Mohon tunggu...
Fahrijal Nurrohman
Fahrijal Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hey there! I am using Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Rembulan di Kelopak Matamu #3

11 Agustus 2022   21:00 Diperbarui: 11 Agustus 2022   21:00 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudahlah terima saja, toh itu sesuai dengan namamu yang artinya tinggi. Yang tinggi itu cocoknya ditaruh yang paling atas", Pak Slamet menjawab dengan santai. 

"Kan masih ada pemuda lain yang bisa menjadi ketua", Ali berusaha keras menolak posisi itu.

"Kamu ini jadi cowok cerewet banget Ali. Habis ini bapak beliin kamu kerudung aja, biar cocok sama sikap cerewetmu itu", bapak-bapak yang nimbrung dalam obrolan itu tertawa. Ali hanya bisa pasrah, mengingat posisi Pak Slamet sebagai ketua takmir. Dan beruntung acara pada malam ini berjalan dengan lancar.

"Terima kasih kepada seluruh teman-teman panitia yang ikut berpartisipasi dalam acara malam hari ini", Ali memberikan sambutan "Dan khususnya kepada Bapak Slamet, Ketua Takmir Mushola Darun Najah yang telah memaksa saya menjadi ketua panitia. Hal itu akan saya ingat seumur hidup saya", audien yang mendengarkan itu tertawa. Warga sekitar memaklumi Ali mengatakan hal demikian, karena memang Ali dengan Pak Slamet sering bergurau dan saling sindir satu sama lain. Pak Slamet yang disebut saat itu hanya bisa nyengir.

"Baiklah, sekian dari saya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", Ali menutup sambutannya.

"Selanjutnya adalah acara inti. Yaitu mau'idhah hasanah dari Kiai Anwar Muchlis dari Banyuwangi. Kepada beliau kami persilahkan", MC mempersilahkan kepada yang bersangkutan. 

Kiai Anwar segera menaiki panggung dan duduk di kursi yang telah disediakan oleh panitia. Karena pengajiannya dijadwalkan berjalan sekitar 1 jam, Ali memutuskan untuk istirahat sebentar di belakang mushola.

"Halo Ali, kita ketemu lagi", tiba-tiba ada perempuan yang menyapa Ali dari belakangnya.

Ali yang sedang meneguk teh seketika terbatuk-batuk, karena mendengar suara itu. Orang-orang yang sedang disekitar Ali seketika memandang perempuan yang menyapa Ali. Ali yang masih terbatuk-batuk mencoba menoleh ke belakang, mencoba memastikan lagi bahwa dia tidak salah dengar. Dan memang benar dia tidak salah dengar, perempuan yang ada di belakangnya adalah perempuan yang seminggu lalu menyapa dia di pasar malam.

"Ali, kita bisa bicara sebentar? Ada sesuatu yang mau aku omongin", Perempuan itu mengajak Ali berbincang empat mata. Ali yang mendengar hal itu diam sejenak untuk kemudian mengikuti langkah orang yang menyapanya seminggu lalu di pasar malam. Orang-orang yang melihat hal itu mencoba menggoda Ali.

"Cieilah. Ternyata Ali udah punya calon rupanya. Hahaha", Ali tidak menanggapi gurauan teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun