Bonus demografi merupakan fenomena demografi yang terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) meningkat secara signifikan. Indonesia mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2035. Artikel ini membahas potensi bonus demografi dalam pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) digunakan untuk menganalisis dampak bonus demografi.
Kemiskinan ekstrem merupakan salah satu masalah sosial yang masih persisten di Indonesia. Berdasarkan data BPS (2022), jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,54 juta orang. Bonus demografi dapat menjadi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis mendalam tentang potensi dan strategi pemberdayaan masyarakat.
Latar Belakang
Bonus demografi terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif meningkat, sedangkan proporsi penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) menurun. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDB. Indonesia mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2035, dengan proporsi penduduk usia produktif mencapai 68,5% dari total penduduk (BPS, 2022). Fenomena ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
Potensi Bonus Demografi
1. Peningkatan Produktivitas: Meningkatnya jumlah tenaga kerja terdidik dan terampil dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi. Hal ini dapat dicapai melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan vokasional.
2. Pertumbuhan Ekonomi: Kontribusi penduduk usia produktif terhadap PDB dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Data BPS (2022) menunjukkan bahwa kontribusi penduduk usia produktif terhadap PDB mencapai 70,3%.
3. Pengurangan Kemiskinan: Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan kesempatan kerja dapat mengurangi kemiskinan. Program-program pemberdayaan masyarakat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) telah menunjukkan hasil yang positif.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
1. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan institusi pendidikan dan industri.