"Kalau tidak ada yang mengaku, bapak tidak akan membubarkan barisan ini"
"Saya kyai", seorang anak kecil dari trio nakal maju ke depan. Ali. Ali maju menuju tempat berdiri kyai
"Siapa lagi yang selain kamu yang mencuri buah mangga itu Ali?"
"Tidak ada kyai, hanya saya seorang", Ali mencoba melindungi teman-temannya.
"Oh, kamu mau mencoba menjadi pahlawan bagi teman-temanmu. Baiklah kalau begitu, kamu akan menanggung resikonya", Kyai memandang Ali dengan tatapan tajam "Sebagai hukuman atas pencurianmu itu, kamu harus membersihkan kamar mandi di gedung sekolah madrasah itu"
Ali hanya bisa menelan ludah. Tapi mau bagaimanapun Ali harus menjadi orang yang bertanggung jawab. Setidaknya itu yang dikatakan ayahnya sebelum meninggal.
"Maaf ya Ali, aku dan Udin tidak bisa bantu. Soalnya aku dan Udin disuruh langsung pulang setelah mengaji", Bejo menyampaikan alasannya.
"Tak apa Jo, anggap saja ini olahraga buat aku hehe", begitu pikir Ali.
"Iya Ali, terima kasih ya sudah membantu kami", sekarang terima kasih. Cuma terima kasih, tidak kurang tidak lebih.
"Sama-sama Jo", Ali hanya tersenyum.
Tapi dari sana, ada seorang anak perempuan yang baru pertama kali melihat ada anak yang begitu berani melindungi teman-temannya. Saat melihat Ali yang sedang membersihkan kamar mandi sendirian, anak perempuan itu mencoba mendekati Ali