Mohon tunggu...
Fahrul Rizal bin Iskandar
Fahrul Rizal bin Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Peminat Sejarah Kuno

Dilahirkan dan menyelesaikan pendidikan sampai lulus SMA di Banda Aceh, melanjutkan pendidikan S1 Teknik Perminyakan di Yogyakarta kemudian memperoleh kesempatan kembali ke Banda Aceh untuk menyelesaikan S2 Ilmu Ekonomi dengan beasiswa Bappenas. Peminat sejarah peradaban manusia, memiliki perhatian khusus pada sejarah peradaban Islam dan Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Pilu Kuala Batu

21 Desember 2018   16:01 Diperbarui: 22 Desember 2018   21:36 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara teman-teman yang menemani dirinya selama pelayaran itu pun banyak yang akhirnya memutuskan untuk menjadi warga Kuala Batu karena Cut Ampon mengkaryakan mereka dalam pemerintahannya. 

Sebut saja Aman Ane, putera Negeri Antara, kepandaiannya bergulat dan kecepatan tangannya saat bertarung menggunakan senapan pemuras disanding dengan pisau lopah telah mengantarkan dirinya berkali-kali menjadi penyebab selamatnya nyawa Cut Ampon, saat itu mereka biasa bertarung dengan perompak Siam di mulut Selat Malaka tepatnya dibagian timur laut Pulau Weh. 

Ada juga Utoh Jeumpa, putera Peusangan yang ahli teknik perkapalan itu, dengan tangan dinginnya kapal mereka tak perlu repot-repot merapat ke pantai bila butuh perbaikan kecil setelah kegaduhan reda di tengah lautan. 

Tak ketinggalan pula A Ceng Peunayong, putera Kuta Raja keturunan Guangzhou yang setia mencatat buku laba-rugi Cut Ampon hingga muatan kapal mereka dikosongkan di Kuala Batu.

Teman-teman seperjuangannya itu didudukkan pada jabatan penting dalam pemerintahan negeri Kuala Batu. Aman Ane yang perkasa diangkat menjadi panglima laskar negeri dengan gelar Pang Ulee Batee, Utoh Jeumpa diberi gelar Syahbandar Kuala setelah ditabalkan sebagai kepala pelabuhan, dan A Ceng pun diangkat menjadi kepala akuntansi negeri dengan gelar Bendahara Raja. Dalam benak Cut Ampon lengkaplah sudah alat negeri yang dimilikinya untuk dapat mengatur perdagangan dengan orang Amerika itu.

Kelihaian Pedagang Amerika Serikat
Pedagang Amerika yang berpetualang ke Kuala Batu adalah mereka yang hidup di Kota Salem, Massachusetts, Pantai Utara Amerika Serikat yang menghadap Samudera Atlantik dengan Benua Afrika di sebelah tenggara. 

Dua tahun sebelum Master Endicott berlabuh di Kuala Batu, Amerika Serikat mulai di pimpin oleh Presiden Jackson, seorang pahlawan perang, ahli hukum dan juga ahli militer, pernah berkiprah di ketentaraan dengan pangkar Mayor Jenderal dan telah dua kali menjadi Senator sebelum menjadi Presiden ke tujuh dari negara modern yang baru berdiri di tahun 1776 itu.

Secara administrasi maka tak perlu kiranya kita berkilah bahwa Amerika Serikat saat itu bukanlah lawan sepadan bagi tiap-tiap Kerajaan di Tanah Melayu apalagi hanya setingkat negeri seperti Kuala Batu. 

Setiap kapal yang keluar dari pelabuhan tak terkecuali dari Kota Salem, telah disiapkan alat negara berupa petugas bea cukai yang mencatat identitas kapal beserta awaknya serta tujuan berikut rute perjalanan dagangnya. Kemudian pada beberapa pelabuhan negara sahabat, armada pergata atau yang disebut juga fregat Tentara Laut Amerika tampak siaga dan lalu lalang disepanjang rute perdagangan mereka. 

Tidak ada rintangan berarti bagi kapal dagang Amerika melintasi Afrika Barat menuju Tanjung Harapan ataupun saat melalui perairan Afrika Timur yang dikenal berbahaya itu, dengan tenang armada dagang Amerika dapat menyusuri laut India hingga tiba di kepulauaan Andaman sebelum sampai di Kuala Batu.

Dalam urusan takaran pun mereka sudah menggunakan timbangan yang terstandarkan oleh petugas negara, yang terkadang menjadi biang masalah sewaktu dikonversikan ke unit massa yang biasa dipakai pedagang Eropa. Maklumlah, unit massa pedagang Eropa adalah kilogram sedangkan standar Amerika adalah pound yang mana 1 pound itu sekitar 2 kilogram lebih sedikit. Masyarakat Kuala Batu tidak terbiasa dengan ukuran baru ini, akibat sudah terbiasa dengan ukuran pedagang Eropa yang lebih dahulu digunakan dalam urusan dagang rempah-rempah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun