Mohon tunggu...
Fadli Ulil
Fadli Ulil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bissmillah...

Seorang Kompasianer yang ingin berbagi manfaat melalui tulisan. Kunjungi akun saya : twitter : @fadli_ulil | Instagram : fadli.ulil | Blog : www.fadliulil.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Gelorakan Semangat Kaizen dengan Penerapan QCC untuk Indonesia yang Lebih Baik

24 Agustus 2016   16:46 Diperbarui: 29 Agustus 2016   12:16 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiprah Toyota indonesia dalam memberikan sumbangsihnya untuk negeri ini sudah mencapai seperempat abad. Perusahaan yang berasal dari negeri matahari terbit ini beroperasi di Indonesia melalui dua perusahaan, yaitu  PT.Toyota Astra Motor (TAM) dan PT.Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN), sudah dikenal sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) terbesar di Indonesia pada saat ini. Banyak prestasi yang telah di raih oleh perusahaan yang bergerak di bidang otomotif tersebut,  prestasi ini tentu tidak di raih dengan mudah, banyak kendala yang di hadapi untuk tetap memberikan yang terbaik.

Siang itu saya menghadiri acara nangkring Kompasiana peluncuran buku “Perubahan tiada henti 25 tahun perjalanan QCC Toyota Indonesia : Membangun manusia sebelum membuat produk” yang di tulis oleh Joice Tauris Santi dan 15 orang tim penulis. Peluncuran buku terbitan Kompas tersebut di adakan pada hari Selasa tanggal 16 agustus tahun 2016, di Ruang Ruby lantai 7 gedung Kompas Gramedia Jl.Palmerah Barat nomor 29-34 Jakarta Pusat.

Acara tersebut di pandu oleh presenter cantik kompas Tv Cindy Sistyarani dan menghadirkan pembicara yaitu Joice Tauris Santi Selaku wartawan harian Kompas sekaligus tim penulis, Henry Tanoto Wapresdir Toyota Astra Motor (TAM), Warih Andang Tjahjono Wapresdir Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Budiman Tanuredjo Pemimpin Redaksi Kompas, James Luhulima Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Abdul Mukti QCC Expert, Jajaran direksi Toyota Indonesia dan perwakilan dari berbagai pihak termasuk kompasianer. Acara ini terlihat formal karena panitia menetapkan peraturan dress code batik bagi perempuan dan batik lengan panjang bagi laki-laki.

Dokpri - Saat Simbolis Peluncuran Buku Perubahan Tiada Henti
Dokpri - Saat Simbolis Peluncuran Buku Perubahan Tiada Henti
Joice, Selaku penulis menjelaskan mengenai salah satu kunci keberhasilan Toyota Idnonesia yaitu terletak pada budaya semangat perbaikan terus-menerus (Kaizen) dan pentingnya kegiatan Quality Control Circle (QCC).  

Filosofi Kaizen

Kaizen berasal dari bahasa Jepang yang berarti penyempurnaan, dalam arti lain bermakna perbaikan terus-menerus atau perbaikan yang berkesinambungan, yang diterapkan dalam hal kualitas, teknologi, proses, produktifitas, keselamatan, kepemimpinan dan budaya perusahaan yang diterapkan oleh Toyota Indonesia dengan melibatkan seluruh pegawai mulai dari tingkat manajemen sampai tingkat karyawan.

Quality Control Circle (QCC)

QCC yang lebih dikenal dengan gugus kendali mutu merupakan bentuk pengendalian mutu yang dilakukan oleh suatu kelompok kecil yang dengan sukarela melaksnakaan kegiatan pengendalian mutu ditempat kerja yang melakukan pekerjaannya secara berkesinambungan sebagai bagian dari program di seluruh perusahaan dibidang pengendalian mutu, pengembangan diri, pendidikan bersama, pengendalian arus dan penyempurnaan ditempat kerja. Penerapan semangat Kaizen yang di padukan dengan pelaksanaan kegiatan QCC itulah yang senantiasa mengiringi kesuksesan Toyota Indonesia selama 25 tahun.  

Metode QCC tidak hanya dapat di terapkan pada industri sebesar Toyota Indonesia saja, melainkan dapat juga di aplikasikan pada permasalahan yang ada disekitar kita, karena penerapannya tidak hanya terfokus menangani masalah besar dan rumit saja akan tetapi dapat juga menjadi solusi bagi permasalahan yang dianggap remeh sekalipun.

Seperti yang telah dilakukan oleh Toyota yang bekerjasama dengan sekolah SMK Al Muslim di bekasi pada program kaizen goes to school. Penerapan QCC dalam Pemecahan masalahan mengenai seringnya terjadi kehilangan Pulpen di dalam kelas,  tentu masalah tersebut juga sering kita alami semasa kecil di sekolah, walaupun terlihat remeh dan lumrah ternyata dengan metode QCC masalah lumrah tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

Bagaimana caranya? Caranya dengan membuat ketentuan dalam hal penyimpanan dan peminjaman Pulpen, setiap Pulpen diberi lebel lalu di buat satu tempat penyimpanannya di kelas, setelah itu semua siswa diwajibkan untuk menaruh Pulpennya di tempat yang telah di sediakan ketika sudah tidak menggunakannya, sehingga Pulpen mudah di temukan pada saat ingin di gunakan kembali. Solusi ini terbukti dapat mengurangi kehilangan Pulpen di kelas yang terutama sering dialami oleh siswa laki-laki. Selain itu, setelah di laksanakannya aktivitas QCC di sekolah terbukti tingkat remedial anak di sekolah dapat ditekan dan penggunaan air wudhu di mushalla sekolah juga bisa dihemat.

Sepintas masalah yang di atasi terdengar remeh, tetapi hal yang  remeh tidak bisa di pandang sebelah mata karena dari masalah yang di anggap remeh ternyata dapat menghemat pengeluaran sebesar Rp.12 .000.000, mengejutkan? Begini cerita yang saya tangkap dari perbincangan pada acara tersebut.

Pernah dilakukkan penerapan QCC pada suatu perusahaan dengan melakukan penghematan pada toilet wanita, dimana kaum hawa sering melakukan kebiasaan menggunakan flush untuk pembersihan sebanyak dua kali, setelah dilakukan modifikasi pada toilet tersebut sekarang menjadi cukup sekali flush saja. usai penelitian terhadap penggunaan flush pada toilet wanita dilakukan, ternyata terbukti dapat menghemat pengeluaran sebanyak Rp.12.000.000 / bulan.

Melihat contoh kasus diatas tentu kita dapat merasakan manfaat dari pelaksanaan QCC yang ternyata juga dapat di adaptasi oleh masyarakat Indonesia baik pada lingkungan sekolah, perkantoran bahkan pemerintah.

Bapak James Luhulima, selaku Wakil Pimpinan Redaksi Kompas mengatakan bahwa, ”Jika semua lini mau turun ke bawah mencari solusi dan konsisten lalu jadikan itu kebiasaan dan kemudian menjadi budaya niscaya semua hal pasti bisa dirubah menjadi lebih baik.”  lalu beliu melanjutkan perkataannya sambil mengingat pengalaman yang pernah dialaminnya dengan mengatakan bahwa, ''30 tahun silam saya  tidak menyangka akan menaiki kereta api dengan nyaman dan aman seperti sekarang ini, karena seperti yang kita ketahui sebelum Bapak Ignasius Jonan merombak perkereta apian di Indonesia, kereta api masih jauh dari kata layak karena gerbong yang di tumpanginya terlihat kotor, sesak dan pelayanannya yang masih kurang baik.

So, Jika semua masyarakat menggelorakan semangat perbaikan secara terus-menerus (Kaizen), baik pada lingkungan, pada pekerjaan dan pada semua aspek kehidupan, maka di harapkan berdampak pada perbaikan bangsa ini sehingga menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.

Manfaat yang dapat di peroleh

Setelah mengikuti rangkaian acara tersebut setidaknya saya termotivasi untuk melakukan hal terkait pemecahan masalah disekitar dengan mengaplikasikan metode QCC dengan menggelorakan semangat kaizen untuk melakukan perbaikan tiada henti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun