Mohon tunggu...
Fahrul Rozi
Fahrul Rozi Mohon Tunggu... -

manusia biasa yang berjuang untuk mimpinya..

Selanjutnya

Tutup

Money

Budidaya Tripang

28 Februari 2014   21:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:22 2167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Penutup

Kesimpulan

Teripang mempunyai nilai ekonomis penting karena kandungan atau kadar nutrisinya yang tinggi. Dari hasil penelitian, kadar nutrisi teripang dalam kondisi kering tediridari protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9% kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%.

Teripang dipasarkan dalam beberapa bentuk produk, diantaranya ialah teripang kering (bche-de-mer), usus asin (konowata), gonad kering (konoko), otot kering, teripang kaleng kerupuk teripang, dan lainnya. Pasaran utama dari teriang tersebut di antaranya beberapa Negara Eropa, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Amerika. Sementara Negara pemasok utama teripang di pasaran internasional antar lain Singarpura, Hongkong, Filipinam Kaledonia Baru, Maldives, India, Srilanka, dan Indonesia.

Salah satu faktor yang dapat menjamin kelangsungan usaha budi daya teripang yaitu tersedianya benih berukuran seragam secara tepat waktu dengan kualitas serta kuantitas yang baik. Teknologi budiday teripang relatif sederhana dan tidak memerlukan modal yang besar sehingga dapat dilakukan oleh nelayan atau petani ikan. Disamping itu teknologipasca panennya sudah lama dikenal oleh masyarakat sekitar pantai.

Dari beberapa jenis teripang tersebut, hanya tiga teripang yang ditemukan di Indonesia. Ketiga genus tersebut adalah Holothuria, Muelleria, Syichopus. Dari ketiga genus tersebut di temukan sebanyak 23 spesies dan baru lima spesies (drai genus Holothuria) yang sudah eksploitasi dan dimanfaat serta mempunyai nilai ekonomis penting. Teripang-teripang ekonomis tersebut adalah teripang putih atau teripang pasir (holothuria scraba), teripang hitam (holothuria edulis), teripang getah atau keling (holothuria vacabunda), teripang coelat  (holothuria marmorota). Dari kelima spesies tersebut, yang paling banyak dibudidayakan  di Indonesia adalah teripang putih atau teripang pasir.

Banyak sekali manfaat teripang/Gold Cucumber dalam menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif seperti : Stroke, Jantung Koroner, Kencing Manis & Luka Gangren, Kanker (Tumor), Gagal Ginjal, Chirosis Hepatis, Asam Urat, Rhematik, Wasir, Esteoporosis (Pengeroposan Tulang), Alergi Saluran Pernafasan (Bersin, Filek, Sinusitis, Asma), Alergi Kulit (Aksim, Gatal, Darah Tinggi, Darah Rendah, Kolesterol, Penyempitan Pembuluh Darah, Penurunan Fungsi Liver, Rambut Rontok, Pembesaran Prostat dan masih banyak lagi manfaat dari teripang ini.

Saran

·Perlu adanya penambahan dan penguatan dana/modal bagi kelompok tani dan mengefektifkan dana tersebut untuk pengembangan dan perbaikan usaha. Budidaya yang disertai dengan pemantauan oleh pihak penyedia dana itu sendiri.

·Dalam pelaksanaan rencana usaha baik pengembangan, perbaikan maupun usaha baru perlu didampingi oleh tenaga ahli budidaya perikanan.

·Perlu adanya perhatian/respon yang lebih lebih serius lagi dari pemerintah khusus-nya sektor perikanan, dengan memberikan pembinaan tidak hanya kepada kelompok tani yang telah mendaftar saja mengingat masih banyaknya kelompok pemula yang belum tertangani.

·Perlu adanya evaluasi setiap akhir tahun terhadap program pemerintah, baik hasil penyuluhan, pembinaan, penguatan modal, apa sudah efektif dan efisien

Daftar Pustaka

Kusumastanto, T. 1999. “Pembangunan Sektor Kelautan dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional dan Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pesisir”. PKSPL-IPB, Bogor,

Muhtadi, Dedi. “Banyak Potensi Laut tidak Terjamah.” Kompas, 4 Desember 1999.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), IPB, (1998). Pemanfaatan Biodiversitas Perairan Untuk Pengembangan Industri Bioteknologi.

Martoyo, Joko dkk. 2006. “Budi daya Teripang.” Penebar Swadaya. Depok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun