Namanya juga anak kecil. Mereka masih belum bisa berfikir lebih jauh. Jadilah mereka bertiga sepakat untuk mengambil buah mangga yang ada di depan rumah kyai.
"Oke nanti malam kita kumpul di rumahku ya. Aku kasih tau rencananya gimana", Bejo memberi tahu kedua temannya.
"Siap Jo", jawab Ali dan Udin kompak.
Rumah kyai terletak di belakang bangunan sekolah madrasah yang beliau kelola. Rumah kyai terlihat asri dengan taman bunga di depan rumah. Para santri yang mengabdi di rumah kyai yang menanam bunga-bunga itu. Disana juga ada kolam kecil yang berisi ikan-ikan koi. Kalau dalam agama Islam, ikan-ikan itu mendoakan orang-orang yang menuntut ilmu. Mungkin hal itu yang melatarbelakangi adanya kolam kecil itu.
"Kalian lama banget sih Ali, Udin!", Bejo terlihat kesal karena sudah lama menunggu kedua temannya itu.
"Maaf Jo. Tadi masih disuruh injak-injak bapakku"
"Wah, kamu durhaka Din. Masa' bapakmu kamu injak-injak", Ali berkelakar
"Ya bukan diinjak-injak yang itu. Kamu mau aku pukul pakek senter ini?", Udin bersiap-siap memukulkan senter ke Ali lantaran jengkel.
"Hahaha... Aku cuma bercanda Din. Kamu gitu aja kok marah sih", Ali cuma terkekeh.
"Udah-udah. Kalian udah nyiapin barang-barang yang aku minta tadi belum?", Bejo mencoba untuk menghentikan pertengkaran Ali dan Udin.
"Udah ini", Ali dan Udin menunjukkan senter dan galah yang mereka bawa.