Perempuan yang telah membuat Ali penasaran selama seminggu ini telah menunggu di ayunan di samping mushola. Ali yang masih bingung mencoba mendekat dan duduk di sebelahnya. Ada dua ayunan disana. Mereka berdua masih diam satu sama lain.
"Kamu benar-benar tidak mengingatku Ali?", Perempuan itu membuka pembicaraan. Ali yang mendengar pertanyaan itu hanya menggeleng.
"Hahaha. Kamu ini memang pelupa ya Ali. Atau kamu hanya pura-pura lupa"
"Aku benar-benar tidak kenal sama kamu", akhirnya Ali berbicara.
"Huft. Mungkin dengan berjalannya waktu kamu akan ingat sendiri Ali", mereka saling diam lagi.
"Ali", perempuan itu mencoba untuk mengembalikan ingatan Ali "Dulu aku ingat ada seorang anak perempuan yang sedang menangis karena terjatuh dari sepeda. Lalu ada anak laki-laki yang melihatnya. Seketika dia berlari menghampiri anak yang terjatuh itu dan membantunya berdiri. Karena anak perempuan itu kakiknya terluka cukup parah, akhirnya anak laki-laki itu menggoncengnya dan mengantarkannya pulang. Berawal dari sana, akhirnya mereka dua menjadi teman yang cukup akrab dan sering bermain bersama", perempuan itu menghentikan ceritanya. Ali masih khidmat mendengarkan cerita perempuan itu.
"Lalu karena suatu peristiwa yang entah sampai sekarang aku belum mengetahuinya, kedua anak itu akhirnya terpisah. Dan tidak ada kabar lagi setelah itu. Anak perempuan yang merasa kehilangan itu berusaha mencari kemana anak laki-laki itu pergi. Hingga akhirnya suatu ketika Tuhan mendengar doanya. Anak perempuan itu akhirnya bertemu dengannya di tempat yang tidak biasa. Di pasar malam tepatnya", perempuan itu menghentikan ceritanya lagi. Diam lagi. Ali yang mendengar hal itu sudah pasti dapat menyimpulkan bahwa tokoh yang perempuan ceritakan itu adalah dirinya. Namun Ali tetap tidak dapat mengingat siapa perempuan yang sedang ada di depannya itu.
"Ah, sepertinya Abah sudah selesai. Baiklah Ali, mungkin kamu memang tidak ingat. Lain kali kalau kita bertemu lagi akan aku ceritakan banyak hal tentang dua anak kecil itu. Aku pamit dulu Ali. Assalamu'alaikum", perempuan itu bergegas pergi meninggalkan Ali.
"Wa'alaikumussalam", Ali hanya terdiam memandangi punggung perempuan itu yang semakin menjauh. Bukan karena apa, tapi ada hal yang lebih membuat Ali kaget.Â
"Dia tadi memanggil Kiai Anwar dengan sebutan Abah?", pertanyaan yang akan membuat Ali tidak bisa tidur lagi untuk beberapa malam ke depan.
***