Terdapat kata kunci terhadap ragam definisi pemimpin, dan kepemimpinan yang diutarakan oleh para ahli yaitu "suatu proses untuk mempengaruhi", kata kunci tersebut selanjutnya di konseptualisasikan dalam berbagai pengertian, maupun rangkaian praktik yang berbeda. perbedaan tersebut terletak pada kualitas pribadi pemimpin itu sendiri, keluasan wawasan, rangkaian penguasaan skil, disiplin administrasi, luasnya cakupan relasi hubungan kerja, pemberian penghargaan, berfikir kritis, keluwesan komunikasi, sebagai indikator dari kualitas kepemimpinan.
Pemimpin merupakan sosok individu yang menjadi tempat bersandar individu lain dalam sebuah kelompok. pemimpin merupakan sosok yang mengawal serta melaksanakan sebuah value yang disepakati oleh masyarakat sebagai kebenaran universal, seperti nilai moral, etika, dan budaya yang berlaku pada suatu tempat, serta beberapa nilai tambah berupa visi maupun misi khusus dari organisasi yang dipimpin dan dijalankan oleh pimpinan tersebut.Â
Pemimpin haruslah mampu menjalankan tugas-tugas dasar dalam sebuah entitas yang ditempatinya dengan baik, cukup baik dalam menyelesaikan tugas-tugas personalnya hingga mampu peduli pada lingkungan sekitarnya, dan mampu turun tangan dalam bentuk memberi dukungan moral, tenaga, fikiran, maupun finansial terhadap anggota dalam kelompok atau organisasi yang membutuhkan bantuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dalam kata lain pemimpin memiliki standar ganda dalam pelaksanaan tanggung jawab, karena seorang pemimpin memiliki tanggung jawab lain diluar menjalankan fungsi dasar sebagai anggota sebuah kelompok maupun organisasi, namun pemimpin juga memiliki kewajiban untuk membimbing, membantu, serta menolong setiap anggota yang ada dalam kelompok yang menghadapi kendala dalam melaksanakan fungsi maupun tugasnya dalam organisasi.
Dukungan serta kepedulian yang diberikan oleh pemimpin pada setiap anggota yang ada pada kelompok maupun organisasi yang dipimpinnya itu lah yang menjadi alat, serta stimulus dalam menjalankan fungsi utama seorang pemimpin; yaitu mempengaruhi individu dalam upaya meraih tujuan tertentu.Â
Pada sudut lain, hal tersebut juga berguna dalam membangun kepercayaan serta kedekatan personal antara pemimpin dan anggota yang dipimpinnya, kepercayaan yang muncul antara pemimpin dan anggota yang dipimpinya menjadi alat kontrol yang efektif dalam pelaksanaan program kerja dan implementasi nilai yang dimiliki oleh kelompok, di samping itu juga menjadi salah satu bentuk pembangunan ekosistem kepemimpinan dalam organisasi, sehingga proses implementasi nilai dan capaian prestasi atau peningkatan yang telah diraih oleh sebuah kelompok atau organisasi dapat terus berjalan dengan mulus.Â
Melalui penjabaran tersebut, output atau produk yang dihasilkan dari pemimpin adalah sumberdaya (SDM) yang unggul, SDM yang siap menjalankan fungsi estafet kepemimpinan bila dibutuhkan dengan segera, serta SDM yang tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan sosok baru pemimpin yang ada dalam kelompok atau organisasi, karena terbangun jiwa familiar yang kuat antara tiap individu dalam kelompok tersebut.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi individu dalam suatu kelompok, organisasi, serta negara (Mahmudah, 2007; Price, 2003:558; Ayuningtias, 2007:10).Â
Pengembangan dan pembangunan sumber daya manusia perlu direkayasa sedemikian rupa, sehingga setiap individu dalam kelompok, organisasi, maupun masyarakat memiliki dedikasi serta integritas dalam mencapai visi dan tujuan yang dimiliki bersama tersebut.Â
Setiap individu memiliki empat pokok kebutuhan dasar, berupa sandang, pangan, dan pendidikan, rekayasa yang dimaksud adalah menyediakan berbagai kebutuhan dasar tersebut dengan mengacu pada visi dan misi yang dimiliki bersama. Setiap individu dalam sebuah kelompok perlu untuk dibekali dengan perlengkapan serta skill yang sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh suatu entitas.Â
Untuk itu pemimpin perlu menjembatani antara kebutuhan pokok tersebut dengan visi serta misi yang dimiliki oleh sebuah entitas, dengan mengadakan program-program yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas individu dalam entitas tersebut, dengan kegiatan penyuluhan, pelatihan, serta upaya peninjauan langsung dan pengawasan yang ketat terhadap integrasi antar program serta visi dan misi yang dimiliki oleh entitas tersebut.