Menurut filosofi stoicism, sejatinya kita hanya bisa mengontrol dua hal, yakni pada pikiran dan tindakan. Oleh karena itu, berbagai mood yang ada pada diri kita sudah seharusnya dibawah kendali kita, bukan sebaliknya. Di luar sana, sudah banyak orang yang sukses dalam bersaing dengan orang-orang hebat di tengah kecanggihan zaman saat ini. Kuncinya satu, sukses dulu dalam mengontrol diri sendiri, terutama mood kita yang datang seenaknya.Â
Penulis pun sebenarnya juga sedang melawan mood dalam menulis artikel ini . Penulis berpikir bahwa kita yang berhasil melawan mood sama halnya dengan kita telah berhasil melawan hawa nafsu. Hawa nafsu memang cenderung mengajak kepada keburukan, walau tidak selalu begitu ya, kompasianers.  Jadi, jangan menunggu mood yang baik baru mau mengerjakan sesuatu. Waktu kita terbatas, jangan sampai banyak kesempatan yang terlepas.Â
Sama mood aja kalah, gimana kerasnya hidup?
Itulah salah satu quote dari seorang pelawak yang cukup terkenal di Indonesia, Pandji Pragiwaksono, yang menurut penulis cukup ngena untuk sebagian orang. Funfact-nya Pandji juga sering berbagi dan memotivasi orang-orang melalui kanal Youtube-nya, namun dia tidak suka jika dirinya dikenal sebagai motivator.
Selain terinspirasi dari konten Pandji Pragiwaksono, artikel ini didasarkan juga dari pengalaman penulis sendiri yang kerap galau akan pencapaian teman-teman yang sudah jauh, namun ironinya terkadang penulis masih senang dalam zona nyaman dengan buaian mood (re: malas) ini.
2022, be the better version of ourselves!