Mohon tunggu...
Faiq Aminuddin
Faiq Aminuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru

pelayan pelajar Irsyaduth Thullab dan penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Wortel

21 Oktober 2024   11:29 Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadi ingin menanam wortel. Kak Rafa coba mencari informasi tentang cara menanam wortel. Mereka berdua meminjam HP bapak untuk mencari informasi di internet.

"Kita bisa menanam wortel dari bijinya atau potongan wortel itu sendiri," Rafa mencoba menjelaskan kepada adiknya.

Rafa berencana meminta biji wortel kepada Paman Amin. Sedangkan Hadi ingin mencoba menanam dari potongan wortel. Bapak dan ibu senang dan mendukung kedua anaknya mencoba menanam wortel. Bapak menyarankan mereka menanam wortel dari biji saja. Bapak pun menyempatkan berkunjung ke rumah paman untuk meminta biji bibit wortel.

Rafa dan Hadi mulai dengan menyiapkan pot dan tanah. Mereka menonton video cara menanam wortel. Setiap hari, Hadi dan Rafa merawat tanaman wortel mereka. Mereka menyiramnya setiap pagi dan sore. Mereka juga memastikan tanaman mendapat sinar matahari yang cukup.

Hadi sangat bersemangat. Dia sering memeriksa tanaman wortelnya. Rafa mengajarinya cara merawat tanaman dengan benar. "Jangan terlalu banyak menyiramnya, Dik. Nanti tanaman bisa busuk," kata Rafa.

Hari demi hari berlalu. Tanaman wortel mereka mulai tumbuh. Hadi sangat senang melihat daun hijau kecil muncul dari tanah. "Kak, lihat! Tanamanku tumbuh!" seru Hadi dengan gembira.

Rafa juga senang. "Bagus, Dik. Kita harus tetap merawatnya dengan baik."

Hadi dan Rafa terus merawat tanaman wortel mereka. Ibu dan bapak sering melihat mereka bekerja di kebun kecil mereka. "Kalian hebat, Nak. Teruslah berusaha," kata bapak dengan bangga.

Suatu hari, Hadi dan Rafa memutuskan untuk memeriksa tanaman wortel mereka. Mereka ingin melihat apakah wortel sudah siap dipanen. Dengan hati-hati, mereka menggali tanah di sekitar tanaman.

Ternyata wortel mereka masih kecil. "Tidak apa-apa, Dik. Kita harus sabar," kata Rafa.

Hadi mengangguk. "Iya, Kak. Kita harus sabar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun