Mohon tunggu...
Faiq Aminuddin
Faiq Aminuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru

pelayan pelajar Irsyaduth Thullab dan penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sapu Terbang

7 Oktober 2024   10:04 Diperbarui: 7 Oktober 2024   10:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekarang sapuku bisa terbang lagi. Ayo, Budi, kita naik sapu ini. Kita terbang ke rumah burung itu."

Siti menunjuk ke atas pohon nangka.

"Kau berdiri di belakangku. Aku yang jadi pilotnya."

Mereka berdua berdiri di atas rambut sapu. Siti memegang tangkai sapu.

"Awas pegangan!" Budi pegangan pada pundak Siti.

"Siti... Sapu ini tidak bisa terbang."

"Rusak sih."

"Sapu memang tidak bisa terbang. Yang bisa terbang itu burung. Lihat itu!" Budi menunjuk burung merpati. Burung merpati terbang dari atas atap. Dia hinggap di tanah lalu terbang lagi.

"Siti, kalau mau terbang, jadi burung saja."

"Mengapa ?"

"Burung bisa terbang. Sapu tidak bisa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun