Semarak lebaran di Indonesia sangatlah meriah. Karena, Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Hari Raya Idul Fitri pasti berlangsung dengan perasaan suka cita oleh seluruh umat muslim di dunia.
Biasanya setelah Hari Raya Idul Fitri umat Islam di Indonesia melakukan tradisi di daerahnya masing-masing, terutama di Jawa. Di setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda dan unik. Yang pastinya tradisi tersebut merupakan campuran antara budaya daerah tersebut dan budaya Islam.
Dan tradisi tersebut pastinya sudah menjadi tradisi turun temurun sebagai warisan budaya daerah tersebut. Sehingga hal ini yang menjadikan Indonesia mempunyai beragam macam cerita ketika lebaran. Seperti contoh di Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
- Selametan di Musholla terdekat
Setelah melaksanakan Sholat Ied penduduk setempat akan melaksanakan selametan di musholla terdekat. Setiap orang atau kepala keluarga akan membawa kurang lebih lima bungkus atau berkat yang isinya bermacam-macam dan berbeda. Ada yang nasi, cemilan, sembako, dsb. Dan bungkusan itu nantinya akan ditukar dengan milik orang lain.
Biasanya mereka tidak hanya selametan di satu musholla saja, mereka akan berpindah tiga kali mushollah. Seperti warga daerah musholla Al-Amin dan warga musholla Hidayatullah mendatangi mushollah Al-Jannah untuk melaksanakan pembacaan Yasin dan Tahlil.Â
Lalu setiap kepala keluarga musholla Al-Jannah yang membawa bungkusan atau berkat tersebut untuk dibagikan kepada seluruh warga musholla Al-Amin, Hidayatullah dan juga musholla Al-Jannah. Dan begitu seterusnya sampai berpindah tiga kali musholla.
      Adat selametan di musholla ini tidak hanya dilaksanakan ketika hari raya idul fitri saja, bahkan hari raya idul adha pun sama seperti itu.
- Membakar Petasan
      Biasanya setelah acara selametan, warga daerah setiap musholla akan membakar petasan yang panjangnya bisa mencapai lima belas meter. Dan ada juga yang membakar petasan seperti kembang api.
- Josonjo atau Halal Bihalal
      Sebagai umat Islam sudah menjadi tradisi mereka silaturahmi ke sanak keluarga dan kerabat ketika Hari Raya Idul Fitri. Biasanya orang Probolinggo-Kraksaan menyebutnya dengan Josonjo. Terkadang ada juga yang menggelar acara halal bihalal keluarga besar mereka. Halal bihalal ini bertujuan sebagai media silaturahmi dengan orang banyak, terutama keluarga.
- Lebaran Ketupat atau Lontongan
      Selain Josonjo ke kerabat dan sanak keluarga tradisi orang Kraksaan adalah Lebaran kedua, orang-orang biasa menyebutnya dengan Lebaran Ketupat atau Lontongan. Lebaran ketupat atau lontongan ini merupakan tradisi masyarakat Jawa, begitu pula di Kraksaan dan  dilaksanakan satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
      Mengapa disebut Lebaran ketupat atau lontongan, hal ini untuk merayakan atau tasyakuran karena telah melaksanakan puasa 7 hari diawal bulan syawal. Lebarann ketupat ini dilaksanakan di musholla terdekat juga, sama seperti selametan setelah sholat ied. Tapi disini yang membedakan adalah isi dari bungkusan atau berkat yang mereka bawa, karena mereka semua akan membawa ketupat.
Meskipun namanya Lebaran ketupat, tidak semua orang akan membawa ketupat. Biasanya mereka juga membawa lontong. Dan mayoritas penduduk banyak yang membawa lontong, bukan ketupat.
      Sedangkan menu lauk pauknya bermacam-macam, ada opor, bumbu petis, sambal goreng kentang, serundeng, ada juga yang menu lauknya bakso, dll.
      Demikianlah tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Kota Kraksaan -- Probolinggo guna menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat.
Nama : Faiqoh Putri Dewi
Mahasantri Ma'had Aly Al-Zamachsyari-Malang
Awardee Beasiswa Cendekia Baznas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H