Mohon tunggu...
Faiq Aminuddin
Faiq Aminuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru

pelayan pelajar Irsyaduth Thullab dan penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sampai Jumpa di Surga, Dik

21 Oktober 2024   13:04 Diperbarui: 21 Oktober 2024   13:22 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya nanti kalau sudah sembuh. Kita doakan saja semoga lekas sembuh. Bapak dan ibu kan sudah berusaha. Adik dibawa ke rumah sakit agar diobati oleh para dokter. Dokter juga sudah berusaha. Selanjutnya mari kita serahkan pada Tuha. Tuhanlah yang menentukan kapan Dik Hadi sembuh. Jadi, kita harus bantu bapak, ibu dan para dokter dengan doa."

"Dik Hadi pasti sembuh kan, Nek?" Rafa bertanya dengan suara serak. Rafa sudah sangat rindu kepada adiknya. Sudah sepekan Dik Hadi di rumah sakit.

"Emm... Semua terserah Tuhan. Orang pulang dari rumah sakit itu beda-beda. Ada yang sembuh. Ada juga yang masih sakit. Ada juga yang meninggal dunia."

Rafa menundukkan kepala. Matanya basah. Air mata mulai mengalir di kedua pipinya.

"Aku tidak mau dik Hadi mati. Dik Hadi harus sembuh!" Hadi teriak sambil menangis.

Nenek menghela nafas. "Nenek, bapak dan ibumu juga berharap semoga Dik Hadi sembuh.  Kita sudah berusaha. Kita sudah minta tolong kepada yang lebih ahli. Pak dokter dan bu dokter kan lebih ahli dari kita? ya kan?"

Hadi mengangguk.

"Tapi kita harus ingat bahwa usaha kita belum tentu berhasil. Kadang usaha kita berhasil tapi kadang juga gagal. Seperti murid-murid di sekolah, mereka sudah berusaha belajar. Tapi saat tes, kadang ada yang berhasil dapat nilai 100. Kadang ada juga yang dapat nilai lima puluh. Bahkan kadang ada juga yang tidak dapat nilai atau dapat nilai nol ..."

Nenek coba menasehati Rafa agar menjadi anak yang tidak mudah mengeluh. Kalau Dik Hadi sembuh, nenek ingin Rafa tidak hanya berterima kasih kepada para dokter tapi juga kepada Tuhan. 

Malam itu ada telepon dari bapak. Wajah nenek terlihat agak terkejut ketika mendengarkan suara bapak. Ternyata bapak mengabari bahwa dik Hadi sudah meninggal dunia.

Rafa sangat sedih. Tapi Rafa ingat pesan nenek. "Kalau pun Dik Rafa belum sembuh, kita tetap harus berterima kasih kepada para dokter. Mereka sudah berusaha mengobati dik Hadi. Kita juga tidak perlu marah kepada Tuhan. Nenek ingin Rafa yakin bahwa Tuhanlah yang paling tahu tentang apa yang terbaik untuk kita. Nenek berharap keluarganya dapat selalu bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun