Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pejuang dan Pekerja Literasi

5 September 2020   11:22 Diperbarui: 5 September 2020   11:22 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaupun misalnya ada pendapatan, itu digunakan untuk dana organisasi. Di antara organisasi dan komunitas itu ada yang sudah memiliki sumber dana tersendiri, namun terbatas untuk organisasi tersebut.

Para pengelolanya, mencari cara agar dapat tambahan dana : iuran, jual buku, bikin kerjasama dan sebagainya. Namun mereka tidak dibayar. Itulah pejuang.

Pejuang dan sekaligus pekerja

Menjadi pejuang adalah pilihan mulia. Itu sama dengan kegiatan filantropi dan sedekah, hanya saja yang disedekahkan adalah waktu, tenaga dan pikiran. Kadang juga sedekah harta.

Namun problemnya, siapakah yang bisa secara intens berbuat demikian?

Jadi pejuang pun juga harus menerapkan sistem organizing yang baik. Ya, katakanlah tetap jadi pejuang, tapi minimal tidak menjadi beban ekonomi tambahan. Artinya, komunitas itu harus bisa "membiayai" dirinya sendiri lewat program-programnya.

Bahkan jika memungkingkan, ada surplus. Ya, misalnya untuk sekadar membeli konsumsi saat rapat, atau bantuan transportasi jika ada kegiatan di luar daerah, diambil dari dana kas organisasi. Pejuangnya, cukup sumbang ide dan tenaga.

Namun bidang literasi, khususnya kepenulisan, itu unik. Menulis misalnya, adalah kegiatan super individual. Maka komunitas kepenulisan adalah wadah yang mempertemukan mereka yang sebenarnya berkarya secara individual.

Ya, sesekali memang ada kegiatan bersama seperti pentas seni, kelas menulis, dan sebagainya. Namun itu hanya bersifat komplementer.

Karena itu, sangat menggairahkan jika pejuang literasi sekaligus pekerja (atau memiliki ruang profesional) dalam kegiatan literasinya.

Itu tak sulit. Katakanlah, anggotanya punya toko buku, penerbit, menulis buku, pekerja media, guru di bidang bahasa, mentor menulis dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun