Berbicara tentang judul simposium, kata-kata “ Jungkir Balik ” menjadi singgungan terhadap proses kreatif Pak Budi Darma dalam menciptakan karya-karyanya.
“....tidak perlu mengonsepkan dulu apa temanya, bagaimana alurnya, bagaimana penokohannya, dan tetek bengek lainnya (Darma, 1983: 87-8)”.
Salah satu proses kreatifnya adalah ketika dia ingin menulis sesuatu, dia tidak pernah mempersiapkan apapun. Dia hanya mengambil secarik kertas dan bolpoin lalu menulis hingga menjadi sebuah karya. Tampaknya sebuah karya tercipta tanpa memandang situasi dan kondisi.
Selain itu, konsep penulisannya selalu melibatkan pengarang yang memiliki hubungan dengan masyarakat, sistem politik, sosial, dan ekonomi karena baginya, sastra adalah medan intellektual.
Simposium nasional terbaik ini menarik perhatian para peserta yang membuat mereka semakin terkesan dan terinspirasi dengan karya-karya Pak Budi Darma.
Telah dilakukan wawancara dengan salah satu peserta tentang pendapatnya terhadap acara ini “ Menurut saya simposium ini adalah acara yang bagus. Saya sangat terkesan dengan salah satu materi yang dibawakan oleh Pak Seno Gumira yaitu tentang proses kreatif Pak Budi Darma dalam menulis. Tidak mudah bagi sebagian orang untuk dapat menuangkan pikiran mereka ke dalam tulisan dari apa yang baru saja mereka lihat. Apalagi tulisannya tanpa dikoreksi kembali”. Ujarnya
Dapat disimpulkan bahwa simposium nasional tentang “Dunia Jungkir Balik Budi Darma” telah berhasil menarik dan memotivasi generasi muda dalam memperdalam ilmu sastra dan menciptakan sebuah karya yang kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H