Anak-anak hiperaktif adalah anak yang unik dengan semua tingkah lakunya. Seperti layaknya televisi yang memiliki tombol on dan of , maka sebaliknya anak-anak hiperaktif ini tidak memiliki tombol "on maupun off", sehingga tidak dapat dipindahkan salurannya atau dihentikan.Â
Anak dengan gangguan ADHD memiliki pikiran, perasaanan, dan tingkah laku yang tidak terkoordinasi dengan baik. Mereka memiliki segudang ide yang spontan dilakukan tanpa ada penuturan kata- kata yang terstruktur.Â
Anak yang memiliki gangguan ADHD selalu mengungkapkan perasaan mereka baik rasa suka maupun tidak suka mereka langsung mengekspresikannya, sehingga tidak jarang membuat orang lain tersinggung, sementara mereka sendiri tidak mempedulikannya.Â
Hal seperti ini seringkali membuat teman-teman dan orang-orang disekitar mereka tidak dapat menerima mereka dan menjadi menjahui mereka, hal ini menyebakan rusaknya kualitas hubungan sosial. Dan ketika mereka dijahui seringkali anak yang menderita ADHD akan membalas mereka atau berulah atau juga dengan spontan membalasnya.Â
Degan sikap respon yang diberikan itu maka tak ayal seringkali anak yang menderita ganggauan ADHD di cap menjadi anak yang nakal dan anak yang tidak bisa diatur oleh orang tua, teman, guru, maupun orang-orang sekitar. Anak yang menderita gangguan ADHD ini selalu hiperaktif dimana mereka selalu terdorong untuk senantiasa terus bergerak dan menjadi tidak bisa diam.Â
Mereka senantiasa terus bergerak dikegiatan apapun termasuk ketika mereka belajar dan hal tersebut menyebabkan terganggunya proses belajar. Mereka berlari dan memlesetkan diri di lantai yang licin,membuat gerakan layaknya pesawat terbang yang lepas landas dengan melompat dari tangga atau meja, suara gaduh di kelas sebelah atau di halaman sekolah, hal ini bisa menjadi faktor pengganggu ketika ia sedang mendengarkan guru yang mengajar di depan kelas.Â
Kondisi ini sangat berdampak pada ketidakstabilan performa akademik mereka karena dapat dengan mudah memecah konsentrasi mereka dengan hal-hal yang dianggapnya menarik. Suatu ketika mereka bisa mendapatkan nilai baik, namun di lain waktu nilainya juga bisa menurun karena proses belajar yang tidak konsisten.
Oleh sebab itu anak yang menderita gangguan ADHD perlu untuk dilatih konsentrasinya. Karena konsentrasi ini sangat penting, sebab pemikiran anak ADHD tidak boleh dibiarkan terus melayang-layang agar nantinya tidak terjadi gangguan konsentrasi. Pikiran anak yang menderita gangguan ADHD harus diarahkan kesuatu titik dalam suatu pekerjaan.Â
Maka dengan begitu pikiran anak makin hari akan semakin kuat. Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak dalam berkonsentrasi berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda-beda.
Sekolah juga perlu melakukan penanganan terhadap siswa yang teridentifikasi menderita gangguan ADHD. Menurut Baihaqi dalam bukunya yang berjudul Memahami dan Membantu Anak ADHD, menulis bahwa penanganan terhadap siswa hiperaktif ini bergantung pada jenis masalah yang dihadapi, misalnya : penanganan terhadap gangguan kepribadian, penanganan terhadap gangguan emosi dan pertahanan diri, serta penanganan terhadap kesulitan belajar.Â
Baihaqi juga menyebutkan bahwa tujuan penanganan siswa yang hiperaktif dan juga ADHD ini bertujuan guna membantu anak untuk bisa berkonsentrasi dan fokus atau mengurangi kesulitan belajar dengan mempedulikan faktor-faktor yang mengakibatkan kesulitan belajar siswa ADHD.Â
Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan sesi konseling untuk anak penderita gangguan ADHD. Konselor Sekolah harus senantiasa berusaha membantu siswa hiperaktif atau ADHD dengan batasan-batasan dan profesionalitas seorang konselor sekolah dengan penekanan pada peningkatan konsentrasi belajarnya karena konsentrasi belajar merupakan ranah penanganan konselor. Â Dalam upaya untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus siswa bisa melalui Brain Gym atau senam otak.Â
Brain gym ini dapat menjadi alternatif dalam penanganan siswa hiperaktif. Brain gym dapat membantu siswa hiperaktif mengalihkan perilaku hiperaktifnya. Brain gym juga dapat membantu mensinergikan kinerja otak kanan dan kiri. Â
Brain Gym sendiri merupakan rangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang digunakan untuk memadukan rangkaian untuk membentuk rasa kebersamaan dan juga meningkatkan kemampuan belajar. Dalam Brain gym ada beberapa gerakan, seperti gerakan brain button (tombol otak), Cross crowl (gerakan silang), Hooks up (gerakan kait rileks).Â
Jika siswa sudah mengusai semua gerakan tersebut maka kemudian bisa di variasikan dengan menjalin brain gym pada pembelajaran. Brain Gym  ini bisa meningkatkan konsentrasi anak yang mana Brain Gym  ini dapat mengalihkan perhatian anak terhadap aktivitas-aktivitas berlebih yang ingin dilakukan anak-anak ADHD dan mengontrol sikap dan tingkah lakunya.
Adapun upaya lain yang dapat dilakukan yakni dengan pembelajaran menggunakan Mind Map. Mind Map merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind Map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Â Menurut Edward dalam bukunya yang berjudul "Mind Mapping Untuk Anak Sehat dan Cerdas" mind map adalah cara paling efektif untuk meningkatkan prestasi anak.
Selain itu konselor sekolah juga dapat memberikan layanan konseling individu, menggunakan teknik-teknik dalam konseling behavioral untuk membantu mengontrol tingkah laku siswa dengan ADHD dan membantunya untuk lebih berkonsentrasi terhadap belajaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H