Universitas Negeri Surabaya atau kerap disapa sebagai UNESA baru-baru ini menggelar simposium nasional berjudul “ Menuju Teori Sastra Dunia Jungkir Balik Budi Darma” pada 14 September 2021. Simposium dilakukan secara online melalui platform “ Zoom meeting".
Salah satu penyelenggara acara ini menjelaskan tujuan diadakannya simposium ini “Simposium ini diadakan untuk membahas beberapa pokok permasalahan atau membedah kajian yang dihadiri oleh para pakar sebagai narasumber dengan mengungkapkan aspek pandangan terhadap teori sastra Budi Darma dalam segi esai, novel, prosa, dan cerpen”.
Ia juga menyampaikan bahwa acara simposium ini juga dimaksudkan untuk memperingati 40 hari wafatnya Pak Budi Darma.
Acara ini sangat ramai dengan lebih dari seratus peserta yang hadir. Menariknya, para peserta termasuk mahasiswa, dan dosen yang mengikuti simposium tersebut tidak hanya dari kampus itu sendiri tetapi juga dari Perguruan Tinggi lain di seluruh Indonesia.
Topik yang diangkat dalam simposium ini sebenarnya tentang teori sastra dan karya-karya Pak Budi Darma. Topik-topik tersebut mengungkapkan ciri-ciri penulisan novel, gaya penulisan cerpen, dan model karangan Pak Budi Darma.
“ Sejak saya masih kuliah di Unesa tepatnya tahun 2018. Banyak mahasiswa yang membicarakan Pak Budi Darma. Dari sini saya lebih mengenal karya-karyanya ” ujar Nia, salah satu peserta yang diwawancarai pada 15 September 2021.
Bapak Budi Darma, mantan dosen sekaligus rektor Universitas Negeri Surabaya ini sering dikenal sebagai penulis terkenal pada salah satu karyanya yang berjudul ( Orang-Orang Bloomington ). Atas kegigihannya dalam menulis, ia telah menghasilkan banyak karya yang telah dipublikasikan di beberapa media cetak. Tak heran jika banyak orang mengaguminya dan karya-karyanya yang menarik tersebut.
Beberapa pembicara hebat menyajikan semua materi-materi menarik tersebut seperti Pak Faruk HT, Pak Seno Gumira, Bu Okky Madasari, dll.
“Jujur saat ini saya sedang mengikuti kelas creative writing yang menuntut saya untuk memiliki kualitas tulisan. Dengan mengikuti simposium ini, saya berharap dapat menambah ilmu dari penulis hebat, Pak Budi Darma. Selain itu, para pembicara di simposium ini juga bagus. Sehingga memotivasi saya untuk mengikuti acara ini". Ucap salah satu peserta yang mengikuti acara tersebut.
Alasan mengikuti acara ini bermacam-macam, namun kebanyakan dari mereka yang hadir hanya semata-mata ingin menambah ilmu melalui karya-karya Pak Budi Darma.
Berbicara tentang judul simposium, kata-kata “ Jungkir Balik ” menjadi singgungan terhadap proses kreatif Pak Budi Darma dalam menciptakan karya-karyanya.
“....tidak perlu mengonsepkan dulu apa temanya, bagaimana alurnya, bagaimana penokohannya, dan tetek bengek lainnya (Darma, 1983: 87-8)”.
Salah satu proses kreatifnya adalah ketika dia ingin menulis sesuatu, dia tidak pernah mempersiapkan apapun. Dia hanya mengambil secarik kertas dan bolpoin lalu menulis hingga menjadi sebuah karya. Tampaknya sebuah karya tercipta tanpa memandang situasi dan kondisi.
Selain itu, konsep penulisannya selalu melibatkan pengarang yang memiliki hubungan dengan masyarakat, sistem politik, sosial, dan ekonomi karena baginya, sastra adalah medan intellektual.
Simposium nasional terbaik ini menarik perhatian para peserta yang membuat mereka semakin terkesan dan terinspirasi dengan karya-karya Pak Budi Darma.
Telah dilakukan wawancara dengan salah satu peserta tentang pendapatnya terhadap acara ini “ Menurut saya simposium ini adalah acara yang bagus. Saya sangat terkesan dengan salah satu materi yang dibawakan oleh Pak Seno Gumira yaitu tentang proses kreatif Pak Budi Darma dalam menulis. Tidak mudah bagi sebagian orang untuk dapat menuangkan pikiran mereka ke dalam tulisan dari apa yang baru saja mereka lihat. Apalagi tulisannya tanpa dikoreksi kembali”. Ujarnya
Dapat disimpulkan bahwa simposium nasional tentang “Dunia Jungkir Balik Budi Darma” telah berhasil menarik dan memotivasi generasi muda dalam memperdalam ilmu sastra dan menciptakan sebuah karya yang kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H