Para Ulama berbeda dalam menetapkan jumlah bilangan ayat Al-Qur’an. As-Suyuti (w. 911 H/1505 M) dalam karya monumentalnya al-Itqan fi ’Ulūmil-Qur’an, dengan mengutip pendapat Abu Amr ad-Dani (w. 444 H/1052 M), mengatakan: para sarjana Al-Qur’an menyepakati bahwa jumlah ayat Al-Qur’an adalah 6000 ayat, tetapi mereka berbeda pendapat terkait jumlah kelebihannya.
Menurut az-Zarkasyi (w. 794 H/1391 M) dalam kitabnya al-Burhan fi ’Ulūmil-Qur’an, perbedaan jumlah hitungan ayat Al-Qur’an tersebut karena Nabi Muhammad SAW terkadang berhenti pada akhir ayat karena waqaf, namun keesokan harinya Nabi tidak lagi berhenti (waqaf) pada tempat semula, bahkan menyempurnakan bacaannya, sehingga para sahabat yang mendengarnya menyangka berhentinya Nabi tersebut karena faktor akhir ayat (Fasilah).
Dalam studi ulumul-Qur’an pembahasan tentang jumlah ayat Al-Qur’an (‘Addu Ayil Qur’an) dibahas dalam bab tersendiri. Kajian yang secara khusus membahas hal ini setidaknya dapat dibaca dalam beberapa kitab: Al-Bayan fi ‘Addi Ayil Qur’an karya Abu Amr ad-Dani (w. 444 H/1052 M); Nadhimatuz-Zahr karya as-Syatibi (w. 590 H/1194 M); Al-Fara’idul Hisan fi ‘Addi Ayil-Qur’an dan Nafa'isul Bayan SyarhAl-Fara’idul Hisan fi ‘Addi Ayil-Qur’an karya Abdul Fatah Abdul-Gani al-Qadhi (w. 1403 H/1982 M); dan Al-Muharrar al-Wajiz fi ‘Addi Ayil Kitabil ‘Aziz karya Abdur-Razaq Ali Ibrahim Musa yang terinspirasi dari karya gurunya Muhammad al-Mutawalli (w. 1313 H/1895 M).
Secara singkat, terdapat enam pendapat yang masyhur terkait jumlah hitungan Ayat Al-Qur’an. Menurut pendapat terkuat, kriteria dan jumlah pengelompokan ini terkait erat dengan enam copy naskah Mushaf Usmani yang didistribusikan ke beberapa wilayah Islam waktu itu (al-Amsar).
Berikut ini tabel penghitungan jumlah Ayat Al-Qur’an menurut enam perawi:
Perbedaan penghitungan jumlah ayat Al-Qur’an sebagaimana di atas, tidak berarti bahwa yang jumlah hitungannya lebih banyak telah menambah ayat Al-Qur’an, atau sebaliknya yang hitungannya lebih sedikit telah mengurangi ayat Al-Qur’an. Perbedaannya hanya terletak dalam cara menghitung.
Contoh, Surah Al-Fatihah. Para ulama sepakat Al-Fatihah berjumlah 7 ayat, namun mereka berbeda pendapat dalam rinciannya. Ulama yang berpendapat bahwa basmalah termasuk bagian dari surah Al-Fatihah, maka ayat ketujuh adalah: siratallazin an’amta alaihim gairil magdubi alaihim walad dallain. Hitungan ini mengikuti Mazhab Al-Kufi dan Mazhab Al-Makki. Sementara ulama yang tidak menganggap basmalah sebagai bagian dari Al-Fatihah, maka ayat pertama di mulai dari: alhamdulillahi rabbil alamin, ayat keenam: siratallazin an’amta alaihim, dan ayat ketujuh: gairil magdubi alaihim walad dallain. Hitungan ini berdasarkan hitungan Mazhab Madani Awal, Madani Akhir, Asy-Syami, Al-Basri, dan Al-Himsi.
Seperti disebutkan dalam Kitab Nafa'isul Bayan SyarhAl-Fara’idul Hisan fi ‘Addi Ayil-Qur’an karya Abdul Fatah Abdul-Gani al-Qadhi,
والكوف مع مك يعد البسمله - سواهما اولى عليهم عد له
Al-Kufi dan Al-Makki menghitung basmalah sebagai ayat (dari Al-Fatihah)
Selain keduanya (Al-Kufi dan Al-Makki, yaitu Madani Awal, Madani Akhir, Asy-Syami, Al-Basri, dan Al-Himsi), menghitung sebagai ayat terhadap kata alaihim yang pertama.
Menurut Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1316 H/1897 M) dalam kitabnya Nihayatuz-Zain fi Irsyadil-Mubtadi’in, bilangan ayat Al-Qur’an itu 6.666 ayat, yaitu 1000 ayat di dalamnya tentang perintah, 1000 ayat tentang larangan, 1000 ayat tentang janji, 1000 tentang ancaman, 1000 ayat tentang kisah-kisah dan kabar-kabar, 1000 ayat tentang ‘ibrah dan tamsil, 500 ayat tentang halal dan haram, 100 tentang nasikh dan mansukh, dan 66 ayat tentang doa, istigfar dan zikir.
Sumber lain yang menyebutkan jumlah 6.666 ayat, tetapi dengan penjelasan berbeda adalah pandangan az-Zuhaily dalam at-Tafsir al-Munir fil-‘Aqidah wasy-Syari’ah wal-Manhaj (2003, jilid 1/45). Perhitungan ini sepertinya didasarkan pada kalkulasi pertimbangan isi (kandungan/tema) keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an. Dalam pandangan ini, ayat-ayat Al-Qur’an dapat diklasifikasi dan dijumlahkan sebagai berikut; al-amr (perintah) 1000 ayat, an-nahy (larangan) 1000 ayat, al-wa’d (janji) 1000 ayat, al-wa’id (ancaman) 1000 ayat, al-qasas wal-akhbar (kisah-kisah dan informasi) 1000 ayat, al-ibar wal-amsal (pelajaran dan perumpamaan) 1000 ayat, al-haram wal halal (halal dan haram) 500 ayat, ad-du’a’ (doa) 100 ayat, dan an-nasikh wal-mansūkh 66 ayat.
Oleh karena itu, hitungan jumlah ayat Al-Qur’an 6.666 ayat adalah hitungan berdasarkan kandungan ayat, bukan berdasarkan jumlah urutan total ayat. Artinya, menurut hitungan kandungan ayat, satu ayat yang memuat 2 atau 3 tema, akan dihitung sesuai dengan kandungan tema ayat tersebut. Jumlah ini sangat mudah dihafal oleh masyarakat pada umumnya, sehingga sangat popular dan beredar luas sampai saat ini.
Adapun untuk seluruh Al-Qur’an yang dicetak di Indonesia, hitungan jumlah ayatnya berjumlah 6.236 ayat (termasuk semua Al-Qur’an dengan Bacaaan Imam Hafs riwayat dari Imam Asim, yang beredar di seluruh dunia), karena mengikuti hitungan Mazhab al-Kuffiyun yang diriwayatkan Hamzah bin Hubaib bin Ziyat dari Ibnu Abu Laila dari Abu Abdirrahman bin Habib as-Sulami dari Ali bin Abi Talib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H