Mohon tunggu...
Faiq Resa Aditya
Faiq Resa Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan

Untuk Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Persatuan dalam Menghadapi Pandemi

8 Oktober 2021   00:08 Diperbarui: 8 Oktober 2021   00:22 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 yang muncul di Indonesia sejak awal Tahun 2020 secara signifikan telah mengubah pola hdup masyarakat Indonesia dari segala aspek kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan segala aspek lainnya. Bangsa Indonesia harus melakukan adaptasi yang masif untuk menyesuaikan keadaan yang terjadi. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan Pemerintah, perjuangan di masa pandemi terus bergulir untuk membangkitkan harapan agar tidak pernah pudar.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19, peran seluruh lapisan masyarakat dibutuhkan, tanggung jawab bukan hanya milik Pemerintah Pusat, namun juga rakyat dari segala lapisan. Perpecahan dan ketidaksesuaian sikap dalam menghadapi pandemi dapat mengancam persatuan dan kerukunan bangsa Indonesia. Maka dari itu, diperlukan kesamaan rasa oleh seluruh rakyat, bahwa pandemi ini harus kita hadapi dengan bersatu dan bersama-sama.

Sejak munculnya pandemi, berbagai dinamika sosial muncul di tengah masyarakat sehingga memicu ketidakpercayaan di masyarakat antara yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini, kita harus kembali mereflksikan sikap dan sifat kita ke dasar dan landasan idiil negara yaitu Pancasila. Setiap sila harus kita amalkan dan maknai, dalam hal ini kita dapat menjadikan sila ketiga "Persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia" sebagai hal yang harus kita tanamkan dalam hati di tengah kondisi pandemi yang segalanya serba dinamis ini.

Pentingnya kesatuan bangsa salah satunya disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kementerian Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Bapak Janedjri M. Gaffar, beliau menyampaikan bahwa embukaan UUD 1945 menunjukkan pentingnya kesatuan bangsa, apalagi jika merujuk pada kedudukan UUD 1945 sebagai hukum tertinggi yang memperoleh legitimasi dari kesepakatan segenap bangsa Indonesia. UUD 1945 juga tidak hanya berkedudukan sebagai konstitusi bernegara, melainkan sebagai konstitusi bermasyarakat dan berbangsa. 

Beliau juga menyampaikan "UUD 1945 tidak hanya mengikat dan dijalankan oleh lembaga-lembaga negara dan pemerintah, tetapi juga harus dilakukan oleh masyarakat dan seluruh komponen bangsa Indonesia. Orientasi pada persatuan dan kesatuan bangsa, tujuan melindungi segenap bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah orientasi dan tujuan setiap individu warga negara dan segenap komponen bangsa."

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, mulai dari kebijakan ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun peraturan dalam keseharian. Kebijakan-kebijakan tersebut tentu telah melalui proses pengkajian dan mempertimbangkan hajat hidup masyarakat luas. Pemerintah telah mengerjakan bagiannya melalui berbagai kebijakan tersebut, di sisi lain, rakyat juga harus melakukan bagiannya dengan mematuhi kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan, tidak menyebar isu yang menimbulkan prasangka buruk tak berdasar, dan terus mengawal langkah strategis pemerintah dalam menghadapi pandemi.

Kesehatan dan Ekonomi menjadi isu yang paling vital di masa pandemi saat ini. Ribuan jiwa telah melayang dan orang-orang kehilangan keluarganya. Ribuan orang kehilangan mata pencaharian. Hal ini merupakan sittuasi genting bagi Pemerintah dnn rakyat, berbagai stimulus ekonomi dan program-program kesehatan oleh Pemerintah telah dijalankan, dengan sinergi oleh segala lapisan yang menjalankan tugasnya masing-masing, dengan memupuk rasa persatuan, seluruh rakyat memiliki harapan yang besar agar pandemi ini segera berakhir, aktivitas dapat berjalan seperti biasa, dan perekonomian dapat berjalan dan terus tumbuh.

Ancaman keutuhan bangsa tidak hanya dalam bentuk pemberontakan, tidak hanya dalam bentuk perang dengan senjata, namun juga perpecahan melalui isu-isu yang tidak mengedepankan kebenaran, isu-isu yang tidak dapat dipercaya kredibilitas sumbernya, isu-isu yang dibuat untuk memecah fokus dan kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah, bahkan ketidakpercayaan terhadap orang sekitarnya.

Diperlukan pembinaan dan pendampingan oleh seluruh masyarakat untuk masyarakat yang lain, agar segala isu-isu yang berusaha memecah dan menghambat pencegahan Covid-19 dapat dihentikan. Ego setiap orang harus ditahan dalam keadaan seperti sekarang, kita harus menerima dan menjalankan segala upaya di era pandemi.

Di era teknologi yang segalanya serba mobile ini, arus informasi hoax mampu berkembang dengan cepat. Di sisi lain, kamajuan teknologi sangat membantu keseharian masyarakat, misalnya dalam hal pendidikan, siswa-siswa belajar melalui daring, sampai degan saat ini, sistem tatap muka sudah mulai diberlakukan di beberapa tempat untuk jenjang tertentu. Meskipun demikian, jangkauan internet dan kepemilikan gawai menjagi isu yang harus diselesaikan dengan optimal. Dampak posisitif teknologi ini agar dapat dimanfaatkan untuk mengimbangi  arus informasi yang tidak benar, namun harus dijaga juga di masyarakat agar informasi tidak overload.

Kalau kita menelisik kembali ke masa lampau, dahulu, musuh bersama bangsa Indonesia adalah penjajah, seluruh lapisan masyarakat bergerak bersama melawan penjajahan. Pasca kemerdekaan, sebelum pandemi, musuh kita adalah ego rakyat yang tidak memaknai Pancasila, yang terus berusaha memecah kesatuan bangsa, hal itu lah yang menjadi musuh bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun