3. Pengabdian kepada masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Disini seorang mahasiswa harus mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi nyata. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa merupakan penyambung antara masyarakat dan pemerintah. Maka dari itu mahasiswa harus mengetahui porsi dari tugas mereka masing -- masing dalam mengabdi kepada masyarakat.
Pada tridarma ini seorang dosen mempunyai kewajiban untuk mengajar terhadap mahasiswa tetapi seorang dosen juga memiliki kewajiban untuk penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat sehingga mahasiswa sering terabaikan. Sebagai mahasiswa kita juga harus memaklumi tugas dosen yang terbagi tersebut.
Kita harus berbagi ilmu kepada masyarakat sebagai bentuk balas budi kepada mereka karena kita menempuh pendidikan dengan uang UKT mereka. Kaum intelektual yang mempunyai kewajiban untuk turun di masyarakat untuk mengabdi kepada mereka.Â
Dengan cara sesuai dengan profesi kita sebagai farmasi apabila ada masyarakat yang sakit maka kita harus membantu dengan memberikan obat kepada mereka sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada mereka. Ada juga cara lain untuk mengabdi yaitu apabila masyarakat tidak memiliki uang untuk membeli obat kepada kita dengan memberitahu kepada mereka obat obat herbal yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit mereka sehingga mereka dapat mengobati penyakit mereka dengan tidak harus mengeluarkan uang untuk membeli obat.
Pada masa sekarang masyarakat lebih mengenal dokter daripada apoteker sehingga profesi apoteker tidak terlalu diketahui oleh masyarakat karena apoteker sering berada di belakang layar dan dokter yang sering berhubungan dengan masyarakat. Cara agar apoteker dapat diketahui oleh masyarakat luas yaitu dengan apabila dokter membuka praktek maka apoteker juga bisa berada di tempat praktek untuk merekomendasikan obat yang akan diberikan karena apoteker lebih mengerti tentang obat daripada dokter, dokter mendiagnosa penyakit dan apoteker yang memberikan obat tersebut.
Mengenai warna jas juga seorang apoteker sering dipanggil dokter apabila bertemu dengan masyarakat di rumah sakit karena warna jasnya yang sama. Cara agar apoteker bisa dikenal luas yaitu dengan mengubah warna jasnya sehingga masyarakat bisa membedakan warna jas untuk dokter dan warna jas untuk apoteker.
Terdapat perbedaan antara apoteker di Indonesia dan apoteker luar negeri:
Di luar negeri, masyarakat lebih mempercayai apoteker disbanding dokter, apabila disaat mereka sakit maka mereka akan mendatangi apoteker terlebih dahulu selesai itu baru pergi ke dokter. Sedangkan di Indonesia masyarakat lebih mempercayai dokter daripada apoteker.
Di Indonesia seorang apoteker akan menempuh pendidikan 1 tahun dengan mempelajari seluruh dari pembelajaran yang diberikan dosen. Sedangkan diluar negeri pendidikan seorang apoteker akan lebih berfokus di bidangnya masing -- masing seperi di bidang industry, bisnis dan masing masing sehingga apoteker diluar negeri akan mempelajari lebih dalam pada bidang tertentu.
Di Indonesia apabila seseorang telah selesai mengambil profesi apoteker maka selesai pendidikannya, sedangkan diluar negeri apabila telah selesai mengambil profesi apoteker masih ada tingkatan untuk selanjutnya sehingga diluar negeri pendidikannya akan lebih matang terhadap seorang profesi apoteker.