Selain keduanya (Al-Kufi dan Al-Makki, yaitu Madani Awal, Madani Akhir, Asy-Syami, Al-Basri, dan Al-Himsi), menghitung sebagai ayat terhadap kata alaihim yang pertama.
Menurut Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1316 H/1897 M) dalam kitabnya Nihayatuz-Zain fi Irsyadil-Mubtadi’in, bilangan ayat Al-Qur’an itu 6.666 ayat, yaitu 1000 ayat di dalamnya tentang perintah, 1000 ayat tentang larangan, 1000 ayat tentang janji, 1000 tentang ancaman, 1000 ayat tentang kisah-kisah dan kabar-kabar, 1000 ayat tentang ‘ibrah dan tamsil, 500 ayat tentang halal dan haram, 100 tentang nasikh dan mansukh, dan 66 ayat tentang doa, istigfar dan zikir.
Sumber lain yang menyebutkan jumlah 6.666 ayat, tetapi dengan penjelasan berbeda adalah pandangan az-Zuhaily dalam at-Tafsir al-Munir fil-‘Aqidah wasy-Syari’ah wal-Manhaj (2003, jilid 1/45). Perhitungan ini sepertinya didasarkan pada kalkulasi pertimbangan isi (kandungan/tema) keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an. Dalam pandangan ini, ayat-ayat Al-Qur’an dapat diklasifikasi dan dijumlahkan sebagai berikut; al-amr (perintah) 1000 ayat, an-nahy (larangan) 1000 ayat, al-wa’d (janji) 1000 ayat, al-wa’id (ancaman) 1000 ayat, al-qasas wal-akhbar (kisah-kisah dan informasi) 1000 ayat, al-ibar wal-amsal (pelajaran dan perumpamaan) 1000 ayat, al-haram wal halal (halal dan haram) 500 ayat, ad-du’a’ (doa) 100 ayat, dan an-nasikh wal-mansūkh 66 ayat.
Oleh karena itu, hitungan jumlah ayat Al-Qur’an 6.666 ayat adalah hitungan berdasarkan kandungan ayat, bukan berdasarkan jumlah urutan total ayat. Artinya, menurut hitungan kandungan ayat, satu ayat yang memuat 2 atau 3 tema, akan dihitung sesuai dengan kandungan tema ayat tersebut. Jumlah ini sangat mudah dihafal oleh masyarakat pada umumnya, sehingga sangat popular dan beredar luas sampai saat ini.
Adapun untuk seluruh Al-Qur’an yang dicetak di Indonesia, hitungan jumlah ayatnya berjumlah 6.236 ayat (termasuk semua Al-Qur’an dengan Bacaaan Imam Hafs riwayat dari Imam Asim, yang beredar di seluruh dunia), karena mengikuti hitungan Mazhab al-Kuffiyun yang diriwayatkan Hamzah bin Hubaib bin Ziyat dari Ibnu Abu Laila dari Abu Abdirrahman bin Habib as-Sulami dari Ali bin Abi Talib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H