Mohon tunggu...
fairishijriyah
fairishijriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🎥🎬👀

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Etika Profesi Guru Dalam Mendukung Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Salah Satu Sekolah Dasar di Pandeglang

3 Desember 2024   19:42 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:47 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan etika profesi guru di salah satu sekolah dasar negeri di Pandeglang menjadi contoh nyata bagaimana prinsip-prinsip dasar seperti integritas, keadilan, profesionalisme, dan tanggung jawab sosial dapat mendukung Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Guru kelas 6, Bu C, berbagi pandangan dan pengalaman tentang pendekatan yang ia gunakan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sekaligus teladan bagi siswa.

  • Cara Menjadi Guru yang Baik, guru harus memiliki sifat dan perilaku yang mencerminkan integritas, seperti selalu bersikap baik, sopan, dan ramah terhadap siswa, rekan kerja, serta orang tua murid. Penampilan juga menjadi bagian penting dari profesionalisme seorang guru. Menurut Bu C, guru perlu berpakaian rapi dan sopan karena penampilan mencerminkan kepribadian dan sikap profesional, yang dinilai tidak hanya oleh siswa, tetapi juga oleh kepala sekolah dan orang tua. Misalnya, memakai rok atau celana rapi yang sesuai dengan norma lingkungan kerja adalah pilihan yang direkomendasikan. 
  • Pengelolaan Kelas yang Efektif, dalam mengondisikan kelas, Bu C menggunakan pendekatan aktif untuk menarik perhatian siswa. Ketika suasana kelas mulai gaduh, ia memilih untuk memimpin dengan membaca sholawat bersama atau mengajak siswa menyanyi. Strategi ini lebih efektif dibandingkan berteriak karena mampu mengalihkan perhatian siswa dengan cara yang lebih positif. Guru harus menjadi inisiator dan bergerak terlebih dahulu untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan manajemen kelas yang baik memerlukan kreativitas dan kesabaran. 
  • Penilaian Siswa dan Pendekatan Personal, dalam memberikan nilai, guru menilai siswa berdasarkan kemampuan masing-masing, keaktifan, rajin, dan partisipasi mereka dalam kegiatan kelas. Bu C menegaskan bahwa siswa yang lebih aktif dan rajin mendapat nilai tambahan sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka. Penilaian ini dilakukan secara adil tanpa membedakan latar belakang siswa. Ketika seorang siswa mengalami kesulitan belajar, guru melakukan pendekatan personal dengan cara komunikasi tatap muka (face-to-face). Guru berusaha memberikan pemahaman dan menanyakan masalah yang dihadapi siswa secara langsung. 
  • Berkomunikasi dengan Orang Tua Murid, guru di salah satu sekolah dasar di Pandeglang memahami pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan orang tua. Saat pembagian rapor, misalnya, orang tua dipanggil untuk berdiskusi mengenai perkembangan anak mereka. Dalam beberapa kasus, siswa juga diminta hadir untuk mendengarkan masukan langsung. Hal ini memungkinkan terciptanya transparansi antara guru, siswa, dan orang tua, serta memberikan motivasi kepada siswa untuk memperbaiki diri. Komunikasi semacam ini juga diterapkan pada saat kenaikan kelas, di mana orang tua diajak untuk berdialog tentang kebutuhan dan perkembangan anak mereka. 
  • Kolaborasi dengan Rekan Guru, sesuai arahan kepala sekolah, guru di salah satu sekolah dasar negeri di Pandeglang saling berbagi informasi dan pengalaman melalui grup komunikasi internal. Hal ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang kooperatif dan mendukung peningkatan kompetensi profesional. Dengan adanya forum berbagi ini, guru tidak merasa bekerja sendiri, melainkan menjadi bagian dari komunitas yang saling mendukung. 
  • Tantangan yang Dihadapi Guru, beban kerja yang tinggi menjadi tantangan utama yang dihadapi guru, seperti yang disampaikan oleh Bu C. Jadwal yang padat sering kali membuat guru merasa lelah dan kewalahan dalam memberikan perhatian penuh kepada setiap siswa. Selain itu, variasi karakter siswa di kelas menjadi tantangan tersendiri, terutama di kelas atas (kelas 5 dan 6), di mana siswa sering kali sulit diarahkan karena mulai menunjukkan perilaku yang lebih kompleks. 

Melalui strategi-strategi kreatif, pendekatan personal, dan kerja sama dengan orang tua serta rekan guru, tantangan-tantangan ini dapat diatasi. Guru di salah satu sekolah dasar negeri di Pandeglang terus berupaya menjaga kualitas pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai etika profesi, yang sejalan dengan prinsip-prinsip MBS. 

KESIMPULAN

Penerapan etika profesi di salah satu sekolah dasar di Pandeglang mendukung keberhasilan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), terutama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, adil, dan profesional. Guru memainkan peran penting sebagai teladan bagi siswa serta penghubung utama antara sekolah dan orang tua. Dengan menjaga integritas, keadilan, dan profesionalisme, guru tidak hanya membantu meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga memperkuat karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa. 

SOLUSI

  • Pelatihan Etika Profesi Guru, mengadakan pelatihan rutin untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menerapkan nilai-nilai etika profesi. Pelatihan ini dapat mencakup aspek pengelolaan kelas, komunikasi efektif, dan strategi pembelajaran berbasis etika. 
  • Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif, mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif, seperti permainan edukatif, diskusi interaktif, atau aktivitas berbasis proyek, guna membantu guru mengelola kelas dengan karakter siswa yang beragam. Hal ini juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. 
  • Penguatan Komunikasi dengan Orang Tua dan Komunitas Sekolah, memperkuat komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua melalui forum diskusi yang rutin diadakan. Misalnya, saat pembagian rapor, pertemuan kenaikan kelas, atau sesi konsultasi individu. Forum ini dapat menjadi ruang bagi orang tua dan guru untuk bekerja sama dalam mendukung perkembangan siswa. 
  • Kolaborasi Guru, meningkatkan kerja sama antar guru melalui grup diskusi atau komunitas pembelajaran guru. Dengan berbagi pengalaman dan strategi, guru dapat saling mendukung dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. 

Dengan penerapan solusi ini, diharapkan kualitas pembelajaran di seluruh sekolah dasar di Pandeglang dapat terus meningkat, sejalan dengan tujuan MBS untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik dan berkarakter. 

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep dan Implementasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kuanine, M. H., & Afi, K. E. Y. M. (2023). Upaya Guru Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman Melalui Manajemen Budaya Sekolah Yang Positif. JMPK: Jurnal Manajemen Pendidikan Kristen, 3(1), 01-14.

Rinto Alexandro, M. M., Misnawati, M. P., & Wahidin, M. P. (2021). Profesi Keguruan (Menjadi Guru Profesional). Gue.

Shobihah, I. F., & Walidah, P. Z. (2021). Interelasi Orangtua, Guru Dan Anak Dalam Membentuk Karakter Siswa Madrasah Ibtidaiyah Plus Darul Falah Jombang. Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education, 8(1), 22-29.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun