Nahdlatul Ulama lahir. Meski usianya lebih muda dari organisasi Islam modernis seperti Muhammadiyah, Persis, hingga Al Irsyad, namun NU dikenal sebagai organisasi Islam tradisional.
31 Januari 1926,Nama Nahdlatul Ulama diusulkan oleh salah satunya, KH Mas Alwi Abdul Aziz, kata "Nahdlatu" dirasa lebih punya akar sosial dan tradisi, tidak tiba-tiba dibentuk. Sebelumnya diusulkan nama Nuhudlul Ulama.
Ketua Umum PBNU hasil Muktamar Lampung, KH. Yahya Cholil S, dalam wawancaranya bersama Alexander Sudrajat (detik.com) menjelaskan jika NU harus dikuatkan dari sisi organisasinya, karena menurutnya selama ini NU yang eksis di pelosok-pelosok adalah komunitasnya.
Budayawan terkenal, Emha Ainun Najib (Cak Nun), secara lebih sederhana membedakan antara NU dan Nahdliyin. NU adalah struktur mulai dari PBNU, PWNU dan struktur bawahnya. Nahdliyin adalah mereka yang menjalankan tradisi seperti Kenduri, Istigosah dll yang mungkin tak begitu tahu dinamika NU sebagai organisasi.
Baik Gus Yahya maupun Cak Nun sebenarnya sama-sama memberikan gambaran pada kita bahwa di akar rumput komunitas NU itu sudah mengakar namun belum tentu keorganisasiannya. Itulah yang kemudian menjadi prioritas Gus Yahya sang nahkoda baru PBNU.
Tradisi sejak abad ke-15
KH. Agus Sunyoto (alm) pernah menjelaskan jika Kenduri, yang menjadi tradisi khas masyarakat Islam di Indonesia, dan kemudian jadi ciri khas NU, sebenarnya sudah ada sejak zaman Sunan Bonan sekitar abad ke-15 atau antara tahun 1400-1500 Masehi.
Kenduri adalah strategi dakwah untuk melawan pengaruh Bairawa Tantra di daerah Kediri dan sekitarnya.
Itu berarti, sebelum NU lahir sebagai organisasi pada 1926, tradisi Islam tradisional sudah eksis sekitar 6 abad lamanya.
NU lahir di tengah tradisi Islam yang sudah mapan, sehingga NU memiliki kaidah fiqh yang terkenal: al-muhafadzah alal-qadim al-shalih wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah. Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik.
Sehingga relevan dengan pilihan kata "Nahdlatu" sebagai nama organisasi, bahwa lahirnya NU memang ingin "membangkitkan" kembali tradisi-tradisi yang sudah lama eksis di wilayah yang sekarang kita sebut Indonesia, lebih khususnya di Jawa.