Artikel ini Merupakan Bukti dari Tugas Mata Kuliah Praktik Perencanaan Kesejahteraan Sosial dengan dosen pengampu, Dr. Hairani Siregar S.Sos., M.SP. Disini Kami Mengintervensi Mantan seorang pecandu Narkoba.
narkoba, dan alasan di balik fenomena ini seringkali kompleks dan beragam. Salah satu faktor utama adalah pelarian dari realitas; banyak individu menggunakan narkoba sebagai cara untuk mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional yang menyakitkan.Â
Banyak orang terjebak dalam jeratanDalam momen-momen berat, narkoba dapat memberikan sensasi euforia yang seolah menghapus beban hidup, meskipun untuk waktu yang singkat.Â
Rasa ingin tahu, terutama di kalangan remaja, menjadi pendorong kuat untuk mencoba zat terlarang. Namun, sekali mencoba narkoba, keluar dari cengkeramannya bisa menjadi hal yang sangat sulit.Â
Penyembuhan melalui rehabilitasi juga tidak murah, dan tidak semua pengguna narkoba berasal dari kalangan yang mampu secara finansial untuk mendapatkan perawatan sesuai keinginan mereka.Â
Dalam beberapa kasus, barang-barang berharga di rumah terpaksa dijual demi memenuhi kebutuhan akan zat terlarang. Kesembuhan dari kecanduan adalah sesuatu yang patut disyukuri, tetapi banyak tantangan yang harus dihadapi oleh mantan pengguna narkoba, termasuk klien saya, GETO.
GETO (nama samaran), seorang pria berusia 40 tahun yang tinggal di titi rantai Kecamatan Medan baru, merupakan mantan pengguna narkoba yang berhasil sembuh setelah menjalani rehabilitasi selama 6 bulan yang di Medan.
Meskipun GETO telah berhasil mengatasi kecanduannya dan tidak menggunakan narkoba selama empat tahun terakhir, dampak sosial dari kebiasaannya masih terasa.Â
Ibunya melaporkan bahwa pengedaran narkoba di lingkungan mereka sudah melandai, dan ia merasa yakin bahwa GETO benar-benar sembuh. Namun, stigma yang melekat pada statusnya sebagai mantan pengguna narkoba sering kali menciptakan hambatan saat ia melamar pekerjaan.Â
Tantangan Mantan Pecandu Narkoba
Meskipun keluar dari kecanduan narkoba adalah pencapaian besar, perjalanan menuju kesejahteraan yang utuh masih memiliki banyak tantangan. Dalam filosofi pemulihan ini, penting untuk menyadari bahwa kesembuhan tidak hanya berhenti pada penghindaran zat terlarang, tetapi juga mencakup pemenuhan kebutuhan mental, emosional, dan sosial.Â