Mohon tunggu...
Fahrijal Nurrohman
Fahrijal Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hey there! I am using Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjadi Manusia Tangguh dengan Filsafat Teras

31 Mei 2021   12:41 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:42 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
crowndistilleries.com

crowndistilleries.com
crowndistilleries.com
Dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, kita disuguhkan filsafat yang jauh dari kata njlimet dan sulit. Filsafat yang identik dengan pembahasan yang sulit dan mengantuk berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan dalam buku tersebut. Malah penulis merasa sangat enjoy saat membaca buku tersebut. 

Dan sudah pasti di dalamnya ada banyak sekali kiat-kiat bagaimana cara kita menghadapi kehidupan ini dengan filsafat stoa atau filsafat teras. Diantara hal yang bisa dijadikan sebagai salah satu kiat dalam menjalani hidup masa kini adalah sebagai berikut:

1. Berhenti memikirkan sesuatu yang diluar kendali kita

Di dunia ini ada sesuatu yang bisa kendalikan namun ada juga yang tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya. Contoh hal yang bisa kita kendalikan adalah belajar, makan, minum, pendapat kita sendiri dan sebagainya, sedangkan contoh hal yang tidak bisa kita kendalikan adalah kesehatan, kekayaan, macet di jalan, pendapat orang lain dan sudah pasti kematian. 

Seperti cerita Zeno diatas, sudah sepatutnya kita tidak memikirkan sesuatu yang mana itu tidak bisa kendalikan. Dengan demikian, kita tidak akan terus terpuruk dengan ketika kita mendapatkan suatu masalah. 

Begitu juga cara kita menyikapi kematian. Epictetus mengatakan, "ketika engkau mencium anak atau istrimu, anggaplah engkau hanya mencium manusia". maksud dari Epictetus ini adalah kita harus bisa menyikapi segala sesuatu dengan rasional, dengan berfikir manusia adalah makhluk yang fana kita tidak akan terus-terusan bersedih dan akan lebih menghargai ketika bersama orang-orang yang dekat.

2. Segala sesuatu ada hukum sebab akibat, sekecil apapun itu.

Pernahkah kalian berpikir bahwa kepakan kupu di Amerika bisa menyebabkan badai di China? Inilah yang disebut dengan Butterfly Effect. Hanya karena kepakan kupu-kupu di Amerika pada tempat dan waktu yang tepat bisa menyebabkan badai yang dasyat di China. 

Inilah yang dinamakan dengan hukum sebab akibat. Begitu juga dengan kehidupan kita di dunia, semua pasti berkaitan dengan hukum sebab akibat. Bahkan kelahiran kira di dunia ini pun berasal dari hukum sebab akibat. 

Oleh sebab itu tidak usah terlalu pusing ketika kita mengalami kegagalan dalam hidup ataupun senang dengan kesuksesan yang kita raih. Jika kita mau berpikir, akan ada banyak sekali faktor yang menjadi penyebab kegagalan dan kesuksesan kita. Dengan demikian kita tidak akan terlalu terbawa oleh kesedihan atau kegembiraan itu. karena kita tidak punya kendali atas kesedihan atau kegembiraan yang akan kita alami

Dan masih banyak lagi tulisan-tulisan yang bagus dalam buku ini. Dan buku ini bisa menjadi pedoman kita dalam menghadapi kehidupan masa depan yang penuh dengan tanda tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun