentukan Makna: Hermeneutik mengakui peran aktif pembaca atau penerima pesan dalam membentuk makna. Interpretasi tidak hanya tergantung pada teks itu sendiri, tetapi juga pada pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman pembaca.
  • Dialog dan Pembukaan terhadap Interpretasi Alternatif: Pendekatan hermeneutik menciptakan ruang untuk dialog dan penerimaan terhadap berbagai interpretasi yang mungkin. Ini menciptakan kerangka yang terbuka untuk mendengarkan perspektif-perspektif yang berbeda dan memperkaya pemahaman atas wahyu.
  • Kritik terhadap Interpretasi Tradisional: Hermeneutik dalam pemikiran Arkoun juga melibatkan kritik terhadap interpretasi tradisional yang mungkin bersifat dogmatis atau terlalu literal. Ia mendorong untuk menafsirkan wahyu dengan mempertimbangkan dimensi simbolik, kultural, dan kontekstual.

Dengan menerapkan pendekatan hermeneutik, Arkoun berusaha membuka ruang untuk pembaruan pemikiran dalam memahami wahyu. Pendekatan ini mengakui kompleksitas pesan ilahi dan berupaya untuk membuka pintu dialog dan interpretasi yang lebih luas, menggali makna yang terkandung di dalamnya dan menjadikannya relevan dengan konteks zaman yang terus berubah.

Alquran sebagai Teks dan Makna dalam Kajian Arkoun

Dalam kajian Muhammad Arkoun, Alquran dipandang sebagai teks tertulis yang memerlukan interpretasi dan pemahaman kontekstual. Arkoun menyelidiki dimensi linguistik dan sastra Alquran, serta mempertimbangkan dampak konteks sejarah dan budaya di mana teks itu diungkapkan.[12] Berikut adalah beberapa poin kunci terkait dengan pandangan Alquran sebagai teks tertulis dalam kajian Arkoun:

  • Bahasa dan Sastra Alquran: Arkoun menyoroti keindahan bahasa dan struktur sastra Alquran. Ia melihat bahasa Alquran sebagai medium untuk menyampaikan pesan ilahi yang penuh makna dan artistik. Pendekatan hermeneutiknya memungkinkan eksplorasi lebih lanjut terhadap dimensi linguistik dan sastra Alquran.
  • Teks yang Terbuka terhadap Interpretasi: Arkoun menganggap Alquran sebagai teks yang terbuka terhadap interpretasi yang beragam. Teks ini, menurutnya, memungkinkan interpretasi yang berkembang seiring waktu dan di berbagai konteks. Pendekatan hermeneutiknya menekankan pentingnya membuka pintu untuk dialog dan pemahaman yang lebih dalam terhadap pesan-pesan Alquran.
  • Konteks Sejarah dan Budaya: Pandangan Arkoun memasukkan pemahaman tentang konteks sejarah dan budaya di mana Alquran diungkapkan. Ia menganggap bahwa memahami situasi dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pada saat wahyu turun dapat memberikan wawasan lebih lanjut terhadap makna teks.
  • Tafsir sebagai Upaya Penafsiran: Arkoun menilai tafsir (penafsiran) Alquran sebagai upaya manusia untuk memahami dan menginterpretasikan wahyu. Meskipun tafsir memiliki nilai, Arkoun menekankan pentingnya tidak mengkristalkan satu interpretasi tertentu, melainkan membuka diri terhadap pemahaman yang berkembang.
  • Kritik terhadap Literalisme: Kritik Arkoun terhadap pendekatan tradisional mencakup penolakannya terhadap literalisme. Ia menilai bahwa melihat teks secara harfiah tanpa mempertimbangkan konteks dan makna simbolik dapat menghasilkan pemahaman yang terbatas.

Dengan melihat Alquran sebagai teks tertulis, Arkoun membangun fondasi untuk pendekatan hermeneutiknya yang dinamis. Pendekatannya memungkinkan penafsiran yang lebih mendalam dan kontekstual terhadap pesan-pesan Alquran, sambil memahami nilai-nilai linguistik dan sastra yang terkandung di dalamnya.

Implikasi dan Kontroversi dalam Pemikiran Arkoun berdasarkan pangamatan penulis

Implikasi pemikiran Arkoun terhadap kajian Islam:

  • Pembaruan Pemikiran Islam: Pemikiran Arkoun mendorong pembaruan pemikiran Islam dengan menghadirkan pendekatan hermeneutik dan kontekstual. Implikasinya adalah terbukanya pintu untuk menafsirkan Alquran dengan memperhitungkan konteks sejarah, budaya, dan sosial, sehingga relevan dengan tantangan zaman modern.
  • Kritik terhadap Tafsir Tradisional: Kritik Arkoun terhadap tafsir tradisional membawa implikasi signifikan dalam merangsang pemikiran kritis dan meragamkan interpretasi Alquran. Ini dapat mengubah cara umat Islam memahami dan merespons teks suci mereka.
  • Dialog Antarkultur dan Antaragama: Pendekatan Arkoun membuka ruang untuk dialog antarkultur dan antaragama. Implikasinya adalah mendorong pemahaman saling mendalam antara kelompok-kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda.
  • Pemikiran yang Dinamis dan Adaptatif: Pemikiran Arkoun menekankan pada interpretasi yang dinamis dan adaptatif terhadap perubahan zaman. Implikasinya adalah bahwa pemahaman Islam dapat berkembang dan tetap relevan dengan konteks sosial dan budaya yang terus berubah.

Kontroversi seputar Pemikiran Arkoun:

  • Kontroversi terkait Pembaruan Pemikiran: Pembaruan pemikiran Islam yang diusung oleh Arkoun tidak selalu diterima secara positif oleh semua pihak. Beberapa kalangan mungkin menganggapnya sebagai pemecahan tradisi dan nilai-nilai fundamental Islam.
  • Reaksi terhadap Kritik terhadap Tafsir Tradisional: Kritik Arkoun terhadap tafsir tradisional dapat menimbulkan kontroversi di kalangan yang masih mempertahankan interpretasi klasik dan otoritas ulama tradisional.
  • Pandangan terhadap Kontekstualisasi: Pendekatan kontekstualisasi Arkoun dapat dipandang sebagai terlalu liberal oleh beberapa kelompok yang mempertahankan pandangan konservatif terhadap Alquran.
  • Kritik terhadap Pemikiran Liberal: Sebagian pihak mungkin melihat pemikiran Arkoun sebagai terlalu liberal dalam konteks Islam, yang dapat menimbulkan ketidaksetujuan dan perdebatan.

Pemikiran Arkoun membuka diskusi yang mendalam dan kontroversial dalam kajian Islam. Sementara beberapa melihatnya sebagai langkah menuju pembaruan dan adaptasi Islam dalam dunia modern, yang lain mungkin melihatnya sebagai tantangan terhadap tradisi dan otoritas keagamaan.

Karya Arkoun

Beberapa karya Arkoun yang dapat menjadi rujukan untuk pemahaman lebih lanjut tentang pandangannya terhadap Alquran dan wahyu antara lain:

  • "The Unthought in Contemporary Islamic Thought" (1982): Karya ini merinci kritik Arkoun terhadap cara tradisional memahami Islam, termasuk tafsir Alquran. Dia menyoroti kebutuhan untuk berpikir kritis dan mengembangkan interpretasi yang lebih kontekstual.
  • "Rethinking Islam: Common Questions, Uncommon Answers" (1994): Dalam buku ini, Arkoun mendiskusikan konsep-konsep kunci dalam Islam, termasuk wahyu, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong pembaca untuk merenung secara mendalam.
  • "The Concept of Revelation between Science and Religion" (1982): Karya ini mengeksplorasi konsep wahyu dalam perspektif ilmiah dan keagamaan. Arkoun mencoba untuk menyelidiki cara mengintegrasikan pemahaman wahyu dengan pemikiran ilmiah modern.
  • "Islam, Europe, and the West: Meanings at the Crossroads" (2010): Dalam buku ini, Arkoun mengulas dinamika hubungan antara Islam, Eropa, dan Barat. Pemikirannya tentang dialog antarbudaya dan bagaimana Alquran dapat diartikan dalam konteks ini menjadi sorotan.
  • "La Pensée Arabe" (2003): Buku ini tidak hanya membahas pemikiran Arab secara umum, tetapi juga mencakup pandangan Arkoun terhadap Alquran dan wahyu dalam kerangka pemikiran Islam kontemporer.[16]

Kesimpulan

Pemahaman Muhammad Arkoun tentang wahyu dan Alquran mencerminkan pendekatan yang kritis dan kontekstual dalam menafsirkan teks suci Islam. Salah satu poin sentral dalam pemikirannya adalah penekanan pada pentingnya memahami Alquran dalam konteks sejarah, budaya, dan bahasa. Arkoun berpendapat bahwa untuk meraih pemahaman yang mendalam terhadap wahyu, kita perlu memperhitungkan situasi di mana pesan tersebut diungkapkan.

Kritiknya terhadap pendekatan literalis dan dogmatis dalam memahami Alquran membuka jalan bagi interpretasi yang lebih terbuka dan dinamis. Ia mengajak untuk melepaskan diri dari pemahaman yang kaku dan memandang teks suci secara lebih luas, melibatkan dimensi linguistik, sastra, dan kontekstual. Pengenalan pendekatan hermeneutik dalam kajian Alquran juga menjadi kontribusi berarti, menekankan interpretasi yang mendalam dan dinamis terhadap teks suci.

Arkoun mengkritik tafsir tradisional yang cenderung bersifat otoriter dan terlalu menetapkan satu pemahaman tunggal terhadap Alquran. Pemikirannya merangsang kebebasan berpikir dan penafsiran yang lebih bervariasi, memotivasi umat Islam untuk mengembangkan pemahaman yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan zaman. Konsep-konsep Arkoun juga relevan dengan upaya menjadikan pemahaman Alquran relevan dengan konteks modern, membuka pintu untuk menjawab tantangan sosial, budaya, dan intelektual yang dihadapi oleh umat Islam.

Referensi

Abdullah, M. A. (2016). Kontribusi Ilmu Kalam/Filsafat Islam dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 13(2), 97-117.

Arrauf, I. F., & Miswari, M. (2018). Menangkap Pesan Tuhan: Urgensi Kontekstualisasi Alquran Melalui Hermeunetika. Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir, 3(2), 223-236.

Baidhowi, M. A. (2013). Antropologi Al-Qur'an. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.

Budiono, A. (2015). Penafsiran Al-Qur'an Melalui Pendekatan Semiotika Dan Antropologi (Telaah Pemikiran Muhammad Arkoun). MIYAH: Jurnal Studi Islam, 11(2), 281-306.

Sutrisno RS, M. H. I., & Faiz, M. F. (2021). Pembaharu Hukum Islam Kontemporer dan Gagasannya. Yogyakarta: Nusamedia.

Haitomi, F. (2019). Menimbang Hermeneutika Sebagai Mitra Tafsir. Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara, 5(2), 45-69.

 

Haq, F. R. U. (2018). Membela Islam, membela kemanusiaan. Bandung: Mizan Pustaka.

  

Hariyanto, I. (2018). Hermeneutika al-Qur’an Muhammed Arkoun. Jurnal el-Umdah, 1(2), 130-144.

 

Imron, A. (2007). Muhammad Arkoun: Sang Pemikir Islam Modernis. Jurnal Tribakti, 18(2).

 

Latif, M. (2013). Membumikan teologi Islam dalam kehidupan modern (berkaca dari Mohammed Arkoun). Jurnal Dakwah Tabligh, 14(2), 169-181.

 

Saifulloh, M. H., & Arkoun, M. (2008). Kritik Metodologi Atas Orientalisme. Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 1(1), 76-92.

 

Sempo, M. W., & Khassim, N. A. M. (2017). Eksplorasi Epistemologi Hermeneutika Vs Tafsir: Kajian Perbandingan. Ulum Islamiyyah, 20, 85-94.

 

Soekarba, S. R. (2006). Kritik Pemikiran Arab: Metode Dekonstruksi Mohammed Arkoun. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 8(1), 5.

 

Wekke, I. S. (2014). Kitab Suci, Bahasa Arab dan Pembacaan Teks: Tinjauan Filsafat Mohammed Arkoun. Jurnal Ulumuna, 18(2), 243-268.

Penyusun:

Fairuz Hidayat
Mahasiswa Pascasarjana, UIN Arraniry-Banda Aceh

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun