Kakek memberikan uang kepada penjual anak ayam. Anak ayam pilihan Hadi pun dimasukkan ke dalam kantong kertas. Ada beberapa lubang pada kantong coklat itu. Jadi, walaupun kantong ditutup dan diikat, anak-anak ayam bisa bernafas dan tidak kehabisan udara.
Sampai di rumah, anak ayam kakek ditempatkan di kandang di belakang rumah. Adapun anak ayam Hadi ditempatkan di dalam kardus besar. Hadi masih asyik melihat, memegang dan mengelus anak ayamnya.
"Hadi, anak ayam itu bukan mainan lho." Kakek mengingatkan. "Anak ayam itu masih kecil. Mudah sakit. Jadi jangan terlalu sering diganggu dan dipegang-pegang. Seperti manusia ayam juga butuh makan dan minum. Ayam juga butuh tempat yang bersih. Jadi, Hadi harus rajin membersihkan kandang. Jangan sampai lembab dan becek. Ayam juga butuh ketenangan untuk istirahat. Jadi, jangan terlalu sering dipegang dan diangkat-angkat apalagi dilempar lempar."
Hadi hanya mengangguk-anggukan kepala. Dia masih asyik memegang anak ayam yang warna kuning. Dia perhatikan di ujung paruhnya yang hitam ada titik kecil berwarna kuning.
"Kik... Kik..." teriak anak ayam kuning. Dia seperti ingin lompat dan lepas dari genggaman tangan Hadi. Tangan kiri Hadi menggenggam badan anak ayam. Tangan kanannya mengelus-elus kepala anak ayam yang imut dan lucu. Ketika Hadi hendak menarik dan melihat sayapnya, anak ayam kuning itu tiba-tiba buang air besar. Kotoran anak ayam itu menetes di tangan kiri Hadi. Hadi langsung melepaskan genggamannya. Anak ayam kuning meluncur ke dalam kardus lagi. Cakarnya jatuh menimpa kepala anak ayam merah. Anak ayam terjatuh ke kanan dan menimpa anak ayam ungu. Ketiga anak ayam itu pun berlarian kesana kemari di dalam kardus.
Kik ... Kik ... Kik ...
Suara anak-anak ayam itu saling bersahutan.
"Mungkin mereka lapar," kata Hadi dalam hati.
Hadi pun minta pakan ayam kepada kakek.
"Jangan lupa diberi minum."
Hadi menaburkan pakan ayam ke dalam kandang kardusnya. Setelah itu menaruh semangkuk air untuk minum ayam-ayam mungilnya. Anak-anak ayam pelangi itu pun mulai sibuk mematuk-matuk pakan yang bertebaran. Sesekali menyelupkan paruhnya ke mangkuk air kemudian mendongakan kepalanya agar air mengalir dan masuk perutnya.