Sebab, jika kita melihat sesungguhnya angka 8 dapat terbentuk selain daripada gabungan 0 dan 0 yang disusun secara hierarkis, tapi juga dapat terbentuk karena pencerminan dari angka 3. Dengan pencerminan ini, maka akan membentuk angka 8. Sehingga dengan ini kita dapat melihat angka 8 mengajarkan kita untuk bercermin, mengukur diri, dan merenung untuk memperoleh kebenaran.
Pada pembahasan terakhir, penulis kembali berpangkal kepada pengalaman untuk menjelaskan filosofi angka 8. Bagaimana filosofinya? Baik, langsung saja, pada pengalaman penulis angka 8 berguna untuk menggulung benang layang-layang agar tidak kusut (rapih). Kerapkali ketika penulis tidak memiliki gulungan benang, maka penulis memanfaatkan pola angka 8 untuk merapikan dan menyimpan benang. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan jari jempol dan kelingking. Mungkin bagi pembaca yang pernah mengalami, akan berpandangan yang sama seperti penulis. Sehingga angka 8 dapat bernilai pragmatis.
Baiklah, mungkin itu yang dapat penulis kemukakan mengenai filosofi angka 8 yang penulis rangkum menjadi 8 bagian. Pertama angka 8 dapat dimaknai Dengan kestabilan, kedua angka 8 dimaknai dengan konsistensi, ketiga dapat dimaknai dengan keindahan, keempat dapat dimaknai dengan keseimbangan, kelima dapat dimaknai dengan keamanan atau rasa aman, keenam dapat dimaknai sebagai permainan, ketujuh dapat dimaknai dengan refleksi, dan terakhir kedelapan dapat dimaknai dengan memiliki nilai guna atau pragmatis.
Itulah filosofi angka 8 yang penulis dapat sampaikan, semoga dapat menambah inspirasi dan imajinasi para pembaca sekalian.
Terimakasih
Fahrul Rozi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H