Masalah Perpustakaan di Desa
Kendala terbesar yang umum ditemui adalah, apakah ada keberpihakan untuk Perpustakaan desa? Adakah regulasi sejak dari pusat hingga ke daerah yang mendukung kegiatan Perpustakaan?
Sejauh ini, perpustakaan desa/kelurahan digerakaan oleh para survival, dukungan anggaran terbilang minim terkecuali yang mendapat sedikit perhatian dari Pemerintah.
Regulasi tentang kelayakan gaji/tunjangan tenaga pustakawan atau staf Perpustakaan Desa perlu dipikirkan.
Ketersediaan fasilitas seperti tempat dan sarana prasarana juga penting. Menarik apa yang pernah disampaikan penulis Eka Kurniawan, bahwa Perpustakaan tidak harus megah, kecil tak masalah asalkan banyak.
Kita membayangkan dan berandai-andai beberapa tahun kedepan, akan muncul banyak Perpustakaan di desa-desa, dengan desain yang estetik dan instagramable seperti tren akhir-akhir ini.
Di tempat itu masyarakat bisa membaca buku, mengikuti pelatihan peningkatan skill, atau sekadar nongkrong menikmati sajian makanan atau minuman hasil produk literasi.
Perpustakaan bisa menjadi magnet baru di desa-desa, yang akan terus hidup karena masyarakat itu sendiri yang menghidupinya. Mungkinkah itu akan terwujud?
Blitar, 27 Desember 2022
Ahmad Fahrizal Aziz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H