Mohon tunggu...
Fahrijal Nurrohman
Fahrijal Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hey there! I am using Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Tuhan Tidak Perlu Dibela #1

4 Juli 2023   21:36 Diperbarui: 4 Juli 2023   21:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuhan Tidak Perlu Dibela, oleh: Abdurrahman Wahid | Foto: Dok Pribadi

Berbeda dengan Amien Rais. Menurutnya, pelestarian agama Islam tidak akan lepas dari adanya kekuasaan yang dimiliki oleh umat Islam. Oleh sebab itu perlu kiranya umat Islam juga turut memperhatikan pentingya pendirian partai politik yang berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam. Ahmad Syafi'i Ma'arif juga memberikan pandangannya tentang bagaimana cara atau upaya untuk melestarikan nilai-nilai ke-Islaman. 

Beliau lebih condong mengikuti pandangan Nurcholis Madjid yang lebih mengedepankan kultural Islam, namun beliau juga tetap mendukung adanya upaya untuk masuk ke tubuh pemerintahan sebagai upaya pelestarian nilai-nilai Islam yang lebih luas. 

Walaupun ketiganya mempunyai berbagai pandangan yang saling bertolak belakang, namun mereka tetaplah berada dalam kesatuan yang begitu indah. Pada dasarnya, para pendekar dari Chicago ini ingin melestarikan nilai-nilai yang ada dalam agama Islam agar tidak mengalami degradasi bahkan pencemaran.

Bab 2. Lebaran Tanpa Takbiran

Tak terasa tahun ini kita sudah melewati 2 hari raya, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Bicara tentang hari raya, kita tidak lepas dari perdebatan yang saya kira selalu berulang setiap tahunnya. 

Permasalahan yang saya sendiri sudah mulai bosan untuk mengikutinya. Antara rukyatul hilal atau metode hisab, keduanya adalah metode yang digunakan dalam menentukan tanggal dan bulan dalam hitungan hijriah. 

Dan kedua metode inilah yang selalu kita perdebatkan. Namun menarik untuk diketahui, bahwa antara NU dan pemerintah pernah mengalami perbedaan dalam menetapkan hari raya. Kalau sekarang mungkin kita sering mendengar bahwa Muhammadiyah sering berbeda dengan pemerintah dalam menetapkan hari raya. 

Perbedaan penetapan hari raya antara NU dan pemerintah pernah terjadi pada tahun 1994, dimana NU lebih dulu menetapkan hari raya daripada pemerintah. Kita analogikan NU menetapkan hari senin sedangkan pemerintah menetapkan hari selasa. 

Namun demikian hal ini ternyata tidak menjadi masalah pada waktu itu. Justru dengan terjadinya perbedaan penetapan antara NU dan pemerintah, malah memunculkan budaya baru di kawasan Jakarta. Warga NU yang seharusnya berlebaran dahulu tidak melaksanakan penyambutan yang besar. 

Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap saudara-saudara muslim lain yang masih meyakini hari itu masih puasa. Bahkan mereka juga melaksanakan shalat id pada hari yang sudah ditetapkan pemerintah. 

Rasa toleransi malah muncul dari adanya perbedaan. Tidak penting mana yang lebih tepat antara rukyatul hilal ataupun hisab, sebab keduanya mempunyai metodologinya sendiri. Yang paling penting adalah kembali menjadi bersih dan suci kembali dengan menebar rasa kasih sayang yang diwujudkan dengan sikap toleransi terhadap sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun