Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NU yang Kian Modernis

31 Januari 2022   16:32 Diperbarui: 31 Januari 2022   16:34 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping itu, pendiri NU adalah para Ulama, Kyai dari Pondok Pesantren terkemuka. Itu artinya, disamping lahir dengan tradisi yang sudah mapan, NU juga ditopang oleh para Kyai dari Pondok Pesantren yang sudah memiliki basis santri.

Di kalangan NU sendiri dikenal istilah Jamaah dan Jam'iyah untuk membedakan jamaah (basis massa) dan organisasi serta pengurusnya (Jam'iyah)

Meleburnya Modernis-Tradisionalis

Alasan NU disebut organisasi Islam Tradisionalis karena dua hal:

Pertama, karena melestarikan tradisi Islam yang sudah eksis sejak era Walisongo. Di samping juga didukung Pondok Pesantren yang merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Kedua, basisnya di kalangan pedesaan. Rata-rata memang kalangan pedesaan lah yang masih menjaga tradisi.

Tipologi tersebut mungkin relevan sebagai kajian di awal berdirinya organisasi, atau ketika organisasi belum berusia 50 tahun.

Namun, di tahun 2022 ini kondisinya sudah sangat berbeda. Misalnya Muhammadiyah yang sudah berusia lebih dari 100 tahun, tentu sudah membawa tradisi baru.

Prof. Abdul Munir Mulkhan misalnya, menyebut salah satu sumbangan Muhammadiyah adalah tradisi berpikir rasional-ilmiah, misalnya sekarang orang sakit perginya ke rumah sakit, sudah jarang yang ke dukun atau "orang pintar".

Belum lagi tradisi di bidang pendidikan seperti integrasi kurikulum pendidikan Islam dan umum. KH. Ahmad Dahlan termasuk tokoh pertama yang mengajarkan agama di sekolah-sekolah umum milik Belanda.

Tradisi lain misalnya, Khutbah dengan bahasa Jawa, takbir keliling, strukturalisasi remaja masjid, shalat id di lapangan hingga kajian ahad pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun