Mohon tunggu...
Fairuz Nabilah Al Riambodo
Fairuz Nabilah Al Riambodo Mohon Tunggu... CPNS - sedang mencari jati diri

Jadilah bagian dari sejarah dunia yang dikenang walau sudah tiada

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Jadi Budak Mood

22 Januari 2022   15:08 Diperbarui: 13 Maret 2022   13:55 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beraneka ragam mood(Sumber: https://www.stylist.co.uk/)

Salam sehat, kompasianers!

Berawal dari mood hingga ngebadut.

Pasti banyak diantara kita yang mengandalkan mood sebagai alasan untuk menunda suatu pekerjaan, bukan? 

ntar ah, ga mood

besok aja ngerjainnya, mood gue lagi berantakan nih

nunggu mood dulu deh, belum ada ide yang ngalir

Nah, mungkin dari kita banyak yang tidak sadar, bahwa orang-orang di sekeliling kita atau bahkan diri kita sendiri yang secara tidak langsung pernah menjadi budak mood. Ya, budak mood yang penulis maksud disini ialah menuruti kemauan mood kita dibanding kemauan untuk berusaha melawannya. 

Sebenarnya boleh saja sih,  sekali-sekali mengandalkan mood sebagai wadah untuk rehat sejenak dalam kejenuhan rutinitas sehari-hari. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran pasti pernah berada dalam kejenuhan yang rasanya tidak berkesudahan ini. 

Namun, apa iya kita perlu melulu menuruti mood? Mau sampai kapan?

Ya, mungkin sampai dikejar deadline, dikejar client, dikejar atasan, dan dikejar waktu sana-sini disaat yang secara bersamaan. Dari situ munculah overthinking, stress yang membuat kita sadar dan tertampar untuk segera beranjak diri dari mood yang telah menghantui kita selama ini.

Apa mau hidup kita dibawah tekanan terus menerus?  

Penulis rasa ini lebih cape loh daripada ngebadut.

Penulis bukan seorang yang ahli dalam hal time management, penulis juga kadang terbuai dan rasanya senang sekali menunda-nunda sesuatu. Tak jarang diantara kita yang malah 'hobi' mengundang penyakit untuk diri sendiri. Kita jadi sering begadang karena menggarap tugas yang tidak dicicil sebelum-sebelumnya, kurang makan karena sibuk di depan meja demi tugas yang mendekati waktu pengumpulan, dan lain sebagainya. 

Awal tahun 2022 ini, adalah awal yang baik untuk memulai melawan sedikit demi sedikit perasaan mood yang dapat menghambat produktivitas kita. Boleh sebentar saja, tetapi tidak sampai terlena. Jangan biarkan diri kita yang dikontrol mood sendiri. 

Menurut filosofi stoicism, sejatinya kita hanya bisa mengontrol dua hal, yakni pada pikiran dan tindakan. Oleh karena itu, berbagai mood yang ada pada diri kita sudah seharusnya dibawah kendali kita, bukan sebaliknya. Di luar sana, sudah banyak orang yang sukses dalam bersaing dengan orang-orang hebat di tengah kecanggihan zaman saat ini. Kuncinya satu, sukses dulu dalam mengontrol diri sendiri, terutama mood kita yang datang seenaknya. 

Penulis pun sebenarnya juga sedang melawan mood dalam menulis artikel ini . Penulis berpikir bahwa kita yang berhasil melawan mood sama halnya dengan kita telah berhasil melawan hawa nafsu. Hawa nafsu memang cenderung mengajak kepada keburukan, walau tidak selalu begitu ya, kompasianers.  Jadi, jangan menunggu mood yang baik baru mau mengerjakan sesuatu. Waktu kita terbatas, jangan sampai banyak kesempatan yang terlepas. 

Sama mood aja kalah, gimana kerasnya hidup?

Itulah salah satu quote dari seorang pelawak yang cukup terkenal di Indonesia, Pandji Pragiwaksono, yang menurut penulis cukup ngena untuk sebagian orang. Funfact-nya Pandji juga sering berbagi dan memotivasi orang-orang melalui kanal Youtube-nya, namun dia tidak suka jika dirinya dikenal sebagai motivator.

Selain terinspirasi dari konten Pandji Pragiwaksono, artikel ini didasarkan juga dari pengalaman penulis sendiri yang kerap galau akan pencapaian teman-teman yang sudah jauh, namun ironinya terkadang penulis masih senang dalam zona nyaman dengan buaian mood (re: malas) ini.

2022, be the better version of ourselves!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun