Mohon tunggu...
fahrizal mubaroq
fahrizal mubaroq Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan Sastra Inggris

Saya Fahrizal lulusan Universitas Bina Sarana Informatika dari jurusan Sastra Inggris angkatan 19. Saya pernah magang di BUMN selama 5 bulan sebagai Copywriter, selain itu saya pernah mengikuti magang online berbasis project selama 1 bulan sebagai Copywriter dan Digital Marketing di Schoters & Erajaya. Saya suka membaca buku sejarah, bermain game, mendengarkan music, dan berolahraga ringan minimal 1x seminggu. Minat karir saya kedepannya adalah bekerja di bidang kreatif terutama E-Commerce Company/yang terkait dengan pengalaman saya sebelumnya dan juga cukup tertarik untuk terjun ke bidang recruitment.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tersesat di Universe Sendiri

16 Februari 2024   16:42 Diperbarui: 16 Februari 2024   16:44 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hampir setiap orang pasti pernah bermimpi, mimpi diibaratkan adalah sebuah dunia atau versi lain dari diri kita. Sering kali kita menemukan diri kita di sebuah mimpi dengan keadaan yang hampir sama persis seperti dunia nyata atau bahkan terkadang mimpi kita bisa jauh berbeda dengan keadaan realita. Terkadang pun kita mengalami mimpi yang tidak bisa dijelaskan alias mimpi abstrak.

      Namun, ada seorang gadis yang bernama Killa dia berumur 22 tahun dan anehnya dia tak pernah sekali pun bermimpi. Suatu ketika dia sedang makan di kantin kampus bersama teman-temannya dan mereka membahas tentang mimpi.

 Valverda : "Masa semalam ku mimpi aneh, ku jadi CEO di perusahaan terkenal, andai itu kenyataan."

Gabriela : "Kalo itu beneran kamu pasti udah jadi sultan terus sering jajanin kita."

Valverda : "hahaha bener juga sih, kalo mimpi terakhir mu apa Gabri?"

Gabriela : "Oh kalo aku sih cuman naik sepeda terus jatuh."

Valverda ; "Hadeh, itu sih di dunia nyata juga kadang kita alami."

 Di sela-sela mereka berdua bercerita, si Killa baru sampai di kantin karena dia harus mengumpulkan laporan magangnya bulan lalu.

Killa : "Maaf ya temen-temen, ku tadi ke admin kampus dulu mengumpulkan laporan."

Valverda : "Gapapa santai, kita juga baru sampai kok."

Killa : "Kalian sedang bahas apa tadi ?"

Gabriela : "Oh, tadi kita habis bahas mimpi yang belakangan kita alamin."

Valverda : "Gih sana illa pesan makanan, oh iya kalo kamu semalem mimpi apa?"

Killa : "Ga mimpi apa-apa sih, jujur aku ga pernah mimpi apa-apa selama ini."

Valverda : "Loh aneh banget, jangan-jangan kamu bukan manusia. Hampir setiap manusia harusnya pernah mimpi walau sebentar."

Gabrila : "Dia juga ga tau kali Ver kenapa bisa begitu, mungkin dia manusia yang unik atau langka."

Killa : "Iya, ku juga gatau kenapa bisa begitu kayaknya emang aku gabisa mimpi, jadi ku harus mewujudkan apa yang aku pengen di dunia nyata."

Valverda : "Wah, ga enak dong ga bisa halu."

Gabriela : "Hush, udah ah jangan ngobrol terus, makanan si Illa udah dateng tuh."

 Mereka pun makan dan sambil sesekali mengobrol dan bersenda gurau. Tak sadar mereka hampir lupa waktu karna jam sudah menunjukkan pukul 16.30. Mereka pun bergegas dan segera pulang ke rumah agar tidak tertinggal kereta.

Killa : "Eh udah jam segini, udah sore ternyata."

Gabriela : "Eh iya mending kita pulang deh, mumpung belum hujan."

Valverda : "Yailah belum jam 5, yaudah deh aku ikut kalian aja."

 Mereka pun pulang ke rumah. Karna Killa punya rumah yang agak jauh dari kampus, maka dia sampai ke rumah saat sudah malam. Tak lama kemudian Killa pun sampai di rumah, dia sempat membuka smartphonenya selama 5 menit untuk membaca pesan dan menyetel alarm. Karena saking capeknya Killa pun langsung terlelap.

 Anehnya, Killa mengalami mimpi untuk pertama kalinya. Di dalam mimpi tersebut dia bertemu dengan versi lain dirinya tapi berjenis kelamin laki-laki. Seperti yang dibilang pada film-film Marvel bahwa sebenarnya kita punya duplikat dari diri kita di dalam mimpi.

 Kemudian pemuda tersebut mengajaknya untuk berkeliling kota. Dia mengajaknya untuk menaiki motornya yang bentuknya mirip hoverboard alias melayang di udara tanpa menggunakan ban seperti motor pada umumnya. Killa masih kebingungan karena mendadak terdampar di sebuah kota dengan gedung canggih seperti di masa depan dan juga bertemu pemuda tidak dikenal yang anehnya mirip seperti dia ibarat kembarannya. Lalu Killa pun bertanya kepada pemuda tersebut tentang apa tempat ini sebenarnya.

Killa : "Maaf, sebenarnya tempat apa ini ?"

Kalii : "Kita sedang di kota Crounapolis, sepertinya kau orang baru ya di sini."

Killa : "Iya, entah kenapa aku tiba-tiba terdampar di kota ini, terakhir ku ingat sedang di kamarku."

Kalii : "Wah sepertinya kau hanya bermimpi, di sini lah dunia nyata, oh iya namaku Kalii."

Killa : "Namaku Killa, hampir mirip dengan namamu ya, terimakasih sebelumnya sudah memberikanku tumpangan."

Kalii : "Tak masalah, aku akan mengajakmu ke tempat ikonik di kota ini."   

 Kalii mengajak Killa untuk pergi ke sebuah bangunan yang sekilas mirip museum. Namun, bangunan yang bernama Crounaseum itu agak berbeda dengan museum pada biasanya. Museum tersebut bergaya eropa kuno tetapi, kaca menjadi dindingnya dan sekaligus yang paling dominan menghiasi. Tak hanya itu, di tengah Crounaseum tersebut terdapat pilar yang tinggi menjulang ke langit. Sekilas pilar tersebut mirip tombak yang ditegakkan hanya saja bedanya di ujung pilar tersebut bentuknya lebih mirip piramid.

 Sesampainya di sana, Killa menatap ke atas Crounaseum tersebut dengan penuh takjub. Kalii lalu mengajaknya masuk untuk berkeliling, Kalii memandu Killa layaknya seorang pemandu museum. 

Kalii : "Ayo, di sini banyak barang-barang keren."

Killa : "Tunggu akuuu."

 Killa melihat seorang penjaga keamanan yang sedang memainkan smartphonenya. Namun, ia heran dan penasaran.

Killa : "Apakah bapak itu sedang memainkan smartphone ?, bentuknya agak lain dari punyaku. Punya bapak itu bentuknya transparan yang sekilas mirip kaca yang dipotong."

Kalii : "Itu bukan kaca kok, itu smartphone keluaran model baru yang dirilis bulan lalu dan langsung laris di pasaran."

 Kemudian karena Crounaseum tersebut lebih banyak kaca yang membuat pengunjungnya dapat melihat ke luar oleh karena itu Killa melihat sebuah mobil yang lewat di sampingnya dan lagi-lagi dia dibuat heran dan penasaran oleh apa yang dia lihat. Kali ini dia melihat mobil tanpa pengemudi alias otomatis layaknya auto pilot.

Killa : "Wah mobil itu berjalan sendiri, kemana mobil itu akan pergi ?"

Kalii : "Oh itu, mobil itu akan pergi menghampiri si penyewa mobil tersebut atau bisa jadi mobil itu akan ke rumah si pembeli mobil itu."

Killa : "Sangat canggih yah, kalo di kotaku ada yang mirip seperti itu namanya taksi tapi, ga secanggih itu soalnya masih menggunakan pengemudi."

Kalii : "Ku kasih tau yah, di sini hampir semua sudah otomatis. Beli atau hanya sewa mobil bisa pesan lewat smartphone."

 Lalu mereka sampai di sebuah area yang terdapat beberapa timbangan badan digital yang berderet. Seketika Killa bilang kalo itu adalah timbangan padahal bukan.

Killa : "Itu timbangan badan yah ?"

Kalii : "Bukan Killa, itu adalah alat teleportasi di kota ini."

Killa : "Uwah, jadi aku bisa pergi kemana pun ku mau ?."

Kalii : "Betul, tapi ada aturannya juga yaitu kamu bebas teleportasi ke negara manapun asalkan masih 1 benua dan kalo kamu mau ke benua lain, kamu hanya bisa ke 1-2 negara saja."

Killa : "Kalo ada seseorang yang melanggar itu, apa yang akan terjadi ?"

Kalii : "Jika melanggar maka konsekuensinya adalah tidak bisa kembali lagi bahkan akan terdampar ke daerah terpecil yang belum pernah manusia datangi."

Killa : "Hmm mengerikan juga yah."

 Kalii sudah bosan berkeliling dan akhirnya mengajak Killa keluar untuk pergi ke tempat lain.

Kalii : "Sepertinya kita sudah berkeliling ke seluruh area Crounaseum, pantas saja ku sudah bosan, ayo kita pergi jalan jalan lagi."

Killa : "Baiklah kalo itu mau mu."

 Mereka pun keluar Crounaseum, tak jauh dari pintu keluar terdapat seorang anak perempuan yang membagikan sebuah brosur iklan tentang tur ke planet Mars. Killa pun berinisiatif untuk mengambilnya karena tertarik dan penasaran.

Kalii : "Apa yang kau pegang itu ?"

Killa : "Brosur tur ke Mars, baru tahu kalo ada yang seperti ini."

 Kalii sudah tidak sabar untuk segera pergi oleh karena itu dia menyuruh Killa naik motornya.

Kalii : "Ayo naik, masih banyak tempat yang akan kita kunjungi."

Killa : "Oh iya maaf tadi aku melamun."

 Baru beberapa menit mereka berkendara namun, Killa merasakan hal aneh. Dia merasa pusing dan pandanganya juga kabur bahkan buram. Tak lama kemudian pandangannya gelap seolah olah seperti orang yang tertidur. Beberapa detik berselang dia terbangun dari mimpinya yang terasa seperti kenyataan. Killa pun berniat menulis isi mimpinya tersebut di dalam buku hariannya. Dia berharap mungkin saja semua atau beberapa hal yang ia tulis dari mimpinya bisa jadi kenyataan di masa depan seperti tur luar angkasa yang mungkin akan ada tahun ini atau tahun depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun